Suasana diskusi. Foto ist |
Bandarlampung- Kelompok studi kader (Klasika) menggelar diskusi kebangsaan, Sabtu (03/11/2018) malam.
Dalam diskusi Klasika tersebut membahas keadaan anak muda jaman sekarang yang lupa makna nasionalisme.
Narasumber diskusi, Dr Rudi DH LLM menjelaskan banyak kajian keislaman di tempat-tempat pendidikan tidak menunjukan identitas nasionalisme.
Baca: Peringati hari Sumpah Pemuda, Klasika Gelar Diskusi Publik
“Mulai dari cara berpakaian hingga cara berinteraksi kita menghilangkan nasionalisme. Efeknya dalam survey yang saya lakukan pada mahasiswa saya, banyak mahasiswa yang tidak tahu tentang sejarah pergerakan nasional,” ujar ketua PW Lakpedam NU Lampung itu.
Kemudian narasumber lain, Alexander GB menambahkan ada pergeseran budaya yang dialami oleh anak muda dari era 1928 dulu hingga sekarang era milenial sekarang. Anak muda sekarang terlalu disibukan dengan simbol-simbol hingga melunturkan rasa nasionalisme.
“Kondisi sekarang ini terjadi karena kurangnya ruang-ruang untuk segmen nasionalisme, mulai dari media hingga kampus-kampus itu tidak ada ruang untuk berbicara hal tersebut dan menjaga kesehatan nalar,” ujar pegiat teater itu dalan materinya.
Founder Klasika, Chepry C Hutabarat dalam materinya menjelaskan, anak muda sekarang sangat disibukan dengan dirinya sendiri yang bersifat lahiriah. Hal tersebutlah yang akhirnya melupakan nasionalisme yang berada dalam aspek batiniah.
“Kita harus terus melakukan kritik pada diri kita masing-masing terhadap hal-hal yang sifatnya positivistik termasuk keributan sekarang di media sosial hingga lembaga pendidikan” tegas Bang C sapaan akrabnya.
Ketiga pemateri tersebut mengajak para peserta diskusi untuk merefleksikan kembali nasionalisme. Anak muda selain sibuk dengan jargon-jargon dan simbol-simbol, maka harus tetap merawat dan mempertajam nalar kritis.
Diskusi ini dilaksanakan di halaman rumah ideologi Klasika, di Jalan Sentot Alibasa, Gang Pembangung E/A5, Sukarame, Bandarlampung. Peserta diskusi terdiri dari beberapa Organisasi kepemudaan di Bandar Lampung.