BANDARLAMPUNG—Pada jeda pembeli, di bawah tenda terpal yang dipasang sebagai payung dagang mi ayam, Syaiful berbincang ringan dengan seorang pelanggan. Tak ada tema khusus, obrolan itu menjadi serius ketika sang pelanggan bertanya “kenapa nggak bikin tempat yang lebih luas, Pak?”. Pertanyaan itu dijawab Syaiful dengan nada desah; “Modalnya nggak ada, Pak…”
Tanya jawab itu lebih antusias lagi karena sang pelanggan itu memberi tahu tentang pinjaman sangat lunak dari PTPN VII. Rupanya tamu di warung tendanya itu adalah salah satu pedagang yang pernah mendapat kredit dari perusahaan perkebunan itu.
“Awalnya saya dagang pakai gerobak dan mangkal di pinggir jalan pakai tenda. Nah, begitu dapat informasi ada pinjaman lunak dari PTPN VII, saya mengajukan. Eh, cair…alhamdulillah. Terus saya bisa sewa lahan ini, beli perlalatan, dan tambah modal,” kata Syaiful mengisahkan perjalanan lapak rezekinya yang dia rintis sejak 2016 dengan nama Mi Ayam Syafira ini.
Usaha yang ditekuni bersama Ida, istrinya ini, terus mengalami kemajuan dan peningkatan. Semakin hari, pelanggan makin banyak dan varian mi ayamnya juga lebih beragam. Lebih dari itu, Syaiful menjaga cita rasa, kebersihan, bahan baku yang aman, segar, dan tanpa bahan pengawet.
Menurut Syaiful, semua bahan yang disajikan untuk berjualan dibuat setiap hari. Bahan utama berupa mi, kata dia, dibuat sendiri dengan bahan terbaik. Demikian juga dengan ayam bumbu, pangsit, dan bahan pendukung lainnya.
“Jadi, setiap hari kami mulai kerja jam 3 pagi. Kami bikin rata-rata 150 porsi setiap hari. Mulai berjualan dari jam 07.00 pagi sampai habis. Biasanya sebelum jam 12.00 siang sudah habis. Untuk hari minggu kita libur tidak jualan,” kata pria berumur 53 tahun ini.
Dari tahun ke tahun usaha yang ditekuni Syaiful dan istri, terus mengalami peningkatan. Apalagi setelah diberikan bantuan pinjaman modal kemitraan dari PTPN VII.
Kemauan yang kuat dan tekad yang besar dalam berusaha membawanya kepada kesuksesan sebagai pengrajin dan pedagang mi ayam saat ini. Hingga sekarang sudah membuka cabang di daerah Jalan Soekarno Hatta, Panjang.
Citarasa mie ayamnya pun sudah dikenal enak dan banyak pelanggan dari daerah lain yang khusus datang ke Mie Ayam Syafira. Dengan harga mulai Rp14 ribu per porsi untuk mi ayam polos rasa original, Mi Ayam Syafira terus mendapat tempat di hati pelanggannya.
Pelanggan juga bisa menikmati sajian mie ayam dengan tambahan topping pangsit, bakso, dan bakso tahu. Sebagai pelengkap, Syaiful juga memberi pilihan sayur berupa sawi pandan, sawi sendok, atau sawi biasa.
Sawi pandan yang menjadi favorit pelanggan agak berbeda dengan sawi lainnya. Syaiful mengatakan, setelah direbus, sawi jenis ini akan ada aroma pandan sebagai penyedapnya, rasanya pun lebih gurih.
Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, bapak dua orang anak ini berencana akan membuka usaha di Kota Metro. “Saya berharap dapat pinjaman lagi dri PTPN VII. Rencananya, untuk buka cabang baru di Metro,” kata dia.
Berkat bantuan PTPN VII inilah usaha Syaiful makin berkembang. Selain, menjual mi ayam, Syaiful juga membuka gerai nasi kuning dan nasi urab di Jalan Hos Cokroaminoto, Rawalaut Bandarlampung.
Ia bersyukur usaha yang dijalani mendapat dukungan keluarga. Untuk gerai nasi kuning, buka setiap hari dari jam 07.00 pagi hingga habis jualannya.
“Bagi pelanggan yang ingin memesan mie ayam dan nasi kuning untuk acara keluarga, kami juga layani. Telpon aja ke nomor hp saya 081379746425,” kata dia mengakhiri. (*)