Warga Bandarlampung Keluhkan Banjir

Banjir di jalan Pramuka Bandarlampung. foto ist

Bandarlampung-
Warga Kota Bandarlampung mengeluhkan banjir yang kerap terjadi di sejumlah
jalan protokol, terlebih jika musim penghujan dengan volume yang tinggi.

Air yang
menggenangi jalan protokol, membahayakan pengguna jalan dan menutupi drainase.
Banyaknya gedung baru dan pembangunan, tidak berbarengan dengan pembenahan
drainase sehingga menyebabkan banjir.
Sabhan (34)
warga Kecamatan Wayhalim mengatakan setiap hujan deras wilayah ini pasti
tergenang air dan tidak ada tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
(Pemkot) Bandarlampung.
Pembenahan
infrastruktur selalu dikedepankan, tapi pembenahan yang sudah ada tidak pernah
dilakukan sehingga terjadi banjir,
“Banjir
selalu terjadi tiap tahunnya apa lagi jika hujan deras Jalan Sultan Agung pasti
terendam banjir,” ucapnya di Bandarlampung, Selasa (6/3).
Pembangunan
jalan layang dilakukan, akan tetapi untuk membenahi yang sudah tidak pernah
dilakukan. Termasuk memperbaiki jalan yang rusak, responnya dinilai sangat
lamban.
Menurutnya,
banjir di sini jadi rutinitas dan warga sudah bosan terus kebanjiran.
Hal senada
disampaikan, Ahmad warga Kecamatan Tanjungsenang mengatakan pemkot tidak pernah
membenahi jalan itu harusnya sudah dilakukan normalisasi agar tidak ada banjir
lagi.
“Infastruktur
di Bandarlampung ini seakan dibuat tanpa ada analisis, salah satunya Jalan
Djuanda – Jalan Gajah Mada yang pernah mengalami banjir,” ucapnya.
Pembangunan
infrastruktur tentunya baik untuk menunjang ekonomi warganya, akan tetapi harus
dilandaskan dengan analisis yang baik bukan menyusahkan masyarakat.
Jika banjir
telah tiba tentunya itu menambah masalah baru, bukan menyelesaikan masalah yang
ada.
Rahmadi
warga Kecamatan Rajabasa mengungkapkan setelah jalan dibenahi justru keadaanya
tambah parah, biasanya tidak banjir menjadi banjir.
“Wilayah
ini tidak pernah banjir, tapi setelah dibenahi pemkot menjadi banjir dan
membahayakan warga yang melintasi jalan tersebut,” katanya.
Respon dari
pemerinta setempat untuk memperbaikinya pun sangat lambat, apakah menunggu ada
korban baru dibenahi.
Seharusnya
jika volum air sudah mulai tinggi, tim segera mengambil tindakan salah satunya
membenahi drainase yang memang sangat kecil. (red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *