Foto ist |
Karang Taruna Bhakti Desa Brajaharjosari, Kecamatan Brajaselebah, Lampung Timur, terpilih mewakili Provinsi Lampung dalam Lomba Pilar Karang Taruna Berprestasi Tingkat Nasional 2018.
Pagi ini, Minggu, 12 Agustus 218, Ketua Karang Taruna Bhakti Desa Brajaharjosari, Ahmad Naufal bersama wakil ketua Waryoko Susandy menuju Jakarta untuk mengikuti lomba di tingkat nasional dan berada di Ibu Kota hingga 18 Agustus 2018.
Sehari sebelumnya, mereka dilepas oleh Ketua Karang Tarna Kabupaten Lampung Timur Akmal Fathoni di Kantor Kecamatan Brajaselebah. Dengan harapan dan doa, Karang Taruna Bhakti Brajaharjosari menorehkan tinta emas di tingkat nasional.
Prestasi yang diraih di tingkat provinsi, tentu, membanggakan. Baik bagi pengurus dan anggota Karang Taruna Bhakti, masyarakat desa, maupun Pemerintah Kabupaten Lampung Timur.
Keberhasilan Ahmad Naufal dan kawan-kawannya hingga bisa mewakili Provinsi Lampung ke tingkat nasional, diperoleh dengan perjuangan dan kerja keras, yang tidak mudah. Menyisihkan pesaing dari 15 kabupaten/kota yang ada di provinsi ini merupakan bukti buah manis dari kesungguhan para pemuda dari Brajaharjosari ini.
Namun, di balik sukses yang diraih Karang Taruna Bhakti Brajaharjosari, ini ada catatan yang harus menjadi bahan perenungan bagi pemerintah kabupaten maupun provinsi, terutama instansi yang bertanggung jawab terhadap perkembangan organisasi Karang Taruna di Provinsi Lampung.
Karena ternyata, Naufal dan Waryoko yang pada hari ini menuju Jakarta, menyatakan, dukungan yang diberikan Karang Taruna serta pemerintah di tingkat kabupaten maupun provinsi baru sebatas apresiasi dan dukungan moral.
Naufal dan Waryoko berangkat ke Jakarta atas nama Provinsi Lampung untuk mengikuti Lomba Pilar Karang Taruna Berprestasi Tingkat Nasional 2018. Namun, biaya transporasi dan akomodasi yang diterima hanya untuk satu orang.
“Katanya, kementerian hanya menanggung biaya transportasi dan akomodasi untuk satu orang. Jadi, saya pakai uang sendiri untuk membeli tiket ke Jakarta,” kata Waryoko kepada media, Sabtu, 11 Agustus 2018 malam.
Bahkan, Waryoko mengaku belum tahu, di Jakarta harus bermalam di mana. “Rencananya, nanti nebeng sama Naufal,” kata dia. Padahal, Naufal dan Waryoko berada di Jakarta hingga 18 Agutus 2018.
Kendati minim perhatian dari lembaga di atasnya maupun dari pemerintah kabuapten dan provinsi, Naufal dan Waryoko tetap berangkat ke Jakarta. Dengan bermodalkan semangat dan tekad yang kuat, mereka ingin meraih prestasi dan bisa dibanggakan saat kembali.
“Kepada saudara-saudara kami di Brajaharjosari, Brajaselebah, dan seluruh masyarakat Lampung, mohon doanya. Semoga kami bisa meraih yang terbaik pada lomba tingkat nasional ini,” kata Naufal. (*)