Foto ist |
BANDAR LAMPUNG- Kekayaan alam dan budaya Lampung segera membutuhkan pelestarian.
Rakyat dan pemerintah Lampung yang baru sedang mempersiapkan diri untuk melestarikan dan mengembangkan kekayaan alam dan budaya Lampung agar tidak musnah dan terpandang di dunia.
“Untuk itu, dibutuhkan kerja nyata, bukan sekedar seremonial. Kita tidak boleh menunggu diperintah, tapi harus segera bekerja, karena itu adalah kepentingan rakyat Lampung,” kata Arinal Djunaidi, Gubernur Lampung terpilih saat menerima kunjungan rombongan Prof. Margaret J Kartomi dari Monash University, Melbourne, Australia bersama perwakilan pengurus Lampung Sai, MPAL dan sejumlah tokoh di rumah kediaman Selasa (10/7).
Prof Margaret J Kartomi bersama dengan pengurus Lampung Sai, melakukan kunjungan sekaligus memberikan ucapan selamat kepada Arinal Djunaidi – Chusnunia atas kepercayaan rakyat Lampung yang telah memberikan pilihan kepad paslon nomor 3 dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Lampung, pada pemungutan suara 27 Juni 2018.
Prof Margaret menyebutkan dirinya tengah menulis buku dan sudah melakukan penelitian di Lampung. Selain itu, di dalam diskusi dan perbincangan terkait budaya Lampung dibahas juga beberapa nilai budaya yang bisa menjadi sumber inspiraai bagi penyelenggaraan Konferensi Budaya Lampung di Melbourne September 2020.
Di saat diskusi terkait beragam khasanah budaya Lampung baik ekspresi seni utamanya seni pertunjukan sangatlah menarik untuk diangkat ke level dunia.
Arinal Djunaidi memperkenalkan juga Bupati Lampung Timur, Chusnunia (Nunik) Wakil Gubernur terpilih.
Arinal Djunaidi menyatakan bahwa dirinya berkomitmen untuk memajukan budaya Lampung, bukan hanya dikenal tapi juga menjadi terpandang.
Indonesia memiliki 1.340 suku di antaranya, yang telah memiliki aksara hanya Batak, Lampung, Jawa dan Makassar.
“Sekarang kesempatan buat kita orang Lampung untuk lebih giat lagi mempromosikan daerah kita. Pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini sedang gencar-gencarnya mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia. Kita harus secepatnya menyambut,” kata Arinal Djunaidi.
Arinal juga meminta agar Prof. Margaret J Kartomi bisa turut membantu mempromosikan kebudayaan Lampung di Internasional.
“Seorang ahli budaya dari Leiden, Belanda sedang menuju ke Lampung siap untuk bekerja sama dengan Pak Gubernur untuk mempelajari, menulis dan mempromosikan adat istiadat budaya rakyat Lampung. Mohon nanti bisa bekerjasama,” kata Dr Margareth.
Margareth Kartomi meminta agar pemerintahan Gubernur Arinal Nunik lebih giat lagi mengembangkan dan mempromosikan kebudayaan seperti halnya Jawa, Bali, Aceh, Batak, Papua dan daerah lainnya di Indonesia.
“Masyarakat Internasional perlu kenal rakyat Lampung lebih banyak dan lebih dekat lagi. Perlu banyak bikin even-even budaya di Lampung dan di dunia internasional,” ujar ahli budaya Indonesia asal Australia ini.
Arinal Djunaidi berterima kasih atas apresiasi dan ketekunan penulis yang telah meneliti budaya Lampung. Sejalan dengan program dan langkah-lahkah besar Presiden Joko Widodo untuk mendorong pembangunan infrastruktur di Provinsi Lampung, saatnya membuka akses lebih luas lagi bagi pertumbuhan ekonomi rakyat Lampung lewat budaya kreatif.
“Provinsi Lampung ada di tengah Sumatra dan Jawa. Kita ada di hadapan Ibukota Republik Indonesia. Akses sudah dibuka. Kalau kita tidak bisa maju, itu sudah salah kita sendiri,” kata Arinal.
*Undangan Festival Di Lampung*
Margaret Kartomi juga memuji upaya pemerintahan Lampung Timur yang sudah terus menerus mengangkat budaya rakyat Lampung Timur lewat berbagai even pariwisata.
“Masyarakat internasional sangat tertarik dengan berbagai festival yang diselenggarakan bupati Lampung Timur seperti Festival Way Kambas, Festival Melinting, Fastival Panen Padi dan Festival Musik yang diselenggarakan ibu bupati,” jelasnya.
Bupati Lampung Timur yang maju menjadi Calon Wakil Gubernur, Chusnunia Chalim atau wanita yang akrab disapa Nunik ini menyampaikan, dalam waktu dekat ini, ada lebih banyak lagi festival budaya di lakukan di Lampung khususnya di Lampung Timur.
“Kami akan sangat senang sekali menerima tamu yang mau menyaksikan berbagai festival tersebut. Agar dunia tahu, ini loh orang Lampung yang ramah dan terbuka dengan siapa saja yang mau bekerjasama membangun Lampung,” ujarnya.
Nunik menjelaskan saat ini di Lampung Timur sendiri sudah ada 2.000 anak-anak muda penari tradisional yang siap menyajikan berbagai tarian dalam berbagai festival.
“Pokoknya semua anak muda di seluruh Lampung akan digalang seluas-luasnya dalam berbagai kegiatan budaya. Untuk menegakkan kembali seni dan budaya Lampung di hati generasi muda,” tegasnya.
Riana Sari Arinal memperkenalkan berbagai perhiasan jukung dan baju adat Lampung pada Margareth Kartomi.
“Kami berharap dalam Konferensi Budaya Lampung di Melbourne nanti juga ada fashion show dan pameran berbagai perhiasan asal Lampung yang bisa diperkenalkan pada masyarakat Australia,” kata Riana Sari.
Riana Sari Arinal yang selama ini turut aktif berkampanye untuk paslon 3, Arinal Djunaidi – Chusnunia menyampaikan bahwa dirinya yang memang hobi pernik desain perhiasan, kini juga mengembangkan modernisasi desain perhiasan dan kain batik bermotif Lampung.
Kalau di Yogyakarta kini berkembang industri kreatif, Riana Sari Arinal mendorong juga ke depan lahirnya karya desain batik bermotif khas Lampung.
“Nanti kain Lampung motifnya bisa jukung, lada atau kopi dengan pendekatan yang lebih modern, sehingga bisa jadi dikenal, seperti kain batik dari tempat lain,” kata Riana Sari.