Riswo menunjukkan Novel Ketika Meniti Pelangi karyanya. Foto Missi. |
Mesuji- Riswo Kepala SMAN 1 Panca Jaya Kabupaten Mesuji berhasil menulis kisah hidupnya dalam Novel perdananya yang diberi berjudul Ketika Meniti Pelangi.
Penulisan novel tersebut dilatarbelakangi ketika dia menjadi Kepala Sekolah di SMAN 1 Panca Jaya karena melihat keadaan sekolah yang sangat memprihatinkan dan dia berpikir bagaimana caranya untuk memajukan sekolah sehingga dia tidak bisa tidur akhirnya dia memutuskan untuk menulis kisah hidupnya.Novel tersebut ditulis selama 6 bulan.
Novel Ketika Meniti Pelangi karya Riswo ini menceritakan kisah perjalanan hidupnya yang berasal dari keluarga tidak mampu. Kemiskinan hampir membuat dia gagal untuk meraih mimpi, namun kegigihannya untuk terus bisa bersekolah akhirnya dia mampu menunjukkan kepada dunia bahwa orang miskinpun jika punya tekad yang kuat bisa meraih sukses.
“Saya sengaja menulis perjalanan hidup dalam sebuah novel karena saya terlahir dari keluarga yang tidak mampu dan tujuan saya menulis novel ini untuk memotivasi semua orang terutama para remaja untuk tetap semangat menuntut ilmu untuk masa depannya,” tutur Novelis ini kepada Suryaandalas.com, Minggu (06/05/2014).
Sastrawan ini menceritakan, kisah perjalanan hidupnya di waktu kecil hingga dia mampu menyandang gelar sarjana bukanlah hal yang mudah dia tempuh bahkan melalui perjuangan doa dan air mata bahkan dia harus rela bekerja untuk biaya sekolahnya.
Sebab menurut Riswo Orang tuanya memang tidak mampu untuk menghidupi ketujuh anaknya, termasuk dirinya. Bahkan enam saudaranya tidak ada yang lulus SD.
Namun dia termotivasi dengan kalimat seorang guru bahwa dia harus tetap sekolah.
“Guru itu bilang ‘Kamu Harus Sekolah’. Kata-kata guru itu membuat saya bangkit dengan tekat yang kuat saya berusaha untuk tetap sekolah,” ungkapnya.
Novel Ketika Meniti Pelangi yang ditulis Riswo setebal 140 halaman dan diterbitkan oleh Aura Publishing itu, menceritakan perjalanan seorang yang bernama Bangkit yang terlahir dari keluarga yang sangat miskin. Sebelumnya Bangkit dijanjikan oleh ayahnya setelah lulus SD untuk melanjutkan ke SMP dengan catatan, Bangkit memperoleh predikat lulusan terbaik di SD itu.
Bangkit pun menagih janji ke ayahnya Pak Karyo setelah Bangkit memperoleh kelulusan terbaik. Namun alangkah terkejutnya di saat Bangkit menagih janji malah Bangkit diusir dari rumahnya lantaran kesal orang tuanya, karena Bangkit merengek-rengek terus menagih janji. Sedangkan orang tuanya tak mampu berbuat apa apa.
Pada malam harinya tepat pukul 01.00 wib Bangkit pergi meninggalkan rumah dengan mengendarai sepeda onthel.
Tiga tahun kemudian Bangkit pulang dengan membawa selembar ijajah SMP. Kemudian Bangkit pamit melanjutkan SMA dengan biaya sendiri menjadi tukang cuci dan tukang becak. Satu tahun kemudian naik ke kelas dua dengan predikat terbaik kedua. Bangkit pulang kampung namun disambut dengan kematian ibunya.
Bangkit hampir putus asa bahkan sempat ingin mengahiri hidupnya saat ibunya pergi meninggalkan Bangkit untuk selama-lamanya.
Setelah lulus SMA Bangkit menjadi petani selama tiga tahun dan dari hasil kerja kerasnya Bangkit melanjutkan kuliah hingga pada ahirnya berhasil menyandang gelar sarjana.
“Itu sepenggal kisah dalam Novel ketika meniti Pelangi dan kisah nyata yang saya alami selengkapnya bisa dibaca di Novel tersebut, dan Novel itu saya tulis selama saya bertugas sebagai guru dan kepala sekolah di Kabupaten Mesuji,” ungkapnya.
Diketahui Riswo mengawal karirnya dengan menjadi Wartawan di SKH Lampung Ekspres pada tahun 2003 selama satu tahun namun pada waktu itu dia juga sudah aktif menjadi guru dan dosen di Kalianda. Riswo selain aktif di organisasi juga pernah nyalon legislatif pada tahun 2014.
Mantan Kepala Sekolah SMAN2 Way Serdang Kabupaten Mesuji ini juga pernah menjadi guru dan kepala sekolah berpreatasi.
“Pada tahun 2010 temen-temen nyaranin saya daftar pns di Mesuji dan mulai bertugas di Mesuji pada tahun 2011 sebagai guru di SMAN1 Mesuji timur. Pada tahun 2013 saya menjadi juara satu guru berprestasi SMA tingkat Kabupaten Mesuji, serta pada tahun 2017 saya mendapat juara kepala sekolah berprestasi tingkat SMA Kabupaten Mesuji,” tutupnya.(Misdi)