Pemprov Lampung Dinilai Lamban Tangani Korban Banjir, Ini kata Walhi

Ilustrasi banjir

LAMPUNG:
Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Lampung dianggap gagal dalam mengatasi
masalah bencana alam yang melanda Provinsi Lampung dalam beberapa hari
terakhir.
Terbukti
dalam bencana banjir yang terjadi di sejumlah tempat di Lampung, pemda baru
lima hari berikutnya mengambil tindakan dengan memberi bantuan, dengan alasan
prosesnya sulit.    
 Tidak menutup kemungkinan bencana alam seperti
ini kembali terjadi, karena intensitas hujan saat ini tinggi dan sulit
diprediksi. Dampak banjir akan dirasakan yakni warga kehilangan sumber
penghasilan karena sawah, ladang dan kolam terendam banjir.
Didi korban
banjir di Desa Banjarrejo, Kecamatan Batanghari, Lampung Timur mengandalkan
sawah untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun banjir telah merusak tanaman
padinya sehinga tidak bisa panen.
“Tidak
bisa panen akibat terendam banjir, padi yang hampir panen jadi busuk dan yang
sedang tumbuh mati terendam,” kata dia, Senin (05/03/2018).
Dirinya pun
harus rela mengungsi dari tempat tinggalnya, karena ikut terendam banjir dan
sejauh ini tidak ada tindakan dari pemerintah daerah provinsi.
Untuk
kabupaten sudah ada tindakan, langsung direspon cepat untuk bantuan dan yang lainnya.
Kusairi
warga Kampung Cabang, Kecamatan Bandarsurabaya, Kabupaten Lampung Tengan pun
merasakan hal yang sama. Ternak ayam dan ikan adalah salah satu sumber
penghasilannya, selain bertani. 
Banjir sejak
pekan lalu tidak hanya membuat warga harus mengungsi ke tenda darurat, tapi
juga menghabiskan ternak ayam dan ikan yang diharapkan bisa menambah
pengahasilan.
“Kalau
perabotan rumah tangga basah atau sedikit rusak, tapi yang kami pikirkan untuk
menyambung hidup bagaimana karena seluruh ternah hanyut dan ladang terendam
banjir,” ucapnya.
Direktur
Walhi Lampung Hendrawan mengatakan seharusnya ada langkah jangka pendek untuk
mengatasi ini, sebab masalah seperti sekarang sudah menjadi wewenang pemerintah
provinsi.
“Minimal
ada perbaikan yakni normalisasi sungai secara cepat, apa lagi kita sudah
mengetahui titik banjirnya,” kata dia.
Untuk tindak
jangka panjang mulai melakukan penghijauan dengan penanaman mangrove di pinggir
sungai.
“Harus
ada sistem peringatan dini, apabila curah hujan tinggi sirine akan
berbunyi,” kata dia.
Volume hujan
saat ini sangat tinggi dan seluruh pihak harus waspada, apa lagi hutan di
Lampung sudah mengalami kerusakan hingga 65 persen. (rel)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *