Alfanza Eka Wijaya Bibit Emas Lampung

BANDARLAMPUNG, (lp.1) – Nama Alfanza Eka Wijaya mungkin belum setenar para atlet nasional, namun jejak prestasinya telah melintasi sekat usia, bidang, bahkan batas negara. Lahir di Bandar Lampung, 4 Juli 2008, putra bungsu dari pasangan Zaini Tubara dan Agustina Roharjani ini membuktikan bahwa usia muda bukan halangan untuk menjadi yang terbaik.

Alfanza adalah anak keempat dari empat bersaudara, dengan kakak-kakaknya yang juga telah menorehkan capaian di bidang masing-masing. Kakaknya yang sulung, Roza Lavenia, dan Elza Zaini Putri, adalah ASN, sementara sang kakak ketiga, Mayza Astri Jayani, tengah menempuh studi di Poltekkes jurusan D4 Kebidanan.

Namun, nama Alfanza mulai bersinar bukan hanya karena latar keluarganya yang berprestasi, tetapi karena kegigihannya sendiri. Sejak duduk di bangku SDN 1 Sukamaju, Bandar Lampung, prestasi akademiknya nyaris tanpa cela, selalu meraih peringkat pertama dari kelas 1 hingga 6.

Perjalanan gemilangnya berlanjut di SMPN 3 Bandar Lampung. Ia tak hanya menjadi siswa berprestasi di kelas, tapi juga dinobatkan sebagai lulusan peringkat tiga umum. Tak heran, saat mengikuti seleksi masuk SMA Kebangsaan Kalianda melalui jalur Bibit Unggul, seleksi ketat yang melibatkan peserta dari 30 Provinsi, ia berhasil masuk dengan peringkat tujuh dari 15 siswa yang diterima secara nasional.

Kini di kelas XII SMA Kebangsaan Kalianda, Alfanza terus menunjukkan konsistensinya. Di kelas X ia meraih peringkat ketiga, lalu naik menjadi peringkat pertama di kelas XI.3 dan menempati posisi kedua secara umum di tingkat kelas XI. Salah satu torehan akademik terbaiknya adalah saat menyabet Medali Emas Matematika pada ajang K2SN tahun 2024 kompetisi sains bergengsi tingkat nasional.

Tak hanya tajam di bidang akademik, Alfanza juga mengasah insting strategisnya lewat olahraga catur dan hasilnya luar biasa. Sejak SD, ia sudah mencicipi podium juara. Dimulai dari Juara 3 pelajar SD tingkat provinsi Lampung di Metro, hingga Juara 1 kategori SD tingkat Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) di Kabupaten PALI, Sumatera Selatan.

Semangat bertanding dan kecerdikan strategi membawanya hingga level internasional. Ia pernah mewakili Indonesia di ajang ASEAN Chess Championship kategori Junior di Malaysia, dan berhasil masuk sepuluh besar, prestasi yang tak banyak dicapai atlet catur seusianya.

Di tingkat nasional dan regional, Alfanza mengoleksi medali demi medali:

Medali Emas Kejurda Pesisir Barat kategori U-9, Medali Emas Kejurnas U-12, Dua emas dan satu perak di PORPROV 2022, Juara 3 Walikota Cup, Medali Emas Kejurda kategori U-19, Wakil Lampung dalam Kejurnas U-17, dan masih banyak prestasi lainnya yang mengharumkan nama sekolah, daerah, bahkan negara.

Sosok remaja ini dikenal tekun dan disiplin. Guru-guru di SMA Kebangsaan menyebut Alfanza sebagai murid yang pantang menyerah dan cepat menyerap pelajaran. Kombinasi antara akademik dan non-akademik yang seimbang menjadikannya profil pelajar ideal masa depan Indonesia.

“Anak ini memang punya daya juang tinggi. Bakatnya luar biasa, tapi kerajinannya yang membuat ia berbeda,” ujar salah stu guru pembimbingnya di SMA Kebangsaan.

Dengan sederet prestasi sejak dini, bukan tidak mungkin Alfanza Eka Wijaya akan menjadi sosok yang menginspirasi generasi muda Lampung dan Indonesia. Apakah di jalur pendidikan, olahraga, atau bahkan keduanya, masa depan terbuka lebar bagi pemuda bertalenta ini.

“Alfanza adalah bukti bahwa kombinasi dukungan keluarga, ketekunan belajar, dan semangat berkompetisi bisa mencetak generasi emas dari tanah Sai Bumi Ruwa Jurai,” ujar sang ayah, Zaini Tubara, penuh haru. (Junis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *