Bandarlampung – dr. Zam Zahariah menjadi narasumber dialog di salah satu TV swasta lokal.
Di kesempatan itu dr. Zam membahas bahaya stroke. Ia mengatakan, berhati-hati, awalnya stroke ringan, selanjutnya stroke.
“Stroke ringan memiliki durasi serangan yang singkat dan dapat menghilang dalam beberapa menit. Namun meski gejalanya telah pergi, penyakit ini tetap menyimpan bahaya mematikan jika diabaikan, termasuk kematian,” ungkap dr. Zam, Selasa 17 September 2019.
dr. Zam menambahkan penyebab penyakit ini sama dengan stroke, yaitu terhalangnya aliran darah ke otak. Sehingga, wajar jika gejala yang muncul juga mirip dengan stroke. Adapun gejala stroke ringan.
Gejala TIA atau stroke ringan sendiri biasanya mudah dikenali melalui gangguan pada wajah, lengan, dan kemampuan bicara. Berikut ciri-cirinya, stroke ringan dapat menyebabkan kelemahan otot wajah, tanda-tandanya adalah wajah turun ke salah satu sisi (wajah terlihat tidak simetris), tidak bisa senyum, tidak dapat mengerutkan dahi, dan mata atau mulut turun ke bawah.
Kemudian, penderita stroke ringan kemungkinan tidak mampu mengangkat kedua lengan dan tungkai. Hal ini terjadi karena anggota gerak mereka lemas atau mati rasa pada salah satu sisi.
Lalu, kesemutan di bagian tubuh yang terkena serangan stroke ringan, seperti wajah, lengan, dan tungkai pada sisi yang terganggu.
“Kemampuan bicara juga bisa terganggu. Misalnya bicara cadel, tidak beraturan, tidak dapat memahami ucapan orang lain, atau bahkan tidak mampu bicara sama sekali,” paparnya.
Kemudian kata dia, pandangan terganggu pada salah satu atau kedua mata, sakit kepala dan pusing, kesulitan berjalan atau mempertahankan posisi tubuh karena adanya gangguan sistem koordinasi tubuh. Kesulitan berjalan juga bisa disebabkan oleh kelemahan pada tungkai dan kaki.
“Jika Anda mengalami salah satu dari gejala tersebut, maka segeralah menghubungi dokter dan larikan pasien ke rumah sakit,” kata dr. Zam.
dr. Zam menjelaskan, perbedaan mendasar antara stroke ringan dengan stroke adalah ukuran atau tingkat keparahan sumbatan yang menghalangi aliran darah ke otak. Pada stroke ringan, sumbatan masih kecil dan belum menyebabkan kerusakan saraf otak yang permanen. Gejala stroke ringan bisa membaik dalam hitungan jam.
“Sedangkan pada stroke, sumbatan yang terjadi sudah lebih besar atau parah, dan biasanya sudah ada kerusakan pada saraf otak,” ungkapnya.
Bahaya yang mungkin lanjut dia, mini stroke, nama lain dari stroke ringan, meski gejalanya hanya berlangsung singkat, namun bisa menunjukkan tubuh sedang terancam bahaya.
“Orang yang terkena stroke ringan diprediksi memiliki harapan hidup yang lebih rendah pada sembilan tahun pertama, dibandingkan mereka yang tidak pernah mengalaminya,” katanya
dr.Zam menambahkan, meski stroke ringan menyerang hanya dalam waktu yang relatif singkat dan bisa pulih sempurna, kondisi ini bisa secara mudah berujung pada stroke yang berdampak permanen. Kondisi yang lebih parah bisa terjadi jika gejala stroke ringan tidak terdeteksi, sehingga dibiarkan saja tanpa penanganan. Gangguan pada otak yang tidak mendapat pengobatan dapat memicu komplikasi yang memengaruhi kualitas hidup, seperti demensia.
“Orang-orang dengan kondisi tertentu juga wajib mewaspadai kemungkinan terkena stroke ringan. Misalnya orang yang merokok, mempunyai tekanan darah tinggi (hipertensi), dan orang dengan berat badan berlebih atau obesitas. Selain itu, orang yang memiliki kadar kolesterol tinggi, mengonsumsi alkohol berlebih secara rutin, mengalami gangguan irama jantung, atau diabetes juga lebih rentan terkena stroke ringan,” ungkap dr.Zam.
dr.Zam berpesan, jalani gaya hidup sehat, agar risiko terkena penyakit yang lebih berat dapat diperkecil. Berhenti merokok, batasi konsumsi makanan berkolesterol, tidak mengonsumsi alkohol, dan rutin berolahraga, adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menjauhkan diri dari stroke.
“Oastikan juga cukup mengonsumsi buah dan sayur, menjaga berat badan yang sehat, serta mengelola diabetes dengan baik, untuk menghindari penyakit ini,” kata dia.