MENDUNG menggayut di atas Rumah Daswati I Lampung, Rabu sore (3/9). Lesehan yang awalnya out door dipindah ke dalam rumah. Tiba-tiba, langit kembali cerah ketika Ketua DPRD Lampung Mingrum Gumay tiba di lokasi.
Masuk dari pintu pagar beton yang hanya cukup satu orang, Mingrum tertegun sejenak melihat Rumah Daswati lalu jalan mengelilingi rumah tempat kelahiran Provinsi Lampung tahun 1963-1964.
Dia punya kenangan tersendiri terhadap rumah tua tersebut. Beberapa puluh tahun lalu, ketika masih jadi pengusaha kopi dan advokat, awal karir politiknya di PDIP Lampung tahun 2002.
Mingrum memastikan apakah masih ada pohon pisang kepok dan jambu kelutuk di halaman belakang rumah tua yang berada di Jl. Tulangbawang No.11, Enggal, Kota Bandarlampung.
Dia sudah ditunggu para anak muda yang tergabung dalam relawan Forum Penyelamat Daerah Swatantra Tingkat (Daswati) FPD 1 Lampung sudah membersihkan lokasi dan menyiapkan kopi.
Mereka juga antusias sejak siang menyiapkan pangganan rebus-rebusan, seperti kacang, jagung, dan pisang rebus. Tak lupa, di pintu masuk, para anak muda menyiapkan cuci tangan.
Bendera setengah tiang sebagai ekspresi duka belum terselamatkannya Rumah Daswati masih tertunduk lesu diikat pakai bambu di pagar beranda Rumah Daswati yang semakin ringkih.
Kedatangan Mingrum Gumay semoga bertanda baik, harap Koordinator FPD I Lampung Arman AZ dan kawan-kawannya, antara lain Juru Bicara FPD I Lampung Een Riansyah dan Mufid.
Wakil elemen masyarakat dan mahasiswa mengambut gembira kedatangan Mingrum untuk ngopi bareng sambung berbincang-bincang tengang keresahan mereka terhadap keberadaan Rumah Daswati.
Een Riansyah seperti tak percaya pimpinan wakil rakyat tertinggi provinsi ini berada di tengah-tengah mereka, di rumah tua yang sudah rombeng-rombeng ringkih tak terawat selama 12 gubernur Lampung.
Mingrum terlihat menikmati suasana bisa bersama berbagai elemen pemuda dan mahasiswa berbagai perguruan tinggi ngopi bareng sambil diskusi menjemput senja.
Menurut dia, di sinilah, rumah rakyat yang sebenarnya. Jika Gedung DPRD Provinsi Lampung, itu rumah wakil rakyat, kata kader senior PDIP Lampung itu.
“Dari rumah ini, kegiatan kerakyatan dimulai,” ujarnya.Berbagi kegiatan kemasyarakatan, berbagai kegiatan budaya, diskusi, dan lainnya terkait kepentingan rakyat, seharusnya dikembalikan ke Rumah Daswati ini, kata Mingrum Gumay.
Jika di Gedung DPRD Lampung, itu rumahnya para wakil rakyat, roh kerakyatannya ada di Rumah Daswati ini, katanya. “Tak guna-guna pakai jas bagus jika jauh dari rakyat,” katanya disambut aplus mereka yang hadir.
Mingrum berharap FPD I Lampung bersedia mempresentasikan Gedung Daswati kepada rekan-rekannya sesama anggota legislator di DPRD Lampung. Jika demi Lampung, dia yakin semua setuju.
Een Riansyah mewakili FPD I Lampung mengucapkan terimakasih banyak atas respon Mingrum Gumay. Ini kali pertama seorang pejabat yang peduli terhadap Rumah Daswati I Lampung, katanya.
Diungkapkannya, dia bersama teman-temannya sudah menyiapkan diri memperjuangkan Rumah Daswati jangka panjang. Namun, kedatangan Mingrum, mereka optimistis bisa lebih cepat.
“Kami mengucapkan terimakasih atas kedatangan dan dukungan Bang Mingrum untuk penyelamatan Rumah Daswati I Lampung, mudah-mudahan akan diikuti pejabat lainnya,” katanya.
Usai bincang-bincang dengan Mengrum Gumay, Bendera Merah Putih setengah tiang naik seperempat tiang jadi tiga perempat tiang. “Seperempatnya lagi nunggu pihak eksekutif agar Merah Putih berkibar gagah di depan Rumah Daswati,” kata Een. RMOL.