Pemprov Lampung Ikuti Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Jelang Ramadan

Bandar Lampung —Pemerintah Provinsi Lampung diwakili oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan (Ekubang) Zainal Abidin, mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah secara virtual yang dipimpin oleh Plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir di Ruang Command Center Lt. II Dinas Kominfotik Provinsi Lampung, Senin (10/02/2025).

Plt. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa Kepala Daerah, khususnya Tim TPID untuk mempersiapkan langkah-langkah pencegahan kenaikan harga yang terjadi saat menghadapi Bulan Suci Ramadan.

“Saya berharap kepada bapak ibu sekalian untuk konsolidasi lagi, terutama Tim TPID dan teman-teman dari kementerian dan lembaga untuk konsolidasi lagi, kita mulai berhitung mempersiapkan sampai dengan hari raya, stok, kemudian angkutan, dan lain sebagainya,” ucapnya.

Tomsi Tohir juga berharap kepada pemerintah daerah untuk melakukan berbagai upaya dan langkah dalam mencegah dan mengantisipasi kenaikan harga.

“Kami berharap betul ada langkah-langkah yang konkret dengan membaca situasi yang terkini untuk bisa nantinya dilaksanakan, terutama kepada teman-teman TPID daerah agar betul-betul serius,” tegasnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam paparannya menyampaikan bahwa secara historis selama 4 tahun terakhir pada bulan Januari selalu terjadi inflasi kecuali di Januari 2025.

Amalia juga menjelaskan bahwa terkait perkembangan inflasi selama momen lebaran, Inflasi pada bulan April 2024 yang bertepatan dengan momen Lebaran, lebih rendah jika dibandingkan dengan Maret 2024 yang bertepatan dengan awal Ramadan.

“Lebaran itu relatif lebih rendah dibandingkan dengan saat puasa. Namun demikian, ini perlu kita waspadai bahwa pada saat awal ramadan di bulan Maret 2024 terjadi inflasi makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,41% tapi kemudian di bulan April setelah lebaran ini tekanan inflasinya berkurang,” ucapnya.

Amalia juga menjelaskan bahwa kelompok yang memberikan andil inflasi terbesar pada bulan ramadan adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau. Kemudian, pada bulan saat Idul Fitri, biasanya kelompok yang memberikan andil inflasi terbesar adalah transportasi.

“Ini mungkin bisa menjadi catatan dan pembelajaran kita untuk bagaimana kita sudah mulai mengantisipasi untuk bulan depan dimana di bulan depan itu Ramadan itu akan berlangsung di awal Maret sampai akhir Maret dan lebarannya diperkirakan mungkin tanggal 31 Maret atau 01 April,” tegasnya.

Terkait Indeks Perkembangan Harga Minggu ke-1 Februari 2025 berdasarkan data SP2KP-pencatatan sd 7 Februari 2025, Amalia juga menjelaskan bahwa terdapat 11 Provinsi yang mengalami kenalkan IPH dan 27 Provinsi yang mengalami penurunan IPH dibandingkan bulan sebelumnya, serta komoditas penyumbang andil terbesar kenaikan IPH di 11 provinsi tersebut adalah Cabai Merah dan Cabai Rawit.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa dalam kesempatan tersebut menegaskan bahwa stok pangan relatif aman, khususnya dalam menghadapi lebaran.

“Secara prinsip kalau kita bicara proyeksi neraca pangan kita maka kondisi semua komoditas kita dalam kondisi aman, artinya beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai besar, kemudian cabai rawit, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, gula konsumsi dan minyak goreng kita relatif memiliki stok yang cukup dalam rangka menghadapi lebaran,” ucapnya.

“Kita sebenarnya secara stok sangat-sangat cukup dalam rangka menghadapi lebaran bahkan dalam rangka menghadapi tahun 2025 sehingga secara prinsip kami sampaikan stoknya relatif aman,” tambahnya.(Dinas Kominfotik Provinsi Lampung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *