Lampung Selatan – Empat karyawan PT San Xiong Steel Indonesia yang beralamat di Tarahan, Katibung, Kabupaten Lampung Selatan mengalami kecelakaan kerja.
Ketua Federasi pergerakan Serikat buruh Indonesia(FPSBI KSN) Yohanes Joko Purwanto menilai kejadian ini kesalah produksi yang tidak bisa menampung sehingga meledak.
“Tunggunya meledak berarti kan tidak mampu menampung itu. Kan panasnya 1.500 derajat. Jadi kan sistem produksinya bermasalah,” ungkapnya, Kamis (9/5).
Ia meminta dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian dan pengawas K3 turun tangan.
“Harusnya ini dilakukan penyelidikan bisa dari pihak Polres. Kemudian pengawas K3 dari Disnaker Lampung harus turun tangan tidak diam-diam saja,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Seperti kejadian sebelumnya di perusahaan ini pihaknya sudah melaporkan ke Disnaker Provinsi namun tidak ada sikap ataupun tindakan.
“lalu kecelakaan kerja kita sudah kita laporkan ke Disnaker Provinsi tidak segera bersikap apa yang harus mereka lakukan dan ini terjadi lagi. Kemudian alat pelindung diri (apd) karyawan tidak ada masa hanya menggunakan jaket levis,harusnya yang tahan api dan disitu juga tidak ada aquadest . K3 nya ini tidak jelas,” pungkasnya.
Diketahui empat karyawan PT San Xiong Steel Indonesia yang beralamat di Tarahan, Katibung, Kabupaten Lampung Selatan mengalami kecelakaan kerja.
Mereka mengalami kecelakaan kerja terluka bakar.
Adapun kejadian nya pada Rabu 8 Mei 2024, sekitar pukul 13.30 WIB.
Ketua Serikat Buruh PT San Xiong Steel Indonesia Hadi Solihin membenarkan ada rekan kerja terbakar saat sedang bekerja.
“Iya benar kejadian itu pukul 13.30 WIB dan mengalami luka bakar ada 4 orang. Saat ini 3 orang sudah di rumah sakit Imanuel BandarLampung,” kata Hadi saat dimintai keterangan, Rabu 8 Mei 2024.
“Korbannya ada 4 orang yang mengalami luka bakar, tapi satu orang belum sempat dirawat,” jelasnya.
Adapun korban Novel mengalaminya luka bakar 70 persen, Faisol 80 persen dan Jefri 30 persen.
“Jadi mereka (para korban) itu sedang membakar pelat besi bekas dek kapal yang ada rongga tabungnya,” katanya.
Tiba-tiba pelat besi yang ada rongga tabung di atas tungku meledak.
Ia mengatakan korban membakar pelat besi tersebut dengan panas volume 1.500 drajat.
“Bahan sudah turun ke dasar tungku dan tak lama kemudian meledak, dan ledakan pertama kecil dan masih terdengar tapi tidak sampai 1 kilometer,” ungkapnya.
Kemudian ledakan kedua seperti ban meledak terdengarnya besar.
“Isi dalam tungku bahan bekas yang dibakar dan cairan itu melompat ke luar, cairan terkena Faisol dan tiga orang lainnya. Kami duga dari kinerja perusahaan yang mengontrol bahannya kurang baik, kalau kami hanya ikut instruksi dari pihak perusahaan saja,” jelasnya.
“Satu orang belum sampai ke rumah sakit yang mengalami luka punggung karena uap, kami mendesak satu orang lagi harus dibawa ke rumah sakit,” sambungnya seperti dilansir medialampung. (Ndi)