Muhamad Pribadi. Foto ist |
Bandarlampung- Sudah ramai di media sosial (Medsos) dan di berbagai daerah, soal aktivis politik Neno Warisman yang kembali jadi sorotan publik setelah spanduk yang berisi penolakan atas kehadirannya muncul di Depok, Jawa Barat.
Aksi penolakan terhadap ustazah itu juga sempat terjadi di Batam, Kepulauan Riau.
Dilansir di beberapa media, aksi penolakan gerakan diduga bermuatan politis yang menggunakan agama itu terlihat dalam selembar spanduk yang dibentangkan di kawasan Grand Depok City, Sukmajaya, Depok. Pada spanduk itu tertulis, “Warga Depok Menolak Kedatangan Neno Warisman Menggunakan Agama Untuk Misi Politik Tolak Politisasi Agama. NKRI Harga Mati.”
Hal tersebut tak lepas juga dari sorotan masyarakat Lampung yang tidak ingin terjadi kegaduhan dan perselihan yang akan menimbulkan perpecahan di tengah-tengah masyarakat awam yang tidak paham dengan politik, dan hal itu menjadi perhatian khusus bagi GP Ansor dan Pasukan Banser Kota Bandar Lampung khususnya yang selalu ingin menjaga persatuan dan kesatuan di atas perbedaan di Tanah Sai Bumi Ruwai Jurai tersebut.
Terkait hal tersebut Komandan Banser Bandar Lampung Muhammad Pribadi mengatakan, Banser NU dan srluruh Banom NU yang ada di Kota Bandar Lampung, ingin Bumi Lampung jauh dari kegaduhan-kegaduhan yang timbul akibat praktik politik praktis.
Apalagi kata dia, yang dibawa adalah agama yang dipolitisasi dengan tujuan meraih suara rakyat demi kepentingan politik.
“Seperti yang (diduga) dilakukan oleh Nemo Warisman di berbagai daerah dengan mengkampanyekan tagar #2019gantipresiden. Itu sangat mengganggu keberlangsungan persatuan dan kesatuan yang selama ini dibangun di Lampung,” jelas Kang Mamat panggilan akrab kasatkorcab Banser Bandar Lampung, Rabu (15/8).
Bahkan Kang Mamat sudah menginstruksikan pasukan Bansernya agar selalu siap untuk melawan kegiatan-kegiatan politik yang membawa-bawa agama di dalamnya.
“Kalau ada yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat di Lampung, seperti Nemo Warisman dengan kampanye ganti Presidennya, yang akan memperkeruh suasana di Lampung akan berhadapan langsung dengan kami Banser NU,” tegasnya.
Hal itu sesuai dengan Pernyataan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekaligus Ro’is Am PBNU Prof.Dr. K.H Ma’ruf Amin menanggapi gerakan 2019 ganti presiden. Dia mempersilakan bila ada sebagian masyarakat membuat gerakan ganti presiden, asal dengan etika, konstitusional dan demokratis.
Hal tersebut diungkapkan sosok Ulama kharismatik yang merupakan Cucu Syekh Nawai Banten saatdagang menghadiri Harlah Nahdlatul Ulama (NU) ke-92, sekaligus melantik pengurus cabang NU Kota Serang di alun-alun barat, Selasa (24/4).