Oknum Pengajar di Pondok Al-Ihsan Lampung Selatan Diduga Aniaya Santri

Bukti laporan kepolisian
Lampung
Selatan – Muhammad Munadi Tauhid (20) oknum pengajar di pondok pesantren
Al-Ihsan yang bertempat di desa Sabah Balau Kecamatan Tanjung Bintang Lampung
Selatan diduga menganiaya muridnya yang berinisial F (15).
Berdasarkan
dari pengakuan korban F, dirinya dianiaya oleh salah satu ustad yang ada di
dalam pondok. Dalam peristiwa tersebut korban mengaku dipukul menggunakan pompa, besi, dan
kayu hingga mengakibat luka di bagian kepala serta lengan kanan dan kiri.

Baca: Komisi D DPRD Lampung Selatan Kecam Dugaan Penganiayaan Santri Pondok Al-Ihsan
“Awal
kejadian saya ketahuan merokok, tiba-tiba saya langsung dipanggil dan dipukul
pake pompa, besi dan kayu, dengan salah satu ustad di pondok,” ujar korban.
Masih kata
F, kejadian berlangsung Senin (01/01/2018) sekitar jam 22:00 Wib. di dalam
pondok persantren Al- Ihsan.
“Kejadian
itu pada malam hari sekitar jam 22:00,” jelasnya.
Salah satu
kerabat korban menambahkan, peristiwa yang menimpa F tersebut tidak ada niat baik dari pihak pondok, bahkan pihak pondok enggan mengobati luka-luka yang
diderita F. Atas kejadian itu, Ibu F, Rohila Puri yang mendapat kabar langsung melaporkan  peristiwa tersebut  ke Polisi Sektor  Tanjung Bintang Lampung Selatan, dengan nomor
laporan B-14/I/2018/SPK/Polsek Tanjung Bintang/PolresLamsel, 04 Januari 2018 dan
laporan dugaan kasus penganiayaan.
 

Pengendara motor melintas di sisi plang Pondok Al-Ihsan, Senin (08/01/2018)

Saat wartawan
media ini mencoba menghampiri podok pesantren Al- Ihksan pada Senin (08/01/2018) siang, tampak suasa pondok
lengang dan gerbang utama terkunci. Saat mencoba menghubungi dua nomor telephone
yang terpajang di plang nama  pondok
tersebut, tidak keadaan aktif.
J salah satu
warga sekitar menceritakan, pondok tersebut berdiri sekitar lima tahun lalu,
saat ini ada 45 santri pia dan wanita, J mengaku pondok pesantren tersebut sangatlah
tertutup.
“Semua
siswa tidak boleh berhubungan atau bergaul dengan masyarakat di sekitar sini,
pokoknya sangat tertutup,” ujarnya.
Ia menceritakan,
pasca mendapat dugaan kekerasan tersebut, F melarikan diri dari pondok ke rumah
warga sekitar, serta menceritakan dugaan penganiayaan yang dialaminya dan
menghubungi keluarganya.
“Saat ini F di
rumah keluarganya. Besok (Selasa) rencanannya kami mau mengantarkan F mengadu ke
lembaga perlindungan anak, untuk mendapatkan pendampingan,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *