Bandar Lampung – Pemandangan tidak elok serta bau menyengat terlihat dan sangat terasa di hidung saat menginjakkan kaki di perairan teluk Lampung, tepatnya di kawasan pantai Kelurahan Way Lunik, Kota Bandar Lampung.
Pada Sabtu (21/7/2019) sekitar pukul 10.00 Wib, sejumlah awak media memancing ikan di kawasan tersebut. Tiba di lokasi persis di depan dan dekat dengan kantor sebuah produk rokok.
Awalnya, awak media cukup kebingungan untuk memasuki kawasan pantai yang biasanya mudah untuk diakses. Setelah bertanya-tanya ke sejumlah warga, akhirnya tim bisa masuk, itupun setelah meminta izin dengan penjaga tumpukan kontainer.
Lokasi jalan yang dulunya tanah, kini sudah berbatu, karena ada aktifitas di wilayah yang sudah berdiri ratusan kontainer itu.
“Dulu bebas masuk di sini, mungkin karena oleh pemilik tanah disewakan kepada pengusaha, jadi mau masuk harus izin dulu,” guman salah satu pewarta.
Setelah tiba di bibir pantai, lalu memarkirkan mobil tak jauh dari lokasi untuk memancing. Hampir di sepanjang bibir pantai ada semacam tanggul penahan air, itupun sudah banyak yang rusak di beberapa titik.
Saat naik ke tanggul, dimulailah cerita ini. Tim cukup kaget melihat sisi kanan pantai dipenuhi sampah berbagai macam rupa. Bau menyengat pun menusuk hidung dan salah satu kawan terbatuk dan hampir muntah.
“Gimana mau mancing enak kalau kondisi nya seperti ini,” ujar kawan itu sembari menutup hidung.
Akhirnya, meski dengan terpaksa kami pun tetap memancing sembari mengamati keadaan sekitar pantai.
Beberapa warga yang ikut memancing sempat kami ajak berdialog. Mereka mengatakan, sampah plastik yang memenuhi pantai Way Lunik sudah berlangsung cukup lama.
“Inimah susah dikendalikan bang, karena banyaknya aktivitas warga,” kata salah satu pemancing.
Namun, kata pemancing lainnya, selain sampah, ada bau menyengat yang ditimbulkan karena adanya pembuangan limbah oleh sejumlah perusahaan di kawasan tersebut.
“Mereka (perusahaan) membuang limbahnya kadang saat malam hari. Mungkin biar tidak ketahuan,” ungkap pemancing itu.
Setelah beberapa jam menikmati keindahan meski pesonanya sudah pudar, kami pun memutuskan pindah ke lokasi lain, tepatnya arah pantai di sepanjang pinggiran pantai kabupaten Pesawaran. (*)