Lampung Selatan – Direktur Asosiasi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi Indonesia (AKKOPSI), Yos Rizal, mengapresiasi kinerja Pelaksana tugas (Plt) Bupati Lampung Selatan H. Nanang Ermanto beserta seluruh jajarannya.
Pasalnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan dibawah kepemimpinan Nanang Ermanto berhasil mencapai target Open Defecation Free (ODF) atau Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 100% di tahun 2019.
Menurut Yos Rizal, tercapainya target 100% ODF di tahun 2019 tersebut tak terlepas dari jiwa kepemimpinan yang efektif (strong leader) yang dilakukan Nanang Ermanto, dalam mendorong program ODF yang diluncurkan sejak tahun 2015.
“Saya sudah berkeliling di berbagai daerah di Indonesia, seperti Karang Anyar, Grobogan, maupun daerah lainnya. Saya lihat capaian Kabupaten Lampung Selatan sebagai kabupaten ODF termasuk luar biasa,” ujar Yoz Rizal, saat acara jumpa pers dengan awak media usai deklarasi Kabupaten Lampung Selatan ODF 100%, di Desa Pancasila, Kecamatan Natar, Sabtu (7/12/2019).
Diketahui, program swasembada WC yang diluncurkan sejak 2015 itu, baru terdapat 2 kecamatan dari 17 kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan yang sudah ODF 100%. Yaitu, Kecamatan Tanjungsari dengan 8 desa dan Kecamatan Candipuro dengan 14 Desa.
Namun, kurun waktu 2017 hingga 2019, dengan kerja keras semua pihak, Plt Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto mampu membuat 234 desa dan 4 kelurahan di 15 Kecamatan sudah terbebas dari Buang Air Besar Sembarangan atau ODF.
“Keberhasilan Kabupaten Lampung Selatan luar biasa. Jumlah penduduknya 1,1 juta jiwa dengan 256 desa dan 4 kelurahan. Kok bisa dalam waktu yang relatif singkat, kurang dari 5 tahun sudah selesai,” ucap Yos Rizal berkali-kali mengapresiasi langkah dan terobosan Plt Bupati Lampung Selatan.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, keberhasilan ODF 100% bisa dicapai karena kepemimpinan yang kuat, kepemimpinan yang efektif, dan kepemimpinan yang punya komitmen atau strong leadership.
Hal itu kata dia, terdapat dalam diri Plt Bupati Lampung Selatan, H. Nanang Ermanto yang mampu memberdayakan semua potensi yang ada di masyarakat. Baik itu kepala desa, camat, tokoh agama, tokoh masyarakat, cendikiawan, budayawan, termasuk masyarakat itu sendiri.
“Jika bupatinya tidak punya komitmen, tidak punya kepedulian, tidak punya inovasi untuk kesehatan masyarakatnya, tidak mungkin ODF bisa dicapai dalam kurung waktu yang relatif begitu singkat. Pemimpin seperti ini yang perlu dilanjutkan,” tandasnya.
Senada disampaikan Yos Rizal. Direktur Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, Imran Agus Nurali menyampaikan ucapan selamat dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas deklarasi ODF Kabupaten Lampung Selatan.
“Insya Allah pada bulan Oktober nanti, setiap tahun Kementerian Kesehatan memberikan penghargaan bagi kabupaten/kota yang sudah 100% ODF sejak 2018. Nanti Pak Plt Bupati kita undang ke Jakarta untuk menerima penghargaan. Ada juga kepala desa serta kader terbaik yang kami pilih untuk menerima penghargaan,” kata Imran dalam deklarasi ODF itu.
Namun demikian menurut Imran, perjuangan Kabupaten Lampung Selatan belum selesai sebatas ODF saja. Mengingat, dari 5 pilar Sanitasi Berbasis Masyarakat (STBM), Lampung Selatan baru mencapai pilar pertama yaitu stop BABS/ODF.
Karena menurutnya, masih ada tugas selanjutnya untuk menyehatkan masyarakat dan generasi penerus yakni, cuci tangan pakai sabun, mengamankan minuman dan makanan di rumah tangga, mengelola sampah di rumah tangga, dan mengelola limbah cair di rumah tangga.
“Saya rasa ini bukan hal yang sulit bila pilar pertama sudah dicapai, karena tentunya akan tergerak untuk pilar selanjutnya. Tentunya pilar kesatu juga harus tetap dipertahankan sampai mencapai sanitasi yang aman. Sesuai target 2030 yaitu akses air minum yang aman 100% dan akses sanitasi yang aman 100%,” katanya.
Sementara itu, Plt Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto mengatakan, tercapainya target 100% kabupaten yang bebas Buang Air Besar Sembarangan atau ODF berkat kerja keras semua OPD hingga tingkat pemerintahan desa serta keinginan yang kuat dari masyarakat itu sendiri untuk berprilaku hidup sehat.
Nanang menjelaskan, sejak tahun 2015 Kabupaten Lampung Selatan menyelenggarakan program Swasembada WC yang bertujuan untuk memastikan masyarakat untuk mendapatkan fasilitas sanitasi yang layak.
Nanang menyatakan, selama kurun waktu 5 tahun program itu dicanangkan, pemerintah kabupaten bersama unsur pemerintahan Kecamatan, pemerintahan desa, LSM, swasta, tokoh agama, tokoh masyarakat, cendikiawan, tokoh pemuda serta masyarakat itu sendiri, bahu membahu dan bergotong-royong serta bekerja keras untuk mencapai desa ODF.
“Saya bangga kita bisa mencapai target 100% Stop Buang Air Besar Sembarangan di tahun 2019 ini. Tidak kurang dari 90.000 jamban sehat telah terbangun di seluruh Kabupaten Lampung Selatan kurun waktu lima tahun berjalannya program ini,” ungkap Nanang.
Sedangkan, terkait untuk mencapai pilar selanjutnya, dirinya mengajak semua pihak secara bersama-sama dan bergotong-royong, bahu membahu untuk mencapai target akses air minum dan sanitasi yang aman di tahun 2030 mendatang.
“Tidak ada hal yang tidak mungkin jika kita memiliki semangat serta keinginan bersama untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih. Itu juga sebabnya saya mencanangkan kegiatan Jumat Bersih guna kembali menggeliatkan semangat gotong-royong yang merupakan warisan nenek moyang kita dan sangat lekat dalam kehidupan masyarakat desa,” pungkasnya. (Eko)