Pesawaran – Mantan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kabupaten Pesawaran, Lampung Firman Rusli dianggap sosok paling bertanggung jawab atas perencanaan Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) bernilai miliaran rupiah yang hingga kini kegiatan proyek spam tersebut mangkrak.
Akhirnya ia mensikapi kabar proyek yang belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai penerima manfaat.
Firman Rusli menjelaskan memang benar usulan pekerjaan proyek SPAM pada saat itu dilaksanakan oleh PU Perkim saat dirinya menjabat sebagai kepala dinas, namun hanya sebatas pengusulan, yang kemudian pelaksanaannya dialihkan ke PUPR Pesawaran atas dasar regulasi.
“Memang benar kala itu Perkim pegang peranan pada Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), dari melakukan perencanaan survey, ide, bahkan MOU, tapi mendekati pelaksanaan, SK penerima berubah dialihkan ke PUPR, dan Perkim dicoret dari kegiatan, mulai dari perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, sudah tidak ada lagi. Walaupun benar awalnya kami di tahun 2022, yang kemudian pindah ke PUPR, karena regulasi,” ungkap Firman Rusli, Rabu 30 Juli 2024.
Ia mengaku mendapatkan informasi kondisi saat itu langsung dari Kepala Dinas PUPR Pesawaran Zainal Fikri. Ia mengaku yang hingga kini menjadi persoalan saling tuding kesalahan, adalah kesalahan dan mengikuti analisa awal.
“Yang namanya kelalaian ataupun kesalahan itu ada konsekwensinya, sebab saya juga mengatakan jika saya tidak sanggup saya akan mundur, diawali dengan mengakui adanya kelalaian dan kesalahan di sini, dan mengikuti analisa awal sebagai konsepnya, dan jangan dulu menyelesaikan masalah jika kita belum tau di mana kesalahannya,” tegasnya.
Pada intinya, lanjut Firman Rusli, bahwa Perkim kala itu, hanya melakukan kegiatan di awal, hanya sebatas pengusulan, yang begitu anggaran turun pelaksanaannya dialihkan ke PUPR atas dasar regulasi.
“Mengenai saya dibilang biang kerok dalam hal ini, kita buktikan saja, cukup dengan melihat realita yang ada, akui saja kalau kita lalai dan salah, cari solusi yang terbaik, karena dalam hal ini ada pertanggungjawaban karena mengelola uang negara dan ada konsekwensinya, enggak mungkinlah pekerjaan ini terbayarkan jika belum selesai dikerjakan,” ungkapnya.
Diketahui, tahun 2022 lalu Pemerintah Kabupaten Pesawaran sempat merealisasikan proyek SPAM, namun proyek tersebut kendati dilaksanakan dengan anggaran miliaran rupiah yang terbagi di beberapa titik lokasi hingga saat ini belum bisa dirasakan oleh masyarakat.
Proyek yang menggunakan dana Alokasi Dana Khusus (DAK) tahun 2022 ini seharusnya telah mengalirkan air bersih ke sejumlah titik di antaranya: Desa Kedondong, Pasar Baru, Desa Waykepayang di Kecamatan Kedondong, serta Desa Kubu Batu di Kecamatan Waykhilau. Namun hingga saat ini, air belum mengalir seperti yang diharapkan.
Seorang warga Desa Kedondong mengungkapkan kekecewaannya,yang mana anggaran miliaran rupiah mubadzir karena tidak dapat dirasakan masyarakat
.” Saat Ini sungai dan sumur mulai mengering,dan ini selalu terjadi ketika musim kemarau, sebenarnya proyek SPAM tersebut yang menjadi harapan masyarakat. Namun proyek SPAM harapan masyarakat tidak bisa dirasakan oleh kami, padahal anggaran tersebut sangat besar,” keluhnya.
Rudi Safari, seorang aktivis di Kabupaten Pesawaran, melalui grup WhatsApp menyampaikan kekecewaannya.
“Proyek sebesar itu sudah menghabiskan biaya miliaran rupiah. Masa kalah dengan masyarakat yang hanya menggunakan selang karet atau talang bambu untuk mendapatkan air?” tulis Rudi.
Menanggapi hal ini, Firman Rusli, mantan Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim), yang diduga paling bertanggung jawab atas perencanaan proyek ini.(wan)