Nunik: Pelayanan Kesehatan Hak Setiap Warga Negara

Nunik. foto ist

BANDARLAMPUNG – Chusnunia, Bupati Lampung Timur (Non Aktif) menegaskan, pelayanan kesehatan harus sampai pedesaan seluruh Lampung dengan mendorong petugas puskesmas masuk desa dan mengaktifkan kembali posyandu.

“Mendapatkan pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga negara dan setiap warga negarapun wajib membantu siapa saja yang membutuhkan layanan tersebut. Untuk itu pemerintah harus memastikan pelayanan kesehatan sampai desa-desa. Jangan lagi ada kematian pada ibu hamil, karena tidak ada fasilitas kesehatan,” kata Chusnunia yang dikenal denga panggilan Nunik di Bandarlampung, Kamis (5/3).

Nunik mengungkapkan bahwa dalam programnya sebagai Bupati Lampung Timur telah menggalakkan Jumat Sehat. Tujuannya, setiap petugas kesehatan di puskesmas turun ke desa memeriksa warga secara rutin lewat pertemuan-pertemuan posyandu rutin sebulan sekali.

Ia mengingatkan, kader kesehatan di desa-desa harus rutin diberikan pelatihan. Secara rutin juga melakukan pengecekan kesehatan terhadap warga. Bila ada yang hamil dan telah memasuki masa siap melahirkan maka akan langsung diberikan dikawal untuk mendapatkan kepastian tempat melahirkan.

“Sehingga jika ada warga yang sakit atau masa kehamilan mendekati melahirkan, akan segera diberikan pemeriksaan dan perawatan secara intens,” kata perempuan yang pernah menjabat anggota DPR RI.

Jangan sampai pelayanan kesehatan di Lampung tidak menyentuh masyarakat yang tinggal di pedalaman dan pedesaan. Oleh karena itu peran kader posyandu dan kader puskesmas sangat dibutuhkan.

“Puskesmas desa (puskesdes) yang menjadi program unggulan pemerintah pusat harus dipastikan aktif dan memiliki tenaga kesehatan dan obat-obatan dasar,” tegasnya.

Ia juga mengajak semua pihak ikut bekerja sama memperbaiki sistim pelayanan kesehatan bagi masyarakat, yang sempat terbengkalai selama ini dan mengakibatkan masyarakat tidak mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal.
 “Agar kita bisa bersama memperbaiki sistim pelayanan kesehatan masyarakat dari desa sampai di kota-kota,” tegasnya.

Pelayanan kesehatan di Provinsi Lampung khususnya rumah sakit daerah setiap tahun dinilai masyarakat semakin menurun, karena dinilai tidak menjangku masyarakat bawah.

Sejumlah kasus pun kerap terjadi di kepemimpinan M. Ridho Ficardo, seperti mobil ambulans Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeluk (RSUDAM) yang menolak mengantarkan pasien.

Ibu Hamil Meninggal

Beberapa hari lalu kembali terjadi masalah kesehatan, Murni Rohayati (38), warga Dusun Leuweung Kolot, Pekon Campang Way Handak, Kecamatan Pugung, Kabupaten Tanggamus, meninggal dunia setelah berjuang sendirian melahirkan bayinya.

Karena tempat tinggal yang jauh dari pelayanan kesehatan sehingga ibu bersama calon bayinya meninggal karena ingin melahirkan.
 Jarak rumahnya yang berada di kawasan hutan lindung itu jauh dari pusat kesehatan yakni 20 Kilometer.

Sejumlah warga berharap kejadian seperti ini tidak terulang kembali, pelayanan kesehatan harus menyentuh masyarakat sampai ke pelosok hutan.

“Seharusnya kejadian yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan tidak terjadi lagi, bisa diantisipasi dengan pengawasan atau bidan turun ke desa,” kata Suparjo warga Kabupaten Tanggamus di Bandarlampung, Selasa (3/4).

Seharusnya pelayanan kesehatan bisa menyentuh langsung masyarakat bawah, tapi sampai dengan saat ini tidak ada dan bidan atau puskesmas turun ke desa pun tidak jalan.

Hal senada disampaikan, Rohimat warga Kabupaten Tanggamus mengungkapkan bahwa kejadian beberapa waktu lalu menjadi coretan buruk bagi pemerintahan Ridho Ficardo-Bahtiar Basri sebab pelayanan kesehatan tidak menyentuh masyarakat.
 “Pelayanan kesehatan harus bisa menyentuh masyarakat, jangan hanya untuk orang perkotaan,” ujarnya.

Jika tinggal di kota pelayanan kesehatan mungkin maksimal,  tapi untuk warga yang berada di pedesaan jauh dari rumah sakit seperti apa solusinya.
 Seharusnya itu sudah ada solusinya, bukan baru ada kejadian pemerintah baru bisa bertindak.

Kesedihan Nunik

Yang menyentuh adalah tanggapan Bupati (Non-Aktif) Lampung Timur, Chusnunia yang dipanggil mbak-Nunik terhadap berita kematian di atas yang dimuat di slah satu media massa cetak Lampung Edisi Senin, 2 April 2018.

Tanggapan Nunik itu berisikan Bait Lagu Perjuangan `Darah Juang` karya John Tobing. Di bawah ini isi lengkapnya:
noenia_ch:

Duka pagi ini…..Gusti….”di sini negeri kami, tempat padi terhampar….samuderanya kaya raya, tanah kami subur tuan.

Di negeri permai ini, berjuta rakyat bersimbah luka, anak kurus tak sekolah, pemuda desa tak kerja….mereka dirampas haknya…tergusur dan lapar. Bunda relakan darah juanh kami..padamu kami berjanji…”

Bagaimana saya tidak menangis menyanyikan lagu ini…. Bagaimana kita tidak tergugah hati kita…. Tidak ada yang penting dari politik, kecuali kemanusiaan…!! Buatku pilkada bukan pertarungan rebutan kekuasaan…Ini pertaruhan perjuangan nasib rakyat…Ini tentang perjuangan kemanusiaan.

Tanggapan Nunik direpost dan mendapat komentar dan dukungan yang luas atas pernyataannya. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *