Suasana sosialisasi BKOW. foto ist |
Bandarlampung-
Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Lampung menggelar sosialisasi
pendampingan anak di era digital untuk meminimalkan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT).
Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Lampung menggelar sosialisasi
pendampingan anak di era digital untuk meminimalkan Kekerasan Dalam Rumah
Tangga (KDRT).
Ketua Umum
BKOW Provinsi Lampung Kingkin Sutoto mengatakan sosialisasi ini untuk
memberikan informasi tentang pentingnya pencegahan KDRT sejak dini dan
ketahanan keluarga dalam pencegahan KDRT.
BKOW Provinsi Lampung Kingkin Sutoto mengatakan sosialisasi ini untuk
memberikan informasi tentang pentingnya pencegahan KDRT sejak dini dan
ketahanan keluarga dalam pencegahan KDRT.
“Dengan
acara ini diharapkan peserta jadi tahu bagaimana cara pendampingan yang harus
dilakukan orangtua untuk sang anak agar terhindar dari paparan negatif
teknologi digital,” ujar Kingkin di Ruang Abung Balai Keratun, Kamis
(22/03/2018).
acara ini diharapkan peserta jadi tahu bagaimana cara pendampingan yang harus
dilakukan orangtua untuk sang anak agar terhindar dari paparan negatif
teknologi digital,” ujar Kingkin di Ruang Abung Balai Keratun, Kamis
(22/03/2018).
Dalam acara
tersebut BKOW menghadirkan ketua KPID Provinsi Lampung Tamri Suhaimi dan
psikolog anak Dwi Hafsah Handayani. Menurut dia, peserta yang hadir melampaui
target yang ditetapkan yaitu 300 orang lebih.
tersebut BKOW menghadirkan ketua KPID Provinsi Lampung Tamri Suhaimi dan
psikolog anak Dwi Hafsah Handayani. Menurut dia, peserta yang hadir melampaui
target yang ditetapkan yaitu 300 orang lebih.
“Acara
hari ini pesertanya membludak, ini menandakan respon positif dari masyarakat
untuk lebih memahami pentingnya pendampingan terhadap anak,” kata dia.
hari ini pesertanya membludak, ini menandakan respon positif dari masyarakat
untuk lebih memahami pentingnya pendampingan terhadap anak,” kata dia.
Psikolog
anak Dwi Hafsah menuturkan, tidak mudah menjadi orangtua di jaman digital yang
serba canggih. Namun demikian orangtua harus bisa mengikuti apa yang terjadi
pada anak generasi `Z` saat ini.
anak Dwi Hafsah menuturkan, tidak mudah menjadi orangtua di jaman digital yang
serba canggih. Namun demikian orangtua harus bisa mengikuti apa yang terjadi
pada anak generasi `Z` saat ini.
Seperti
dalam penggunaan gadget, kata dia, orangtua sudah harus menguasai, atau minimal
bisa memahami dalam menggunakan gadget. Sehingga orangtua dapat melakukan
mengawasi anak ketika sedang bermain dengan gadget.
dalam penggunaan gadget, kata dia, orangtua sudah harus menguasai, atau minimal
bisa memahami dalam menggunakan gadget. Sehingga orangtua dapat melakukan
mengawasi anak ketika sedang bermain dengan gadget.
“Karena
kalau kita masa bodo, kita juga tidak akan tahu apa yang terjadi pada mereka.
Jadi kita harus mendampingi anak, ikuti proses apa yang terjadi pada
anak,” ucap dia.
kalau kita masa bodo, kita juga tidak akan tahu apa yang terjadi pada mereka.
Jadi kita harus mendampingi anak, ikuti proses apa yang terjadi pada
anak,” ucap dia.
Selanjutnya
Hafsah mengungkapkan, era digital memiliki banyak dampak positif dan negatif.
Sehingga pengawasan orangtua merupakan kunci utama dalam meminimalkan dampak
negatif dari penggunaan media digital.
Hafsah mengungkapkan, era digital memiliki banyak dampak positif dan negatif.
Sehingga pengawasan orangtua merupakan kunci utama dalam meminimalkan dampak
negatif dari penggunaan media digital.
Menurut dia,
di zaman serba boleh saat ini orangtua harus mengikuti prosesnya. Tetapi tetap
harus ada rambu-rambu yang dibuat dan disepakati bersama.”Harus ada
kesepakatan yang harus diatur di rumah masing-masing apa yamg boleh dan tidak
boleh. Sehingga anak akan tahu menjalani hidupnya dengan baik dan benar, namun
tetap ceria,” jelas dia.
di zaman serba boleh saat ini orangtua harus mengikuti prosesnya. Tetapi tetap
harus ada rambu-rambu yang dibuat dan disepakati bersama.”Harus ada
kesepakatan yang harus diatur di rumah masing-masing apa yamg boleh dan tidak
boleh. Sehingga anak akan tahu menjalani hidupnya dengan baik dan benar, namun
tetap ceria,” jelas dia.
Dicontohkannya,
dalam menonton televisi (tv), anak-anak sebaiknya hanya boleh menonton tv
maksimal dua jam dalam satu hari, begitu juga dalam bermain gadget.
dalam menonton televisi (tv), anak-anak sebaiknya hanya boleh menonton tv
maksimal dua jam dalam satu hari, begitu juga dalam bermain gadget.
Untuk dapat
menanamkan kesadaran akan hal tersebut pada diri anak, maka orangtua juga harus
ikut andil dalam kesepakatan tersebut dengan menonton tv selama dua jam.
menanamkan kesadaran akan hal tersebut pada diri anak, maka orangtua juga harus
ikut andil dalam kesepakatan tersebut dengan menonton tv selama dua jam.
“Awalnya
memang agak susah, tapi aturan itu memang betul-betul harus dilaksanakan. Kalo
anak ga boleh nonton tv malam yaa kita orangtuanya juga jangan nonton tv,”
tegasnya.
memang agak susah, tapi aturan itu memang betul-betul harus dilaksanakan. Kalo
anak ga boleh nonton tv malam yaa kita orangtuanya juga jangan nonton tv,”
tegasnya.
Sementara
ketua KPID Provinsi Lampung menyatakan, sosialisasi tersebut merupakan salah
satu cara memaksimalkan pemahaman di masyarakat dalam upaya pencegahan pengaruh
negatif dari media digital.
ketua KPID Provinsi Lampung menyatakan, sosialisasi tersebut merupakan salah
satu cara memaksimalkan pemahaman di masyarakat dalam upaya pencegahan pengaruh
negatif dari media digital.
Dikatakan
Tamri, setiap bulannya KPID memiliki kegiatan kunjungan ke kabupaten/kota untuk
memberikan pendidikan kepada guru dan pelajar.
Tamri, setiap bulannya KPID memiliki kegiatan kunjungan ke kabupaten/kota untuk
memberikan pendidikan kepada guru dan pelajar.
“Sasaran
kita pelajari karena pelajar yang paling dasar dan perlu diselamatkan dari
pengaruh negatif media, generasi penerus yang harus diberikan pemahaman,”
pungkasnya. (red).
kita pelajari karena pelajar yang paling dasar dan perlu diselamatkan dari
pengaruh negatif media, generasi penerus yang harus diberikan pemahaman,”
pungkasnya. (red).