Foto ist |
Cirebon : Indonesia mengirimkan sebanyak 2000 peserta magang ke Jepang dalam setiap tahunnya. Para peserta disalurkan untuk magang disejumlah perusahaan yang ada di Jepang. Kasubdit Pemagangan Kemenakertrans Nita Dwi Apriliawat menuturkan, program yang sudah berjalan sejak tahun 1993 ini, sudah menghasilkan ribuan alumni yang cukup berhasil.
“Ada 8000 pengusaha sukses yang merupakan alumni pemagangan di Jepang,” kata Nita saat menghadiri seleksi peserta magang di Jepang di Pondok Pesantren Gedongan Cirebon, melalui siaran pers, Senin 10 Desember 2018.
Nita mengatakan, pengiriman peserta magang dari Indonesia ke Jepang, dilaksanakan setiap bulan. Namun, jumlah peserta yang dikirim, tergantung dari jumlah peserta yang lolos seleksi. Namun rata-rata, dalam setiap bulan, Indonesia mengirimkan sekitar150 – 200 peserta magang ke Jepang.
“Kemungkinan bulan depan bisa mencapai 300 orang yang kita kirim,” kata Nita.
Untuk peserta magang ini, mereka akan melakukan magang selama tiga tahun. Namun Nita mengungkapan, sejak November 2018, ada aturan baru yang menjelaskan bahwa peserta magang bisa dilakukan selama lima tahun. Hal tersebut bisa dilakukan, dengan syarat ada seleksi yang harus diikuti oleh peserta magang.
“Kalau lolos, dia bisa nambah masa magangnya,” kata Nita.
Menurut Nita, pemerintah tidak lepas tangan begitu saja, terhadap alumni dari pemagangan di Jepang, karena menurutnya, Kemenaker akan terus mengawal para alumni tersebut. Salah satunya, yaitu dengan mengarahkan para alumni untuk bekerja pada perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Indonesia.
“Lihat saja di perusahaan-perusahaan di Cikarang, cukup banyak alumni kita yang bekerja disana,” kata Nita.
Kepala IM Japan Indonesia, Masanobu Komiya menuturkan, pihaknya sudah memberangkatkan sekitar 308 angkatan peserta magang dari Indonesia, sejak tahun 1993. dari seluruh jumlah peserta magang dari Indonesia, 60 persen diantaranya bekerja di pabrik dan 40 persen lainnya bekerja di kontruksi bangunan.
“Tidak ada aturan mengenai pengalaman kerja. Yang terpenting lolos seleksi dan siap bekerja, maka bisa untuk dikirim ke Jepang,” kata Komiya.
Qodirin Al-Ikrom salah satu alumni pemagangan Jepang menuturkan, dirinya mendapatkan banyak pengalaman ketika bekerja di Jepang. Ia sempat magang kerja disalah satu pabrik sparepart mobil di Jepang pada tahun 2014 lalu. Menurutnya, etos kerja dan kedisiplinan di Jepang menjadi salah satu pengalaman berharga. Selain itu, kwalitas produksi juga benar-benar sangat diperhatikan.
“Pengalaman tersebut cukup berharga bagi saya,” ujar Qodirin.
Qodirin juga membenarkan, bahwa fisik menjadi salah satu hal yag perlu diperhatikan ketika bekerja di Jepang. Karena menurutnya, kondisi cuaca di Jepang sangat berbeda dengan Indonesia, sehingga harus memiliki kesiapan fisik yang prima.
“Kalau panas, panas sekali. Kalau dingin, dingin sekali,” ujar Pria yang saat ini sudah membuka usaha itu.