JAKARTA—Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung terus berupaya meningkatkan dan memperluas pasar hasil pertanian dan peternakan ke Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Langkah ini sebagai upaya memperkuat posisi Lampung sebagai lumbung pangan nasional sekaligus meningkatkan pendapatan petani
Langkah itu diwujudkan melalui penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) strategis antara Pemerintah Provinsi Lampung dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (15/4/2025). Kerja sama ini memperkuat sinergi pembangunan daerah melalui transformasi digital dan penguatan ketahanan pangan.
Penandatanganan ini menjadi tonggak awal kolaborasi dua provinsi dengan karakteristik ekonomi dan geografis yang saling melengkapi.Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyampaikan kerja sama ini bukan hanya seremoni administratif.
Melainkan langkah konkret untuk mempercepat transformasi pelayanan publik di Provinsi Lampung. Salah satu sorotan utama adalah adopsi aplikasi Super-APP JAKI (Jakarta Kini) milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang terbukti sukses menjadi asisten digital warga ibu kota.
“Kami tidak ingin berjalan pelan-pelan sambil meraba-raba. Kami ingin belajar dari yang jatuh-bangun, yang sudah diuji sistemnya, dan terbukti diterima warga,” tegas Gubernur Mirza.
Langkah ini sejalan dengan visi-misi Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung 2025–2030, yaitu “Bersama Lampung Maju Menuju Indonesia Emas” dengan fokus utama pada pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri dan inovatif. Kerja sama pada pembangunan aplikasi JAKI menurut Gubernur Mirza dapat menjadi entry point kolaborasi yang lebih luas.
Data dari Dinas Kominfotik DKI Jakarta menunjukkan bahwa per Januari 2025, aplikasi ini digunakan oleh lebih dari 6,8 juta pengguna aktif, mencatat lebih dari 20 juta interaksi layanan publik setiap bulannya. Efektivitas dan jangkauannya inilah yang mendorong Provinsi Lampung untuk mengadopsinya dalam format yang disesuaikan dengan konteks lokal.
Tingkatkan Pasar Pangan Lampung
Kolaborasi ini tidak hanya berhenti pada sektor digital. Gubernur Mirza secara tegas menyebut potensi besar Lampung sebagai lumbung pangan nasional, dengan kontribusi signifikan terhadap pasokan beras (nomor lima nasional), jagung (nomor tiga nasional), singkong (nomor satu nasional), daging ayam (nomor tiga nasional), pisang (nomor satu nasional), dan nanas (nomor satu nasional).
Di sisi lain, DKI Jakarta sebagai wilayah konsumen terbesar dengan lebih dari 11 juta penduduk memiliki ketergantungan tinggi terhadap pasokan luar daerah. “Sektor ketahanan pangan merupakan yang sangat potensial dan saling menguntungkan, bayangkan jika sistem logistik, distribusi, dan tata niaga pangan antara Lampung dan Jakarta bisa kita kelola secara terintegrasi, efisien, dan digital. Kita bukan hanya menyejahterakan petani dan pelaku usaha kecil di Lampung, tetapi juga menjamin pasokan pangan berkualitas dan harga terjangkau bagi warga Jakarta,” ungkap Mirza.(lis).