Pemprov Lampung Komitmen Wujudkan Ketahanan Pangan, Tapi

Sawah terendam banjir, foto ist

Bandarlampung-
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung telah berkomitmen untuk mewujudkan
ketahanan pangan melalui tiga sektor unggulan seperti pertanian, kehutanan dan
perikanan.

 Untuk swasembada pangan Pemprov Lampung di era
kepemimpinan Gubernur M. Ridho Ficardo telah gagal dan salah satu faktornya
adalah terendamnya ribuan hektare sawah yang akan memasuki masa panen.

 Dalam kurun waktu satu minggu ribuan hektare
sawah telah terendam banjir, yang disebabkan karena kerusakan lingkungan.
Pemprov Lampung dianggap mengabaikan pelestrian lingkungan, sehingga terjadi
bencana besar hingga mengakibatkan sawah para petani terendam banjir.
 Untuk tahun 2018, Provinsi Lampung telah
menetapkan sasaran produksi padi sebesar 4.456.991 ton Gabah Kering Giling
(GKG), jagung 3.290.366 Pipilan Kering (PK), dan kedelai 199.776 ton Biji
Kering.
 Hermanto petani asal Kabupaten Way Kanan
mengatakan sudah tiga hari sawahnya terendam banjir da bila seudah seperti ini
padinya tidak akan bisa panen sebagaimana yang telah terjadwal.
 “Jelas sudah gagal panen ini, karena
terendam banjir sehingga dampaknya sangat banyak,” ucapnya, Kamis (01/03)
 Banjir ini disebabkan karena luapan sejumlah
sungai yang ada di wilayah tersebut, karena sudah tidak ada lagi tanaman bakau
yang menahan air apa bila volume air meningkat.
Ia
mengharapkan pemerintah setempat bisa mengambil langkah cepat, untuk mengatasi
masalah ini.
 Hal senada disampaikan, Arif petani Kabupaten
Lampung Timur mengatakan di bibir sungai sudah tidak ada lagi penyanggah air
apa bila hanya menjamin air dengan dibuatkan tembok itu bukan solusi.
 “Harus ada solusi dari pemerintah untuk
mengatasi masalah ini, jelas gubernur sekaran sudah gagal,” ucapnya.
 Untuk mewujudkan swasembada pangan saja tidak
bisa, bagaimana ingin memimpin Lampung untuk ke dua kalinya.
 Banjir pun merendam wilayah Lampung Selatan,
Asroni (35), petani cabai di Desa Bumiasr mengatakan, tanaman cabai seluas 4
hektare miliknya sudah dipastikan rusak. Padahal, kondisi tanaman mulai
berbunga, bahkan sebagian telah berbuah.
 “Sekarang tanaman cabai kami sudah pada
dicabuti. Sebagian cabai sudah ada yang kami petik walaupun belum waktunya.
Kami berharap ada bantuan dari Pemkab Lamsel. Hingga saat inu air masih
menggenangi tanaman kami,” katanya.
 Ahmad (31) petani asal Desa Kalirejo
mengatakan akibat hujan yang mengguyur sejak kemarin malam tanaman padi seluas
1,5 hektare terendam banjir. Padahal, tanaman padi miliknya tersebut siap
panen.
 “Padi kami sudah menguning. Rencananya
besok dua hari ke depan mau panen. Bukan hanya tanaman padi, tapi rumah kami
juga terendam. Banjir ini akibat luapan dari Sungai Way Selawi,” kata dia.
(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *