Selamat tengah malam waktu Kuba,
Kawan semua, kembali saya ucapkan selamat ulang tahun ke-3 untuk JMSI dan juga selamat HPN 2023.
Juga ucapan selamat menikmati kota Medan, kampung halaman saya, yg selalu saya rindukan.
Saya juga kembali minta maaf, karena tahun ini absen secara fisik di HUT JMSI dan HPN. Tahun lalu pun begitu, saya ada tugas mendadak yg tak bisa diwakilkan ke Venezuela.
Di Medan semua sudah kawan2 nikmati. Duriannya, warkopnya, lagak orang2nya, cara mainnya, jalan2nya. Dsb. Percayalah, Medan hari ini jauh lebih baik dari saat kita masih muda puluhan tahun lalu.
Kalau ada yg terasa kurang, itu karena kita sudah semakin terpaksa untuk bijaksana.
Dalam konteks HUT JMSI dan HPN, diskusi di antara kita sudah. Mendengarkan orasi presiden pun sudah.
Tak menunggu jeda, kita kembali ke pekerjaan semula. Membina media kita masing2. Karena kita percaya, media yg sehat dan profesional akan menghasilkan karya pers yg konstruktif dan produktif bagi pergerakan bangsa ini ke depan.
Jangan pula ke belakang.
Pesan kunci dari saya hari ini:
Kita sering berteriak ttg kemerdekaan dan kebebasan pers. Manakala pers, kita rasa menghadapi ancaman. Itu harus. Kita punya tameng sakti UU 40/1999 tentang Pers. Ini perisai diri kita dari kemungkinan abuse of power, kesewenang2an kekuasaan.
Tapi kita jangan juga lupa. Kebebasan pers dibatasi oleh hak publik untuk mendapatkan informasi yang berkualitas, informasi yang cerdas. Informasi yang nakal tapi tidak insinuasi dan apalagi fitnah atau bohong.
Kita pun sadar itu: seperti kata pamannya Peter Parker sebelum menghembuskan nafas terakhir, bahwa kekuasaan yg besar menuntut tanggung jawab yg besar pula.
Maka ada banyak rambu yang kita sepakati: Kode Etik Jurnalistik (KEJ), Pedoman Pemberitaan Medi Siber, Pedoman Pemberitaan Ramah Anak, Pedoman Pemberitaan Keberagaman. Dst. Mungkin akan bertambah lagi.
Kita berorganisasi, ber-JMSI, untuk memadukan kedua hal itu. Maka harus sering2 saling asah, asih, dan asuh.
Di era keberlimpahan informasi seperti sekarang ini rasanya2 aspek tanggung jawab harus lebih dikedepankan. Bukan berarti kita hidup dalam jebakan ketakutan.
Tanggung jawab tercermin dari kemauan dan kemampuan kita menjalankan tugas profetik ini dengan sebaik2nya: sebaiknya dalam mengembangkan usaha, sebaik2nya dalam memproduksi informasi.
Tanggung jawab juga diekspresikan dengan kemauan membuka diri. Alhamdulillah, program sertifikasi anggota JMSI sdh siap untuk dimainkan.
Kemauan kita memberikan penanda kepada publik pembaca dan stakeholder pers lainnya bahwa kita siap terbuka salah satu indikasi dari keinginan mengambil tanggung jawab tadi.
Setelah ini silakan berkordinasi dengan kawan2 di Pengurus Pusat yang mendapatkan amanah untuk mengelola program ini. Ada Bendahara, Ketua bidang Organisasi, dan Ketua bidang Kesekretariatan. Insya Allah, kami siap melayani di sisa periode kepengurusan ini.
Agar nanti, tugas pengurus peridode selanjutnya insya Allah akan lebih ringan.
Sebagai catatan: JMSI konstituen Dewan Pers pertama yg mengaplikasikan metode ini.
Baiklah. Sekali lagi selamat bergembira. Fisik saya tidak ada di Medan, tapu pikiran dan perasaan tak kurang2 untuk JMSI kita.
Di bawah panji JMSI,
*Teguh Santosa*
_PS_: Kita doakan agar Waketum Rahiman Dani bisa segera pulih. Kami kawal terus pengusutan kasus ini.