Bagian depan RS Ahmad Yani |
METRO – Anggaran cukup fantastis namun fasilitas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ahmad Yani Kota Metro tidak sebanding dengan kondisinya.
Selain atap yang bocor di ruang pasien tepatnya di ruang bedah kelas 3B di lantai dua. Kali ini atap bocor juga terjadi di ruang bedah kelas 3C rumah sakit plat merah bertipe “B” tersebut.
Kondisi tersebut dinilai sangat mengganggu kenyamanan pasien yang dirawat di ruangan bedah setempat.
“Waktu hujan pada selasa tengah malam lalu ada resapan air dari atap plafon. Dan membasahi lantai, sehingga kami malam-malam mengepel lantai yang basah itu,” ujar kelurga pasien yang dirawat di ruang bedah rumah sakit setempat, Rabu (6/3/2019).
Selain resapan air akibat atap bocor yang ada di ruang bedah. Ruang aula 2 pada perkantoran RSUD Ahmad Yani juga mengalami hal yang sama.
Dimana, ada beberapa titik bekas resapan air yang merusak cat dinding aula 2 yang kerap dijadikan tempat rapat jajaran rumah sakit setempat.
Di situ juga nampak jika ruangan yang kerap bocor jika turun hujan seolah kurang perawatan karena cat dinding mengelupas dan berjamur.
Pantauan di lapangan, atap ruang bedah kelas 3B yang mengalami kebocoran saat hujan, sedang dilakukan perbaikan.
Sayangnya, saat akan dikonfirmasi, Direktur dan Kepala Bidang yang berkaitan tidak ada tidak di tempat saat akan ditemui. Baca: Ombudsman Sikapi Dugaan Salah Diagnosa Oknum Dokter RSUD Ahmad Yani Metro
“Direktur dan Kepala Bidang perencanaanya tidak ada, semuanya sedang takziah. Karena ada orangtua dokter yang meninggal,” ujar salah satu satpam RSUD Ahmad Yani Metro.
Sebelumnya Ketua Komisi II DPRD Kota Metro, Tondi MG Nasution meminta RSUD tidak bertele-tele dalam menangani masalah yang dapat menjadi keluhan, seperti atap bocor, lift tak berfungsi dan lain-lain.
Politisi Partai Golkar ini mempertanyakan penggunaan anggaran Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) RSUD Ahmad Yani.
“Lebih kurang pendapatannya BULD itu Rp 80 – 90 miliar pertahun. Masa: iya tidak mempersiapkan anggaran rehab, ya tidak mungkinlah. Kalau itu sampai tidak ada anggaran pemeliharaan berarti sudah tidak benar. Karena itu kan untuk pelayanan, musim hujan begini gimana kalau atapnya jebol. Itulah gunanya anggaran pemeliharaan,” terang Tondi. (Bams)