Bupati Mustafa Canangkan Bandar Agung Jadi Sentra Cabai Lado

Lampung
Tengah – Menyukseskan program one zone one product (satu daerah satu
komoditas), Kampung Bandar Agung Kabupaten Lampung Tengah dicanangkan sebagai
sentra penghasil cabai lado oleh Bupati Lampung Tengah Mustafa.
Saat
meninjau perkebunan cabai lado di kampung Bandar Agung, Mustafa mengatakan,
pembagian zona produk pertanian telah dilakukan di beberapa kampung disesuaikan
dengan potensi SDM dan SDA yang dimiliki.
“Untuk di
Bandar Agung ini dicanangkan jadi sentra cabai. Cabai yang ditanam juga
variannya berbeda, yakni cabai lado, lebih tahan panas dan tahan hama.
Mudah-mudahan dengan varian lado ini, panen cabai bisa lebih melimpah dan
kesejahteraan petani meningkat,” ungkapnya.
Lebih jauh
Mustafa menjelaskan, Program one zone one product merupakan salah satu upaya
pemerintah menjaga stabilitas harga komoditas pertanian. Pengalaman anjloknya
harga singkong beberapa bulan lalu, bupati ronda ini mencari solusi untuk
mencegah inflasi di sektor pertanian.
Terkait
pemasaran, petani tak perlu khawatir karena jangkauan tidak hanya pasar lokal,
tetapi juga nasional. Begitu juga dengan harga, saat ini cabai untuk varietas
lado mencapai Rp 30 ribu/kg. Harga ini tertinggi dibandingkan varietas lainnya.
“Saat ini
produksi cabai kita surplus. Tahun 2017 produksi cabai di Lampung Tengah
3.408,1 ton sementara kebutuhan kita 2.061,7 ton. Sisanya kita jual ke luar
daerah, seperti ke Jakarta dan Sumatera Barat. Untuk pemasaran, Alhamdulillah
tidak ada kendala,” ujar bupati.
Menurutnya,
program one zone one product juga telah diterapkan di beberapa daerah di
Lampung Tengah agar bisa menghasilkan komoditas unggulan. “Seperti Kotagajah
dengan bawang merahnya, Punggur dengan komoditas nanas, Gunung Batin dengan
pisang raja bulu, Indra Puta Subing dengan komoditas jamur dan lainnya dengan
komoditas yang berbeda-beda,” paparnya.
Pada
kesempatan itu, Mustafa juga mengajak para petani agar lebih kreatif dalam
mengembangkan tanaman mereka. Petani diharapkan tidak hanya fokus menanam
singkong, padi, tebu, tetapi juga tanaman lainnya yang punya nilai ekonomis
tinggi.
“Mulai
sekarang kita harus merubah pola tanam pertanian. Jangan hanya terpaku pada
singkong, padi, dan tebu. Tanam jenis varian-varian baru yang nilai jualnya tak
kalah menjanjikan, seperti jengkol, petai, bawang, jahe, dan lainnya. Dengan
ini hasil tanaman kita lebih variatif, harga juga stabil,” tandasnya.
Sementara
itu, Banu salah seorang petani menjelaskan, cabai lado memiliki beberapa
keunggulan dibanding jenis lainnya. Selain harga bibit lebih murah, cabai lado
lebih tahan dari hama dan cuaca panas.
“Buahnya
juga lebat. Dua hektar lahan bisa menghasilkan 7-8 kwintal perhari. Tanaman
juga bisa bertahan sampai 5 bulan. Hasil panen telah dipasarkan di pasar lokal
do Bandar Agung dan Kota Metro,” jelasnya. 
Tak hanya
itu, untuk menunjang pemasaran dan akses pemasaran, Mustafa juga berjanji akan
membangun jalan di Kampung Bandar Agung. Kondisi jalan yang masih tanah merah,
diakui petani menjadi salah satu kendala dalam mengangkut hasil bumi mereka.
“Soal jalan
akan kita selesaikan. Insya Allah segera dibangun. Dengan ini mobilitas warga
lebih mudah, khususnya para petani, mereka lebih mudah mengangkut hasil panen.
Insya Allah 3 kilometer jalan yang akan dibangun. Mohon doanya,” ujar bupati
usai menyerahkan sejumlah bantuan alat pertanian kepada Poktan setempat. (Dodi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *