Universitas Prasetiya Mulya Komitmen Cetak Pebisnis Muda

Barry C. Setiyadi saat memberikan presentase
Bandarlampung-
Kabar gembira bagi mahasiswa yang ingin menjadi pebisnis muda, Universitas
Prasetiya Mulya Jakarta siap mencetak para enterpreuner muda yang mampu berdaya
saing.
Student
Recruitment Advisor Barry C. Setiyadi mengatakan, Universitas Prasetiya Mulya
Jakarta menghadirkan sekolah bisnis pertama yang berdiri sejak tahun 1982, awal
berdiri nama Universitas Prasetiya Mulya Jakarta adalah Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (STIE), kemudian berdasar keputusan Menristekdikti dengan nomor
87/KPT/I/2015 STIE bertransformasi menjadi Universitas Prasetiya Mulya Jakarta.
“Visi
dan misi Universitas Prasetiya Mulya Jakarta adalah bagaimana bisa
berkontribusi di Indonesia dengan melahirkan enterpreneur muda. Dikarenakan
pertumbuhan pebisnis muda cukup menghkwatirkan di Indonesia, kita masih masuk
kategori negara berkembang, bukan negara maju,” kata Barry, Kamis
(12/10/2017).
Barry
berujar, total program study yang ada di Universitas Prasetiya Mulya, untuk
masing-masing fakultas ada 14 prodi dan sudah menghasilkan lebih dari 6000
alumni jenjang S1 dan S2.
“Kita ingin
mencetak mahasiswa yang menjadi pebisnis bukan pekerja,” tambahnya.
Ia
menuturkan, untuk estimasi biaya kuliah selama 4 tahun sekitar Rp 235 juta, di
Universitas Prasetiya Mulya juga memiliki beasiswa bagi mahasiswa yang
berprestasi dengan 2 cara, yaitu khusus biaya pendidikan dengan cara calon
mahasiswa mengikuti tes dan mendapat nilai baik,  serta ada beberapa tahapan, seperti diskusi,
presentase dan lain-lain.
Ada juga
beasiswa Bakti Indonesia yang dikhususkan untuk siswa kurang mampu yang diberi
tempat tinggal, uang saku dan uang buku di tiap semester.
“Itu
kesempatan yang kami berikan pada siswa berprestasi. Biaya kuliah bisa gratis
jika memperoleh beasiswa,” ucapnya.
“Sedangkan
kuota beasiswa 5 persen dan kami juga melihat potensi dari calon siswa,”
tambahnya.
Kebanyakan
kata Barry, lulusan Universitas Prasetiya Mulya mahasiswa terbaik, dikarenakan
dengan mengikuti banyak jenjang masuk dan jenjang pendidikan yang harus diikuti
mahasiswa dan berkopetisi sesama mahasiswa.

“Kami
juga menyiapkan mental pekerja dengan baik, jadi bukan hanya akademiknya
saja,” imbuhnya. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *