Kelompok Cipayung Plus Lampung Deklerasi Tolak People Power

Bandar Lampung – Minggu, 19 Mei 2019 sekitar pukul 17.00 wib bertempat di Hotel Grand Praba telah berlangsung kegiatan silaturahmi dan buka bersama Kelompok Cipayung Plus Provinsi Lampung sekaligus deklarasi tolak aksi People Power dan mendukung KPU, BAWASLU, TNI dan Polri

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ferial (Ketua PC PMII Prov. Lampung), Ignatius Limpod (Ketua PMKRI Prov. Lampung), M. Hanif Asyifa (KETUA DPD IMM Prov. Lampung), Rahmanita Sari (Ketua GMNI Prov. Lampung), Annes JP Lumbatoron (Ketua GMKI Prov. Lampung), Jhan Dwi Gotama (Himahbudhi Prov. Lampung), dan sekitar 30 akder organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan. Acara seremonial dimulai sambutan para Ketua OKP yang hadir, dan Pembacaan Deklarasi

Deklarasi Tolak Pople Power
Berikut 9 poin pernyataan sikap Cipayung Plus Prov. Lampung :

1. Mengimbau segenap elemen bangsa agar selalu menjaga kerukunan dan persatuan bangsa. Mari kita hiasi bulan Ramadhan yang suci ini dengan memperkuat silaturahmi antaranak bangsa, memperbanyak amal kebajikan, dan menyetop narasi-narasi bernuansa kebencian yang dapat memecah belah persatuan bangsa.

2. Sebagai bangsa, kita patut bersyukur telah dapat melaksanakan Pemilu 2019 secara damai, aman, dan jurdil. Partisipasi pemilih juga sangat tinggi, di atas 80 persen. Sejauh ini dunia internasional memberikan penilaian positif terhadap pelaksanaan Pemilu 2019 di Indonesia yang disebut sebagai pemilu terumit di dunia karena menggabungkan secara serentak pemilu presiden dan pemilu legislatif dari tingkat pusat sampai tingkat daerah. Sukses Pemilu 2019 semakin memperteguh posisi Indonesia sebagai role model negara berpenduduk mayoritas Islam yang berhasil menerapkan demokrasi dengan baik.

3. Kami memberikan apresiasi kepada jajaran KPU dan Bawaslu, dari tingkat pusat sampai pelosok daerah, karena secara umum telah berhasil menyelenggarakan Pemilu 2019 dengan jurdil dan transparan. Apresiasi juga layak diberikan kepada jajaran TNI-Polri yang telah mengawal jalannya Pemilu 2019 sehingga berlangsung aman dan lancar sejak masa kampanye hingga proses perhitungan saat ini.

4. Meskipun Pemilu 2019 secara umum berjalan baik, sebagai pewaris masa depan bangsa kami merasa risau melihat sejumlah masalah dalam pelaksanaan Pemilu 2019. Berbagai penyakit lama yang menyertai pemilu di Indonesia masih marak terjadi, mulai dari praktik politik uang, penggelembungan suara, hingga aparat negara yang tidak netral. Kami menyampaikan belasungkawa dan keprihatinan mendalam atas 400 lebih petugas KPPS yang wafat serta hampir 4000 petugas KPPS yang harus dirawat karena sakit akibat beban tugas yang berat. Berbagai masalah ini harus segera dievaluasi secara konprehensif untuk menyempurnakan Pemilu mendatang agar dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

5. Mengimbau para peserta Pemilu 2019 agar dapat menyikapi hasil pemilu dengan bijak, sesuai komitmen Siap Menang dan Siap Kalah yang telah dideklarasikan sebelum pelaksanaan masa kampanye. Pemilu adalah jalan demokrasi, jalan damai bagi masyarakat untuk memilih pemimpin berdasarkan hukum dan aturan yang telah ditetapkan. Ujian keberhasilan Pemilu bukan hanya diukur dari prosesnya, tapi juga terletak pada kesediaan para pihak yang mengikuti kontestasi untuk menerima hasil pemilu sebagai perwujudan dari kedaulatan rakyat.

6. Menolak upaya delegitimasi terhadap KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara Pemilu yang dibentuk sesuai amanat Undang-undang. Para peserta Pemilu 2019 yang merasa dicurangi atau diperlakukan tidak adil, sepatutnya menggugat atau menyelesaikan masalahnya dengan menggunakan mekanisme konstitusional seperti Bawaslu, DKPP, dan Mahkahmah Konstitusi (MK). Bukan melakukan people power dengan mengerahkan massa dalam jumlah besar ke jalanan.

7. People power dalam bentuk mengerahkan massa ke jalanan untuk menolak hasil Pemilu, apalagi jika ditujukan sebagai bentuk pembangkangan terhadap pemerintahan yang sah, adalah langkah inkonstitusional. Kami menolak langkah people power seperti dimaksud karena berpotensi menimbulkan konflik horizontal di tengah masyarakat, dapat memicu terjadinya adu kekuatan massa di jalanan yang jelas sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi dan negara hukum.

“Mari kita jaga kedamaian pasca-Pemilu 2019 dengan menjunjung tinggi norma hukum dan terus memperkuat solidaritas antaranak bangsa dan Kami percaya bahwa seluruh jajaran TNI-Polri akan selalu solid bersatu menjaga ketertiban umum, memberi rasa aman di tengah masyarakat, mengawal konstitusi, dan menjaga keutuhan NKRI,” kata Ferial, Ketua PC PMII Lampung, membacakan deklarasi. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *