Bandarlampung – Peringati Hari Sumpah Pemuda, Lampung Democracy Studies menilai pemuda adalah penentu kebangkitan demokrasi Indonesia
Yan Barusal Peniliti Lampung Democracy Studies (LDS) mengatakan bahwa momentum hari sumpah pemuda haru di jadikan refleksi bagi kita semua sebagai pemuda.
“Jika menengok sejarah 94 tahun yang lalu lahirnya kesepakatan para pemuda merupakan manifestasi dari semangat, idealisme, cita-cita dan keluasan pikiran dari pemuda masa itu menciptakan Indonesia setara dan bersatu,” ungkapnya, Jumat (27/10).
Kata dia, di tengah perjuangan masyarakat melawan penjajah yang masih bersifat sektoral yaitu mementingkan sukunya masing-masing. para pemuda kemudian berkumpul menginisiasi ide Kesetaraan dan Persatuan yang berwujud menjadi Sumpah Pemuda.
“Ide tersebut kemudian mampu di konsolidasikan keseluruhan pelosok negeri bahkan ke mancanegara yang akhirnya mampu menyatukan gerakan yang tadinya bersifat kedaerahan menjadi gerakan bersama atas Indonesia,” jelasnya.
Selanjutnya Yan mengatakan apa yang dilakukan Pemuda dulu mestinya menjadi cerminan bagi kita semua untuk dapat menjaga dan melakukan hal yang serupa hari ini.
“Jika pemuda dulu bersepakat dan bersatu dalam upaya menciptakan kedaulatan bagi bangsa Indonesia dari kungkungan penjajah. maka hari ini kita sebagai pemuda harus memastikan kedaulatan tersebut tetap ada dalam Negara kesatuan Republik Indonesia. baik kedaulatan dalam ekonomi, hukum dan hak asasi manusia serta politik dan demokrasi,” ungkapnya.
Selain itu anggota bidang Pendidikan dan Pelatihan LDS itu juga mengatakan bahwa pemuda hari ini menghadapi tantangan yang begitu berat. misalnya dalam aspek politik dan demokrasi. masyarakat masih jauh dari kata berdaulat akibat dari intervensi ekonomi yang begitu kuat sehingga mengakibatkan tereduksinya nilai demokrasi itu sendiri. sains dan teknologi yang hadir sebagai buah dari kemajuan pengetahuan juga kerap kali menjadi menyumbangkan perselisihan yang berujung konflik di masyarakat. seperti apa yang terjadi di ruang publik khususnya sosial media hari ini, isu tentang perbedaan menjadi sesuatu yang sering muncul sebagai pemicunya. “Perbedaan tersebut bukanlah perbedaan ide dan gagasan melainkan sesuatu yang bersifat sentimentil dan menyasar emosional masyarakat. padahal perbedaan merupakan sesuatu yang pasti di tengah masyarakat yang sangat heterogen di Indonesia,” terangnya.
“Ini merupakan Masalah kita semua sebagai pemuda untuk bisa kembali merawat persatuan ditengah perbedaan dalam masyarakat. juga menggeser konflik sentimentil menjadi pertarungan gagasan dalam membangun kedaulatan ekonomi, hukum, hak asasi manusia, serta politik dan demokrasi dalam masyarakat,” tutupnya.(rls)