Suasana panen |
Mesuji- Kabupaten Mesuji merupakan kabupaten yang mempunyai potensi besar sebagai penghasil beras. Karena Mesuji memiliki areal persawahan yang cukup luas.
Seperti halnya sekarang petani padi di tiga kecamatan yaitu kecamatan Mesuji, Mesuji Timur dan kecamatan Rawajitu Utara mulai panen gadu tahun 2018. Namun sangat disayangkan karena setiap panen tiba padi banyak yang dijual keluar wilayah Mesuji oleh para petani.
Sekretaris Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Mesuji Rosiddin tidak menampik hal tersebut. Ia mengatakan Kabupaten Mesuji memiliki lahan produksi pertanian sawah seluas 32.164 Hektar dan mampu menghasilkan sekitar 200 ribu ton lebih beras setiap panen. Namun dia mengakui kalau padi Mesuji banyak yang dijual keluar oleh para petani.
“Salah satu potensi Kabupaten Mesuji yaitu sebagai penghasil beras dan kita akui setiap panen padi banyak yang dijual ke tengkulak atau pembeli dari luar Mesuji, karena persaingan harga dan kita tidak bisa melarang petani,” jelas Rosidin kepada Suryaandalas, Senin (03/09/2018).
Persaingan harga para pembeli, membuat para petani bisa memilih calon pembeli hasil panen mereka. Dan Pemkab Mesuji belum mampu untuk menampung hasil panen petani secara keseluruhan karena keterbatasan anggaran.
” Ya Pemda belum bisa membeli padi petani semua tapi kita selalu menyarankan agar petani bisa menjual dalam bentuk beras agar petani bisa lebih untung dari penjualan beras dari pada menjual dalam bentuk gabah,” imbuhnya.
Panen musim gadu atau musim kemarau tidak jauh berbeda dengan musim panen rendeng (hujan) menurut Rosidin petani Mesuji pada musim gadu sekarang dalam 1 hektar bisa mendapatkan hasil 3-4 ton/hektar sedangkan pada musim hujan bisa dalam 1 hektar bisa mendapatkan 5,2 ton/ hektar.
“Untuk harga gabah setelah panen Rp 3.400 dan gabah gering bisa mencapai Rp 4.000/kg dan yang jelas untuk beras kabupaten Mesuji bisa surplus jika tidak banyak yang keluar,” tukasnya. (Misdi)