Syafrudin Pengusaha Seblak Asal Lampung Sukses di Palembang

PALEMBANG — Syafrudin (53) pengusaha dari Lampung Tengah, Lampung berhasil sukses, setelah malang melintang dan jatuh bangun berbisnis kuliner di kota Palembang.

Kini Syafrudin mampu meraup keuntungan jutaaan rupiah perhari setelah menggeluti usaha barunya yaitu  Seblak makanan khas Bandung.

Saat ditemui di kediamannya sekaligus yang dijadikan tempat usaha kulinernya, Syafrudin menceritakan awal kisahnya merantau ke kota palembang yang sempat mengalami jatuh bangun dari usaha kuliner hingga menemukan usaha kuliner yang pas seperti saat ini.

Warga gang Anggada kelurahan Kalidoni Kecamatan Kalidoni kini sudah menjadi seorang pengusaha sukses dan telah merangkul belasan warga setempat untuk di jadikan karyawan bekerja di rumahnya membuka aneka kuliner siap saji.

Udin panggilan akrab Syafrudin didampingi sang istri Nia Kaniati (53) memulai cerita kehidupan barunya sejak awal hijrah dari kampung halaman di Dusun Bandar Harapan, Kampung Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah ke Sumatra Selatan pada tahun 1990 lalu.

Selama perjalanan karirnya, Syarifudin selalu berinovasi mencari nafkah dengan beragam barang dagangan, mulai dari kacang telur sampai home industri roti, dengan hasil penjualan yang bisa mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

“Ya pada awal tahun 2017 lalu, putri sulung saya memberi saran untuk berjualan Seblak kemasan makanan ringan asal Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat,” jelasnya, Senin (07/07/2019).

Awalnya lanjut dia, mereka hanya mendapat hasil penjualan sebesar Rp 50 ribu dalam sehari. Tapi lama kelamaan, ia mencoba berinovasi mencampurkan adonan menu seblak dengan kuah cuka dan sambal, yang diharapkan dapat menggugah pelanggan karena rasa menyesuaikan selera lidah Wong Kito.

Alhasil, seiring waktu kuliner ‘Seblak Kania Kalidoni’ yang diramu dengan kuah cuko (cuka) kini sudah mulai banyak dikenal orang dan telah memiliki 3 anak cabang di tiga tempat yang berbeda.

“Alhamdulilah sudah hampir dua tahun berjalan, sekarang Seblak Kania sudah banyak diketahui orang dengan omzet mencapai 300 sampai 500 nota perhari yang rata-rata dalam satu nota nominalnya Rp 25 – 50 ribu. Sementara untuk tetap berkembang, tidak ada kiat khusus diterapkan, hanya melakukan pemasaran melalui jaringan internet dan instagram, juga aplikasi Grab-Food, Go-Food dengan harga yang cukup terjangkau bagi semua kalangan,” bebernya.

Selain itu tambah Kania, “Kita selalu berpegang pada kualitas rasa, supaya Seblak Kania Kalidoni berkuah  dapat terus dikenal pelanggan. Baik disini maupun di tiga anak cabang, itu akan tetap menjadi prioritas,” tegasnya.

Sementara, Hanizal salah satu wartawan yang mencoba Sablak Kania merasa bingung dengan rasa Seblak yang belum pernah dicobanya selama ini.Bahkan dia menilai usaha seperti ini bisa dikembangkan di tempat lain.

“Cita rasa yang dihasilkan dari Seblak Kania memang cukup menggugah selera, selain pedas rasa kuah  bukan sekadar kuliner biasa, perpaduannya dengan pempek merupakan simbol akulturasi budaya antara Melayu dan Tionghoa yang menjadi makanan khas Palembang,” sambut Izal.(Di)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *