Lampung Utara – Warga Desa Dwikora, Kecamatan Bukit Kemuning, Kabupaten Lampung Utara mengeluhkan pertalite yang selalu kosong di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Tanjung Baru, Ujan Mas.
Berdasarkan rekaman video berdurasi 53 detik yang beredar, salah seorang pengemudi yang hendak membeli BBM mengeluhkan kondisi tersebut. Pun akan menggelar aksi bersama warga di SPBU tersebut.
Salah satu pegawai SPBU Ujan Mas mengatakan bahwa mobil tangki tidak pernah masuk untuk mengisi BBM jenis pertalite.
“Enggak setiap hari enggak masuk, ya memang enggak masuk tangkinya, tangkinya memang enggak masuk,” kata pegawai SPBU dalam rekaman video tersebut.
Salah seorang pengendara mengatakan bahwa dirinya mengaku setiap hari mendatangi SPBU itu. Namun, setiap kalo dirinya ke lokasi pembelian pertalite selalu tidak ada.
“Saya hampir setiap hari ke sini, tetapi tidak pernah dikasih pertalite, keterangan dari pegawainya bahwa mobil tangki tidak pernah masuk,” ucap pengendara itu.
Adanya dugaan salah penyaluran BBM jenis pertalite tersebut, masyarakat akan mengadakan aksi unjuk rasa. Masyarakat Desa Dwikora, Kecamatan Bukit Kemuning, Kabupaten Lampung Utara merencanakan menggelar unjuk rasa di SPBU
Salah seorang masyarakat Desa Dwikora M. Taslim mengatakan saat ini pihak masyarakat tengah mengumpulkan masa untuk menggelar demonstrasi.
Sedikitnya, yang sudah terkonfirmasi sebanyak tiga desa di Kecamatan Bukit Kemuning siap turun ke lapangan menggelar aksi itu.
“Sudah ada tiga desa yang siap demo, di antaranya Desa Tanjung Baru Timur, Ujan Mas, dan Dwikora,” kata mantan Kades Dwikora itu, Sabtu (4/11).
Demo itu untuk menuntut hak masyarakat soal BBM subsidi. Nyatanya pertalite di wilayah setempat sangat sulit didapatkan masyarakat. Maka dari itu, pihak masyarakat meminta kepada yang berwajib agar menindaklanjuti soal kelangkaan BBM subsidi khususnya di SPBU Ujan Mas, Tanjung Baru.
“Mohon pihak yang berwajib ditindaklanjuti apakah ini benar tidak ada pengiriman pertalite hampir tiap hari atau ada permainan daru pihak pertamina, kami masyarakat semakin susah untuk mendapatkan pertalite bersubsidi,” pungkasnya. (Lis/Ndi)