BANDAR LAMPUNG —Juru Bicara Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Lampung, Reihana, kembali memberikan informasi terkait update situasi Covid-19.
Diketahui, jumlah pasien positif Covid-19 di Lampung yang sembuh bertambah dia orang dan pasien dalam pengawasn (PDP) bertambah empat orang, Kamis (30/4/2020).
“Dua pasien positif yang sembuh yaitu warga Kabupaten Pringsewu dan Lampung Selatan (Lamsel),” ujar Reihana, saat memberikan keterangan pers melalui video yang dikirim ke WhatsApp Group (WAG) info resmi ‘Covid-19 Provinsi Lampung’, Kamis malam.
Namun, lanjut dia, saat ini kedua pasien tersebut belum diperbolehkan pulang, meskipun keadaan umumnya sudah baik.
Itu karena masih menunggu hasil tes swab Polymerase Chain Reaction (PCR) yang hingga dua kali harus negatif Covid-19.
“Kita memperbolehkan pasien pulang tatkala pemeriksaan hasil tes swab PCR dua kali dengan hasil negatif,” kata Reihana, yang juga kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung itu.
Sedangkan untuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang bertambah empat orang, masing-masing dari Kota Metro satu pasien, Kabupaten Lampung Timur satu orang dan Lampung Selatan dua pasien.
“Keempat PDP ini sedang menunggu hasil pemeriksaan swab. Kalau nanti hasilnya positif Covid-19 ataupun negatif, tentu akan berubah kumulatif jumlah PDP-nya,” terang Reihana.
Jika hasil tes swab positif, maka data empat PDP tersebut akan masuk ke positif Covid-19.
“Tapi apabila negatif, data PDP akan berkurang juga,” jelas Reihana.
Di sisi lain, terkait alat tes Covid-19, Polymerase Chain Reaction (PCR) yang belum datang ke Lampung, menurut Reihana memang saat ini masih ada beberapa hal yang belum memungkinkan untuk menerima alat tersebut.
“Ruangan Laboratorium untuk PCR saat ini masih tahap persiapan. Alat PCR tersebut akan dikirim pada 4 Mei 2020,” kata Reihana.
Ada beberapa hal juga yang memang paling penting yakni ruangan yang bertekanan negatif untuk alat tersebut.
“Tidak hanya ruangan laboratorium, kita juga menyiapkan reagen dan ekstraksi RNA. Saat ini ekstraksi RNA sedang kosong di semua tempat. Akhirnya kita memakai ekstraksi RNA yang manual,” ungkap Reihana.
“Tapi semua itu bukan halangan, karena kita juga mempunyai alat penggantinya yaitu Biological Safety Cabinet atau BSC, untuk mengurangi resiko penularan terhadap analisis yang melakukan tes swab,” tambah dia.(Headlinelampung)