BANDARLAMPUNG—“Saya tidak minta rekan-rekan humas di Kandir maupun di Unit untuk menyembunyikan informasi, tetapi informasi tentang kita harus dimanaj. Dengan manajemen publikasi yang baik, kita tidak perlu bersembunyi dari media.
Bahkan, teman-teman wartawan justru akan mendukung dan membantu kita memecahkan masalah.”
Petikan kalimat itu disampaikan Direktur Utama PTPN VII Muhammad Hanugroho pada Pelatihan Kehumasan dan Jurnalistik untuk karyawan PTPN VII Lampung, Rabu (11/12/19).
Di hadapan 28 utusan dari Kantor Direksi dan dari Unit-Unit, Oho, sapaan akrab Muhammad Hanugroho berpesan agar pengetahuan tentang strategi komunikasi dengan stakholder, terutama media diintensifkan. Sebab, kata dia, sesukses apapun kinerja suatu korporasi, jika tidak dipublikasikan secara baik akan mengalami kendala percepatan.
Oho menegaskan, pers atau wartawan bukan profesi yang harus harus dihindari dalam kondisi apapun.
Ketika ada keberhasilan, fungsi pers mempunyai tempat di perusahaan menyampaikan kepada publik agar success story itu dapat menginspirasi pembaca. Sedangkan jika perusahaan sedang ada masalah, media massa adalah mitra untuk memberikan opini positif untuk perbaikan.
“Jadi, pers itu mitra, sama sekali bukan rival, apalagi musuh. Teman kita yang bekerja di media itu umumnya memiliki pandangan yang lebih komprehensif sehingga bisa memberi masukan konstruktif. Kita harus bergaul secara mutualistis,” kata dia.
Pelatihan yang diadakan selama dua hari di GSG PTPN VII itu menghadirkan beberapa nara sumber profesional. Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Lampung mengirim Wirahadikusuma dan Nizwar untuk menyampaikan materi hukum dan kode etik jurnalistik.
Dari internal, hadir juga Direktur Komersil PTPN VII Achmad Sudarto yang menyampaikan materi tentang jurnalistik online. Peraih Top CIO on Digital Implementation pada Top Digital Award 2019 itu mengatakan, dunia saat ini sudah borderless dari sisi teknologi informasi. Dalam kondisi seperti ini, setiap kita tidak bisa bersembunyi dari kejaran informasi.
“Saya ini orang IT, bahkan beberapa kali dapat penghargaan tingkat nasional. Tetapi untuk Anda ketahui, saya tidak masuk dan mengikuti media sosial. Kenapa, karena saya tahu risikonya,” kata dia.
Meskipun demikian, dia bukan tidak tahu isi dari begitu banyak medsos. Seara gamblang dan terang, Darto, sapaan akrabnya, menguliti begitu banyak detail tentang seluk-beluk aliran deras informasi yang beredar.
Sesi lain disampaikan Arief Syaifudin Zuhri, Kasubbag Protokol dan Humas PTPN VII tentang strategi membangun relasi dengan pers. Ia menyatakan, media adalah satu entitas yang banyak memiliki sudut perspektif tentang suatu masalah maupun lembaga. Dengan caranya menggali informasi, wartawan akan menemukan apapun tentang suatu keadaan dalam korporasi, meskipun sekuat tenaga disembunyikan.
“Kita harus terbuka dengan kawan-kawan wartawan. Jangan pernah sekalipun memosisikan wartawan sebagai momok yang ditakuti. Apapun kondisinya, wartawan adalah teman berdiskusi yang bisa sangat akurat memberikan masukan kepada kita,” kata dia.
Untuk memperkaya wawasan tentang informasi publik,panitia juga menghadirkan Wakil Ketua KIP Lampung As’ad Muzzamil untuk memberikan materi. Pelatihan yang mengusung tema “Membangun Good Corporate Image melalui Perspektif Stakelholder” dilanjutkan dengan praktek membuat press release yang kreatif dipandu Sudarmono, konsultan media.
Mereka akan membuat simulasi berita dengan mengambil sampel nara sumber dan bahan berita dari sekitar lokasi acara.
Domu Junifert, salah satu peserta pelatihan dari Distrik Cinta Manis mengaku materi dalam pelatihan ini snagat penting bagi humas di unit-unit.
Ia mengatakan, hubungan perusahaan dengan media di unit-unit pada umumnya terkendala oleh kecakapan membangun relasi yang saling menguntungkan. (HUMAS PTPN VII)