Oleh Lesty Putri Utami, Anggota Komisi V DPRD Provinsi Lampung
-Pada 113 tahun silam, sejumlah tokoh seperti Dr. Sutomo, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Douwe Dekker, menggalang kekuatan untuk menyatukan tekad untuk bangkit dari keadaan sebagai negeri terjajah.
Para tokoh tersebut membangkitkan semangat dan kesadaran nasionalisme bangsa Indonesia untuk bersatu melawan penjajah. Ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908.
Perjuangan dengan banyak perngorbanan yang tak terhitung, akhirnya berujung pada tercapainya tujuan Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945.
Dengan kemerdekaan, cita-cita kebangkitan nasional sudah tercapai. Lalu bagaimana dengan kondisi saat ini? Apakah pesan dari Hari Kebangkitan Nasional sudah benar-benar terwujud di segala lini kehidupan Bangsa Indonesia?
Tentu salah satu indikator penilaian, tidak terlepas dari kondisi dunia pendidikan. Apakah dunia pendidikan sudah benar-benar sesuai dengan yang diharapkan atau belum. Lalu bagaimana dengan para pelajar, mahasiswa, dan generasi muda dalam memaknai Hari Kebangkitan Nasional?
Generasi muda harus memaknai Hari Kebangkitan Nasional dengan bangkit untuk mencapai prestasi yang gemilang. Dengan kata lain, harus bangkit dari keterpurukan dan menyongsong masa depan dengan memperbaiki, meningkatkan, atau mempertahankan prestasi yang sudah ada.
Selain itu, generasi muda juga harus bisa menjawab tantangan di zaman yang serba canggih ini, bisa mengikuti perkembangan teknologi. Begitu juga dengan kemajuan pembangunan fisik, sekolah dan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sampai pelosok daerah, menandakan pesan kebangkitan nasional di bidang pendidikan mulai tercapai.
Pemerintah harus melakukan pemerataan dunia pendidikan dengan memberikan fasilitas fisik dan teknologi sampai ke pelosok di kabupaten/kota.
Momen Hari Kebangkitan Nasional harus menjadi bahan renungan bagi generasi muda. Karena yang dinamakan ‘bangkit’ di sini adalah mencapai seluruh aspek kehidupan, baik dari sisi pendidikan, ekonomi, mental, sosial dan budaya, serta banyak hal lainnya yang mendukung untuk tercapainya kemajuan bangsa.
20 Mei merupakan Hari Kebangkitan Nasional. Akankah hanya dijadikan seremonial atau sekadar apresiasi terhadap jasa para pahlawan pada waktu itu? Ataukah akan dimaknai bahwa hari ini dan selanjutnya negeri ini harus bangkit untuk memperbaiki sistem pendidikan yang akan melahirkan generasi cerdas dan bermoral.
Untuk memaknai Hari Kebangkitan Nasional, sebaiknya dimulai dari diri sendiri dengan memperbaiki diri menjadi lebih baik. Terutama bagi generasi muda.
Jika hal ini tidak dilakukan maka kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara akan terpuruk. Kebodohan, kemiskinan, dan pengangguran meningkat. Ini artinya, pesan pejuang untuk bangkit dari keterjajahan yang sesungguhnya belum tercapai.
Karena itu, generasi muda harus berani berusaha dan tidak pasrah menerima segala sesuatu sebagai takdir yang tidak terelakan. Kita mampu mengubah masa depan dengan usaha yang maksimal. (*)