LAMPUNG TENGAH—Lasam (51) tidak berhenti tersenyum ketika menunjukkan belasan ekor sapi yang dipiaranya, akhir September 2020 lalu. Bersama 10 rekan sesama peternak yang tergabung dalam Kelompok Tani Karya Maju, ia presentasi tentang penggunaan dana pinjaman dari PTPN VII yang sudah dua kali mereka terima.
“Ini sapi-sapi yang kami beli dari pinjaman PTPN VII dan kami pelihara. Alhamdulillah, tahap pertama pada 2018 sebanyak Rp80 juta sukses dan tahap pada 2019 Rp160 juta masih dalam pemeliharaan. Terima kasih kepada PTPN VII atas pinjaman dana yang hampir tanpa bunga ini,” kata lelaki asal Banyumas, Jawa Tengah yang sudah menetap di Kampung Sidodadi, Kecamatan Bangunrejo, Lampung Tengah sejak 1973 ini.
Ketua Kelompok Tani Karya Maju ini mengaku menemukan cara menabung yang tepat setelah mendapat dana kemitraan dari PTPN VII. Yakni, beternak sapi. Sebab, kata dia, bagi dia dan penduduk desanya yang mayoritas petani, beternak adalah kerja sampingan yang sangat vital. Mereka menyebut, ternak sapi, terutama yang bisa berfungsi ganda sebagai hewan angkut dan membajak sebagai rojo koyo.
Arti harfiah dari kata rojo koyo (raja kekayaan) adalah hewan yang dipelihara dengan hampir semuanya memberi nilai tambah. Dari bobotnya setiap hari bertambah dan akan menaikkan harga jualnya. Dari tenaganya bisa dimanfaatkan untuk angkutan dan membajak. Dan dari kotorannya bisa menjadi pupuk alamiah untuk pertumbuhan tanaman petani, juga bisa dijual.
“Dari dulu kami warga kampung sini memang sudah memelihara ternak, termasuk sapi. Tetapi, pernah kurang aman dari pencurian sehingga banyak ternak dijual. Sekarang sudah aman, tetapi petani nggak mampu beli sapi karena nggak punya tabungan. Untung ada dana pinjaman dari PTPN VII sehingga kami bisa beternak lagi,” kata dia diamini semua anggotanya yang berjumlah 10 orang.
Tentang pinjaman dana dari PTPN VII, pria ngapak ini berapi-api menjelaskan. Alhamdullilah tahun 2018, Kelompok Tani Karya Maju baru mendapat pinjaman dana untuk pengembangan usaha.
“Usulan kami memang untuk penggemukan sapi khusus untuk kurban. Dari Rp80 juta kami dapat 11 ekor sapi Bali bakalan. Dipelihara hampir setahun, kami bisa jual seharga Rp160 juta. Nah, dari situ kami bisa mengembalikan pinjaman hanya dalam 10 bulan. Sangat ringan karena hampir tak ada bunga, cuma 0,25% per tahun,” kata dia.
Selesai pinjaman tahap pertama, dan tahap kedua sebesar sebesar Rp160 juta pada awal September 2020.
“Cairnya terlambat setahun. Insya alloh Lebaran Haji tahun depan kita panen lagi. Target kami, minimal panen kami dapat 250 juta dan dalam 10 bulan utang lunas” kata dia.
Pembinaan Teknis
Pola bertani dan beternak warga di Kecamatan Bangunrejo, Lampung Tengah yang masih cenderung tradisional memberanikan Lasam meminta “lebih” kepada PTPN VII. Ia mengaku, cara memelihara dan menyediakan pakan ternaknya hanya berdasarkan pengalaman sendiri dan tanya sana-sini. Ia berharap, ke depan PTPN VII selain memberi pinjaman juga mengirimkan penyuluh atau pembiimbing yang ahli dalam bidang itu.
“Kami kan cuma peternak tradisional. Pakan berupa rumput memang banyak dari kebun sawit atau kebun karet. Ditambah onggok atau dedak. Nah, kalau bisa, PTPN VII ngajari kami bikin pakan yang bergizi dari tebon (daun jagung) atau jerami atau lainnya. Supaya lebih berhasil,” kata dia.
Sementara M. Ridwan mewakili Kepala Kampung Sidodadi memgucapkan banyak terima kasih kepada PTPN VII yang telah memberikan bantuan kepada warganya. Ia meminta pihak PTPN VII bisa rutin secara kontinyu memberikan pembinaan kepada warganya, sehingga bisa lebih maju lagi.
Ia berharap, bantuan modal ini selain diberikan kepada peternak sapi saja, tetapi kepada kelompok tani lainnya. Menurutnya, di desa Bangun Rejo ini banyak kelompok tani dan pengrajin yang masih membutuhkan bantuan dana dan pembinaan. Untuk itu, kata Ridwan, PTPN VII dapat membantu warganya. Apalagi dimasa pandemi seperti saat ini.
Sekretaris Perusahaan PTPN VII Bambang Hartawan mengatakan, pihaknya terus berkomitmen memberi manfaat bagi masyarakat, terutama yang berada di sekitar perusahaan. Melalui pinjaman permodalan usaha dan pembangunan prasarana umum, pihaknya terus membangun “pagar sosial” di semua unit kerja yang berada di Lampung, Sumsel, dan Bengkulu.
Realisasi mitra binaan sampai dengan bulan September 2020 sebanyak 144 mitra dengan dana yang disalurkan mencapai Rp1,87 miliar. Pada September lalu, PTPN VII telah menyalurkan dana sebesar Rp356 juta untuk 28 mitra binaan. Yang terdiri dari 15 mitra di Unit Way Berulu, Kabupaten Pesawaran, Unit Bekri Lampung Tengah 10 mitra dan kantor Direksi 3 mitra. (HUMAS PTPN VII)