FMTL Lunasi Biaya Pasien Yang Tertahan di RSUDAM

Hari Kohar
BANDARLAMPUNG,-Forum
Masyarakat Transparansi Lampung (FMTL) sum-suman untuk membantu pelunasan biaya
persalinan Indarti (39). Warga Kabupaten Lampung Utara yang tertahan karena tak
mampu melunasi biaya persalinan di RSUD Abdul Moeloek.
“Alhamdullilah,
secara spontan, kami sum-suman untuk membantunya agar tak semakin bertambah
biaya yang harus dikeluarkannya,” kata Hary Kohar Kamis malam (9/11/2017).
Pak Kasim,
mewaliki FMTL, yang menyerahkan dana yang dibutuhkan Indarti. FMTL berharap
Indarti dan keluarga dapat kembali ke rumahnya sesegera mungkin di Kelurahan
Gapura, Kecamatan Kotabumi.
“Kami hanya
membantu sekedarnya saja sebagai wujud kepedulian kami terhadap masyarakat
bawah,” ujar Pak Kasim.
Hary Kohar
dan kawan-kawan yang tergabung dalam FMTL terketuk hati untuk membantu Indarti
dan keluarganya. Tak usah mempermasalahkan penyebabnya. Dia yakin pihak rumah
sakit punya standar pelayanan dan administrasi. Pasien juga pasti ingin
menyelesaikannya.
Apalagi ini,
katanya, melahirkan bayi yang notabene amanah Alloh SWT. Hary Kohar yakin
Indarti dan suaminya ingin memberikan yang terbaik buat anaknya. Karena
kelahirannya tanpa diduga serta mengira biaya RS milik pemerintah murah, mereka
akhirnya RSUDAM.
Malam sekira
pukul 22.00 WIB Pak Kasim, selaku perwakilan dari FMTL bertandang ke RSUDAM
untuk menyerahkan uang sebesar 10 Juta agar cepat terselesaikan secara
administrasi pasien ibu melahirkan tersebut.
Namun saat
tiba di RSUDAM justru birokrasi buruk managemen rumah sakit semakin terlihat
jelas, dengan alasan secara administrasi harus diselesaikan besok pagi.
“Gak bisa
mas, harus besok pagi menyelesaikan administrasinya,” jelas salah satu suster
saat menerima kedatangan perwakilan dari FMTL, Kamis (9/11/).
Humas
RSUDAM, Akhmad Sapri saat dihubungi melalui sambungan terlpon tak ubahnya sama
dengan jawaban dari para suster saat menerima kehadiran perwakilan FMTL.
“Sudah
tutup,besok pagi baru bisa,” jawab Sapri melalui sambungan telpon kepada awak
media.
Diberitakan
sebelumnya, Indarti tidak mengira bakal melahirkan di RSUDAM. Dia dan suaminya,
Herik, datang ke Kota Bandarlampung untuk mengunjungi kerabatnya yang sakit di
salah satu RS swasta di Bandarlampung. Apa hendak dikata, perutnya mengalami
kontraksi dan akhirnya melahirkan di RSUDAM.
“Saya sudah
mau pulang dihari Minggu, tapi belum boleh karena belum bayar. Sementara
jaminan berharga juga tidak ada. BPJS karena baru jadi belum berlaku,” kata
Indarti yang mengaku hampir sepekan di sana. Karena tertahan, tagihan bertambah
dari Rp7 juta jadi Rp10 juta.

Dia dan
suaminya sudah minta keringanan dan berjanji akan melunasi dengan cara
mencicil, karena keterbatasan ekonomi. “Kita mau bayar, tapi sekarang saya cuma
ada dana Rp1 juta. Maksud saya, sisanya saya cicil,” katanya. (AR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *