Seangkonan Semuaghian, Yusuf Kohar Terima Gelar Raja Memerintah Mangkunegara
Bandarlampung–M Yusuf Kohar menerima gelar Raja Memerintah Mangkunegara dari Kerajaan Paksi Pak Skala Bghak Lampung.
Gelar disematkan oleh Raja Skala Bghak dari Buay Belunguh, Pun Yanwar atau yang bergelar Sultan Junjungan Sakti yang Dipertuan ke-27 pada acara Seangkonan Semuaghian.
Acara yang dihadiri lebih-kurang 300 peserta tersebut bertempat di di Lamban Gedung Kuning, Kecamatan Sukarame, Kota Bandarlampung, Minggu (29-11-2020).
Selain menerima gelar, Yusuf yang didampingi sang istri Min Yuanah, menerima pin bangsawan dari sang raja.
Perdana Menteri Kerajaan Paksi Pak Skala Bghak, Dang Gusti Ike Edwin atau yang bergelar Gusti Batin Raja Mangkunegara membacakan pidato dari sang raja.
Dang Gusti mengatakan, penyematan gelar untuk Yusuf Kohar menandakan bahwa Wakil Walikota Bandarlampung itu telah sah menjadi bagian dari keluarga besar Kerajaan Skala Bghak Lampung.
“Hari ini Kiyay Yusuf Kohar telah disematkan gelar bangsawan besar yang diberikan langsung oleh Sultan Pangeran Junjungan Sakti yang Dipertuan ke-27 dari Kepaksian Belunguh Kerajaan Paksi Pak Skala Bghak,” kata Dang Gusti Ike Edwin.
Sebagai bagian dari Keluarga Besar Kerajaan Paksi Pak Skala Bghak Lampung, Yusuf Kohar diharapkan mampu mendedikasikan dirinya untuk kemaslahatan masyarakat, khususnya warga Kota Bandarlampung.
“Gelar Kiyay Yusuf Kohar ini sama dengan saya. Saya Raja Gusti Batin Mangkunegara, itu gelar dari ayah saya,” ucapnya.
Dang Gusti Ike Edwin menjelaskan, gelar yang diberikan disesuaikan dengan tupoksi atau jabatan yang sedang diemban oleh seseorang.
“Kiyay Yusuf Kohar karena sedang memerintah (menjabat wakil walikota, red) maka gelarnya memerintah. Gelar Kiyay Yusuf ini berat, mangkunegara. Mangkunegara itu sama dengan memangku bumi,” ucapnya.
Dalam pidatonya juga, Dang Gusti mengungkapkan, saat ini sudah ada pergeseran adat dan budaya.
“Begitu menariknya adat ini. Dia erat kaitannya dengan sopan, santun, tata krama,” ujarnya.
Namun disayangkan, seiring berkembangnya zaman adat istiadat pun mulai sirna.
“Untuk itu saya bersama Pun Sultan dan tokoh adat Lampung ingin bisa mempertahankan adat budaya ini walau zaman terus berkembang,” ungkapnya.
Sementara sambutan dari pihak tamu undangan disampaikan oleh Musa Ahmad.
Musa mengucapkan terimakasih atas undangan dari pihak kerajaan. Menurut dia, undangan tersebut adalah sebuah kehormatan yang besar.
“Kami turut serta merasa bahagi, bisa turut dalam acara Seangkonan Semuaghian. Kami ucapkan selamat pada kakanda kami Pak Yusuf Kohat dan Ibu, telah menjadi bagian dari keluarga besar Kerajaan Paksi Pak Skala Bghak,” kata Musa dalam sambutannya.(rls)