Diklatsar Mapala Unila Lahirkan 6 Anggota Muda

Anggota Mapala Unila mendapat pengarahan

Bandarlampung
– Pendidikan dan Latihan dasar (Diklatsar)  Mahasiswa pecinta alam (Mapala
Unila) sukses melahirkan 6 orang anggota muda setelah usai mengikuti pelatihan
lapangan selama seminggu di Gunung Tanggamus, sejak Jumat  (02/02/2018)
lalu.
Angkatan
XXVII yang terdiri dari 6 orang peserta yakni, Aldi mega (Fakultas Pertanian
jurusan Kehutanan), Nadiatus (Fakultas Pertanian jurusan Agroteknologi), Natasya
(Pertanian jurusan kehutanan), Putri ayu (Pertanian jurusan Kehutanan), Siti
Neneng (Pertanian jurusan Kehutanan) dan Swarna Darma (Teknik, Jurusan Kimia).
Keseluruhanya dinyatakan lulus oleh pengurus, presidium dan badan dilklat
(Badik)  Mapala Unila. 
Ketua Mapala
Unila, Hermawan Toni (Agas)  mengatakan,  suksesnya Diklatsar ruangan
dan lapangan berkat kekompakan panitia maupun peserta. Meskipun di lapangan
para peserta dan panitia harus berjibaku menyesuaikan keadaan alam tetapi dapat
dipastikan seluruh peserta sehat dan ceria mengikuti segala sesi pembekalan
materi hingga akhir.
“Alhamdulillah
semua berjalan dengan baik hingga akhir, meskipun dilanda curah hujan
tinggi selama seminggu tapi pembekalan materi yang kita berikan maksimal, ini
semua berkat kompaknya para peserta, pengurus dan kyai/kanjeng (senior) yang
turut andil mensukseskan diklat ini, ” katanya, Kamis (08/02/2018).
Dijelaskanya,
Diklat kali ini menjadi moment istimewa sebab badan diklat (Badik) tengah
mencoba menerapkan sistem baru dari ketatnya regulasi yang diwajibkan oleh
Universitas Lampung tentang aturan untuk menghentikan segala bentuk kontak
fisik dengan maksud tanpa mengurangi materi yang didapat oleh para
peserta. 
“Diklat
kali ini kita sangat ketat ya. Badik dan para pengurus sudah berkomitmen
menghentikan segala bentuk kontak fisik, bahkan hal itu menjadi jaminan kami,
saat Diklat kita juga diawasi langsung oleh pihak rektorat bagian kemahasiswaan
Unila Pak Arip Dkk, hingga Diklat dinyatakan usai kita juga pastikan ke
enam peserta kembali dengan sehat meski dilapangan harus berjibaku melawan
cuaca yang saat itu diguyur hujan pada waktu siang dan malam,” jelasnya. 
Di sisi lain
para Swarna Darma peserta Diklat dan lainya mengakui dari mulai dari pendidikan
ruangan di kampus dan seketariat Mapala Unila hingga mengikuti masa pendidikan
lapangan di gunung Tanggamus menjadi kesan sendiri sepanjang hidupnya, sebab
melalui kegiatan itu mereka dapat menjadi pribadi mandiri dan memiliki berbagai
bekal ilmu pengetahuan baru yang bermanfaat. 
Salah satu kegiatan Mapala Unila di Gubung Tanggamus
“Sangat
senang ini jadi sejarah hidup saya, bagaimana membentuk pribadi mandiri,
menghilangkan rasa takut, rasa egois dengan semangat kebersamaan dan
kekeluargaan,  mendapat segudang ilmu baru, pokoknya senang memiliki
kakak-kakak senior sebagai pelindung dan penunjuk kami bagaimana hidup ditengah
hutan berinteraksi ditengah masyarakat maupun maju dan berkembang didalam
berorganisasi,” tukasnya. 
Sementara
itu dari salah seorang anggota Mapala Unila angkatan IV,  Firman menambahkan, 
pihaknya bersama anggota Diklat dan panitia berusaha menerapkan metode diklat
baru dengan menghilangkan beberapa cara lama seperti pengurangan materi yang
dirasa tak perlu seperti sistem feodal lama. 
“Segala
bentuk kontak fisik apapun kita hapus dan buang habis, kita lihat output-nya
nanti setahun kedepan, apakah mereka aktif dan lanjut serta mampu berprestasi, sehingga
bila dirasa layak dan sukses maka dapat dijadikan sebagai tolak ukur bahkan salah
satu tambahan standar Diklat di masa yang akan datang,” tegasnya. 
Dengan
dinyatakan lulus maka secara otomatis ke enam peserta diperbolehkan melakukan
pendidikan lanjutan (Dikjut) seperti lantap dan pengambilan nomor induk anggota
(Nia) sehingga tercatat sebagai anggota biasa dan terdaftar di buku besar Mapala
se-Indonesia, adapun waktunya yakni beberapa bulan kedepan tentunya disela sela
masa senggang agar tak mengganggu kegiatan perkuliahan. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *