Aktivitas Status Gunung Anak Krakatau Status Waspada, Ini Himbauan untuk Warga

Andi Suardi memberikan keterangan pada media

Lampung
Selatan : Aktivitas status gunung Anak Krakatau pada Senin (25/6/2018)
berstatus Waspada atau Level II di perairan Selat Sunda, Kabupaten Lampung
Selatan (Lamsel).
Berdasarkan
data dan informasi di Pos Pengamat Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Hargo
Pancuran Kecamatan Rajabasa, Lamsel, dimana level II sejak tanggal 21 Juni 2018
sudah ada peningkatan dengan 49 kali gempa hembusan, 8 kali gempa Low
Frekuensi, 50 kali gempa Vulkani dangkal dan 4 kali gempa vulkanik dalam dengan
hembusan angin arah timur.
Hal tersebut
diungkapkan oleh Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Hargopancuran Kecamatan
Rajabasa Andi Suardi saat ditemui di posnya. Senin (25/6/2018).
Andi Suardi
mengatakan, berdasarkan data yang didapat dari Pos Pasauran Bandung, pada Senin
(25/6/2018) pada Pukul 07.14 WIB Gunung Anak Krakatau (GAK) terjadi erupsi
letusan dengan tinggi kolom abu sekitar 1000 m (1.305 m di atas permukaan
laut).
“Kolom
abu teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal condong ke arah utara.
Visual Gunung Kabut 0-III Asap kawan tidak teramati,” jelasnya.
Dia
menjelaskan, untuk kegempaan di antaranya Hembusan Jumlah 44, Amplitudo 3-25 MM
Durasi 16-91 detik, Low Frekuensi jumlah 30, Amplitudo 5-26 mm, Durasi 11-26
detik, Vulkanik Dangkal jumlah 58, Amplitudo 5-26 mm, Durasi 11-26 detik dan
Vulkanik Dalam jumlah 2, Amplitudo 18-23 mm, S-P : 1.9-2.1 detik, Durasi 17-18
detik serta Keterangan lain Sta Krak 1,2 dan Sta Sertung Off.
“Saat
ini, alat sesmoter (penangkap sinyal getaran) yang terpasang di Gunung Anak
Krakatau milik pos kita mengalami kerusakan, sehingga tidak bisa merekam
gempa,” jelasnya.
Dia
menghimbau, kepada masyarakat untuk tidak terlalu membesarkan seperti yang ada
dimedia sosial, jika ingin mengetahui langsung silahkan datang kepada Pos
Pemantau kami di Hargo Pancuran.
“Masyarakat
untuk tetap tenang dan kepada masyarakat nelayan dan wisatawan untuk mendekati
kawasan Gunung Anak Krakatau (GAK),” himbaunya.
Sekedar
untuk diketahui, paling terbesar pada 2 September 2012 letusan menghasilkan
kolom asap setinggi 1000 meter dan letusan berikutnya didominasi oleh letusan
tipe strobolian. (eko).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *