KPH XIII Gunung Rajabasa-Way Pisang-Batu Gelar Penghijauan

Lampung Selatan : Cegah Erosi pasca musibah banjir yang terjadi beberapa waktu lalu di Kalianda, Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) XIII Gunung Rajabasa-Way Pisang-Batu Serampok dan Grand Elty Krakatoa Kalianda, lakukan penghijauan.
Penghijauan tersebut dilakukan di area kawasan lindung Gunung Rajabasa yakni kawasan wisata Way Belerang Simpur, Kecamatan Kalianda, dibantu juga oleh masyarakat Desa Kecapi.
Kepala KPH XIII, Wahyudi Kurniawan mengatakan, penanaman kembali yang dilakukan, dapat meningkatkan perlindungan kawasan sebagai fungsi sebagai kawasan lindung.
“Selain itu juga, kita harus menjaga lingkungan sekitar, dengan menambah jenis tanaman di kawasan yang bisa menyerap air dengan baik untuk mencegah terjadinya erosi,” kata Wahyudi, Selasa (10/04/2018).
Menurutnya, musibah yang terjadi beberapa hari lalu sangat memprihatinkan. Dari hasil kajian, musibah disebabkan oleh curah hujan yang mencapai lebih dari 100 mm perhari.
“Bahwa di lapangan kondisi kawasan masih relatif baik. Jenis buah-buahan yang ditanam juga nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” ucapnya.
Sementara itu, General Manager Grand Elty Kratakoa Kalianda, Dwi Prasetyo menjelaskan, tim dari Divisi Go Green Grand Elty Krakatoa melakukan gerakan penanaman dan penghijauan dengan memberikan bantuan bibit dalam rangka pelestarian lingkungan.
“Bantuan bibit yang diberikan berjumlah 200 batang terdiri dari buah durian, sawo, belimbing, kelengkeng, nangka, jambu, duku, matoa dengan jumlah 150 buah dan 50 batang kelapa puan,” ujarnya.
Tujuan pihaknya melakukan penanaman pohon ini tidak lain, untuk menjaga kelestarian Gunung Rajabasa dan memberikan nilai posisit untuk masyarakat serta menumbuhkan kesadaran masyarakat.
“Ya memang kita harus peduli dengan lingkungan, karena kita juga ada program Go Green. Harapannya hutan lebih terjaga, dan yang kita tanam bisa bermanfaat bagi masyarakat serta daerah sekitar bisa menjadi tempat wisata alternativ, yang pasti save earth save water,” terangnya.
Kepala Desa Kecapi, Ridwansyah Lekok. Menurutnya, jenis tanaman yang dibantu sangat sesuai dengan kondisi masyarakat sekitar yang memang mengharapkan jenis tanaman buah-buahaan agar kedepan bisa tetap dimanfaatkan hasilnya.  
“Hal ini juga mendukung program pemerintah khususnya dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang telah memberikan izin pengelolaan berupa Hak Pengelolaan Hutan Desa kepada Desa Kecapi,” pungkasnya. (eko) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *