Lampung Tengah – Harga komoditas singkong atau ubi kayu yang terus mengalami penurunan, terutama di wilayah Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Timur membuat geram Anggota DPRD Provinsi Lampung asal Gerindra I Made Suarjaya.
Pasalnya ketika melakukan kunjungan ke Desa Sidodadi, Kecamatan Bandarsurabaya, Lampung Tengah, dewan yang akrab dipanggil Cah Angon ini mendapat aduan puluhan petani singkong yang putus asa karena hasil pertaniannya tidak cukup untuk modal menanam kembali.
“Pabrik menerima singkong saat ini berkisar harga Rp 700 per kilogram dengan potongan hingga 30 persen. Petani menangis pada saya, sebab hasil penjualan singkongnya tidak cukup untuk menanam kembali, ini kan gila. Saya tidak akan tinggal diam,” ungkapnya, seperti dilansir Saibumi.com, Jumat 5 Februari 2021.
Lebih lanjut legislator ini mengatakan, bahwa dirinya mencium ada intrik permainan oligopoli oleh sejumlah perusahaan pengolahan singkong di Lampung, sehingga harga sangat rendah di petani.
“Ini bukan monopoli tapi oligopoli antar sesama pengusaha. Saya usung pansus di DPRD untuk mengusut tuntas ini. Kami akan panggil para pemilik pabrik, saya sudah punya data ada 6 pabrik yang terbukti bermain,”kata wakil rakyat asal Lampung Tengah ini
Ketika ditanya tentang perusahaan pengolah singkong tersebut, Cah Angon ini mengatakan bahwa perusahaan yang dilawannya merupakan pemain skala besar. Namun dirinya menyatakan siap menanggung semua resiko demi membela kelangsungan hidup petani.
“Saya tahu ini perusahaan raksasa semua, saya sudah minta restu fraksi dan pimpinan partai di Lampung. Bila perlu saya akan menghadap pimpinan di Jakarta. Yang jelas oligopoli ini harus dilawan, buat apa perusahaan besar-besar tapi petani sengsara,” tutupnya.