Foto ist |
Maluku – Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional I yang berlangsung di Ambon pada 26 Oktober – 2 November 2018, sukses menjadi ajang mempererat persaudaraan umat beragama melalui berbagai kompetisi asah bakat yang digelar.
Dalam kegiatan tersebut diharapkan dapat menegaskan kembali kepada publik, untuk tetap menjaga dan memelihara nilai-nilai kebangsaan. Khususnya yang tertuang dalam kebinekaan, terutama bagi generasi penerus untuk membangun bangsa Indonesia ke depan. Kebhinekaan adalah kekayaan besar yang dimiliki bangsa dan harus dapat dipertahankan.
Kegiatan yang mendapat apresiasi Presiden RI Jokowi dengan ditutup langsung Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Yohana Susana Yambise mengharapkan, Ajang Pesparani yang mengangkat tema Merajut Persaudaraan Sejati dapat menjadi pesta persaudaraan, pesta kerukunan dan pesta kebersamaan dengan tetap semangat meraih prestasi terbaik.
“Pesparani sangat di apresiasi Presiden RI sebagai ajang menjaga tumbuhnya benih persaudaraan sejati dan toleransi antar umat,” ujar Yohana.
Selanjutnya kebanggaan untuk tim Lampung meraih dua emas, tiga perak, dan satu perunggu pada Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik Nasional I di Ambon.
Pesparani Katolik Nasional yang pertama itu digelar di Ambon, Maluku. Tim asuhan Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesta Paduan Suara Gerejani Katolik Daerah (LP3KD) Provinsi Lampung itu diharapkan terus mengasah bakat dan talenta bernyanyi.
“Selamat kepada seluruh anggota tim atas perolehan prestasi yang membanggakan pada ajang tingkat nasional ini. Semoga prestasi ini memacu semangat anggota tim untuk meningkatkan kemampuannya,” kata Ketua Umum LP3KD Provinsi Lampung, Hartarto Lojaya, Rabu, 7 November 2018.
Dia memerinci gelar juara pertama dan berhak atas emas didapatkan tim mazmur remaja dan paduan suara dewasa gregorian. Sementara perak diraih tim mazmur anak, mazmur dewasa, dan paduan suara dewasa campuran. Lalu, perunggu didapatkan pada lomba bertutur kitab suci.
Hartarto mengungkapkan waktu persiapan hanya sekitar empat bulan baik untuk seleksi dan maupun sebagai perwakilan di tiap mata lomba. Kontingen Lampung terdiri atas 73 orang yang terdiri dari 39 peserta.
Mata lomba yang diikuti adalah renungan biblis, cerdas cermat rohani (CCR) remaja, CCR anak, mazmur anak, mazmur remaja, mazmur dewasa, dan paduan suara.
Pada kegiatan itu, kontingen Lampung juga membawa kopi dan kerajinan oleh-oleh khas Lampung. Hal itu dilakukan untuk memperkenalkan kuliner dan budaya khas Lampung.
Dia mengakui perolehan medali itu memang membanggakan, tetapi ada yang paling utama yaitu kebersamaan. (*)