Dalang Kondang Ki Enthus Berpulang, Arinal-Nunik Turut Berduka

Arinal bersama Ki Enthus di salah satu kegiatan wayang kulit. Foto ist

Lampung- Innalilahi wainna ilaihi rojiun. Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung nomor urut tiga Arinal Djunaidi – Chusnunia turut berduka mendalam atas wafatnya dalang kondang Ki Enthus Soesmono.

Dalang yang juga Bupati Tegal, Jawa Tengah nonaktif, itu meninggal dunia di Rumah Sakit Soeselo, Slawi, Tegal, Senin, 14 Mei 2018,  sekitar pukul 19.10 WIB. Ki. Enthus dirawat di rumah sakit karena terkena serangan penyakit jantung.

Arinal Djunaidi mengaku mengenal cukup dekat dengan Ki Enthus yang dikenal sebagai dalang kreatif. “Selama hampir satu tahun pada 2017, kami sering bersama Pak Enthus menggelar pertunjukan wayang di berbagai daerah di Lampung,” kata Arinal.

Selama bersama, Arinal mengaku banyak memperoleh pelajar berharga, terutama tentang prinsip-prinsip menjalani kehidupan sehari-hari, yang disampaikan Enthus melalui pertunjukan wayang.

Menurut Ketua DPD Golkar Lampung itu, Ki Enthus tidak sekadar menghibur masyarakat melalui pertunjukkan wayang, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada masyarakat. “Kami turut berduka mendalam. Semoga Pak Enthus khusnul khotimah. Amin,” doa Arinal.

Sementara Enthus Soesmono, yang meninggal dunia di usia 52 tahun, sempat dibawa ke Puskesmas Jatinegara, Tegal untuk mendapatkan perawatan, tapi karena keterbatasan alat, lalu dibawa ke RS Soeselo.

Pjs Bupati Tegal, Sinung N. Rachmadi mengatakan, almarhum rencananya dimakamkan Selasa (15/5/2018) siang. Tapi, masih menunggu informasi dari keluarga.

Almarhum yang juga dikenal dalang itu menjabat Bupati Tegal periode 2014-2019. Bersama Umi Azizah mendaftar ke KPU Kabupaten Tegal untuk mengikuti pemilihan kepala daerah Tegal tahun 2018.

Ki Enthus sebelum menjadi bupati Tegal, aktif sebagai dalang wayang kreatif. Tahun 2005 menerima gelar Doktor Honoris Causa bidang seni-budaya dari International Universitas Missouri, Amerika Serikat dan Laguna College of Bussines and Arts, Calamba, Philippines(2005).

Ratusan karyanya juga tersimpan di museum di Belanda, Jerman, dan New Mexico. (rls).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *