Lampung Barat – Ribuan jamaah dari sejumlah kecamatan yang ada di Lampung Barat, memenuhi masjid Baiturahhim komplek Pemkab Lampung Barat, menghadiri “Ngaji Bareng” yang di gelar Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Balikbukit dalam rangka Harlah NU ke-96.
Dalam sambutannya ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Barat, M Danang Hari Suseno, mengatakan, salah satu program PCNU dalam melahirkan kader yang militan, yakni Pelatihan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKPNU), telah membuahkan hasil yang positif.
“Alhamdulillah, akhir-akhir ini MWC NU di Lampung Barat sudah mulai menjalankan aktivitas dalam rangka membesarkan Ormas yang dilahirkan KH Hasyim Asy’ari, hal ini tentu dengan banyaknya kader militan setelah mengikuti PKPNU, terbukti hari ini MWC Balikbukit sudah menggelar kegiatan yang disambut antusias oleh jamaah,” kata Danang, Minggu (30/1).
Lebih membanggakan kata Danang, saat ini dalam menjalankan roda organisasi, kader NU tidak lagi mengedarkan proposal untuk mencari dana, tetapi semua dapat berjalan dengan gotong royong dari seluruh kader.
“Sebagai contoh kegiatan yang dilakukan oleh MWC NU Balikbukit tidak mengedarkan proposal, tetapi dana dikumpulkan dengan gotong royong, disesuaikan kemampuan kader, terbukti dapat menggelar Harlah ke-96 yang sangat istimewa, termasuk kegiatan PKPNU yang menghabiskan dana ratusan juta semua di gotong oleh kader,” jelas Danang.
Sementara Asisten III Setkab Lampung Barat Ismet Inoni, menyampaikan apresiasi atas peran NU selama ini yang telah bersinergi dengan pemerintah dari pusat sampai kabupaten. Sehingga Lampung Barat merupakan wilayah yang aman dan damai.
“Kita akui NU merupakan ormas yang tidak hanya bergerak dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam kebangsaan, karena NU mempunyai peran mempertahankan keutuhan NKRI, dengan selalu mengumandangkan NKRI Harga Mati, untuk itu saya atas Pemkab Lampung Barat menyampaikan apresiasi,” kata Ismet.
Seperti diketahui “Ngaji Bareng” tersebut menghadirkan Ustad Ahmad Aryadillah Rois ketua LDNU Tanggamus, yang memberikan tauziah, tentang peran NU dalam merebut dan mengisi Kemerdekaan RI, kumandang mars Syubbanul Wathon atau Ya Lal Wathon, membangkitkan semangat, di tutup istiqosah dengan doa-doa yang membuat ribuan jamaah tertunduk khidmat bahkan menitikberatkan air mata. (*)