Tony Eka Cahandra. foto ist |
Lampung –
Kasus pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moloek (RSUDAM) yang
menelantarkan warga Desa Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara,
Rabu (20/9), karna tidak mendapatkan pelayanan Ambulance, mengundang kecaman
keras dari berbagai pihak, salah satunya dari Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD
Provinsi Lampung, H. Tony Eka Candra.
Kasus pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moloek (RSUDAM) yang
menelantarkan warga Desa Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara,
Rabu (20/9), karna tidak mendapatkan pelayanan Ambulance, mengundang kecaman
keras dari berbagai pihak, salah satunya dari Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD
Provinsi Lampung, H. Tony Eka Candra.
Saat
dikonfirmasi awak media, Tony mengaku prihatin dan mengecam keras atas insiden
yang terjadi tersebut, menurutnya persoalan ini perlu disikapi secara serius
sehingga tidak terjadi kembali di kemudian hari oleh masyarakat Provinsi
Lampung, khususnya masyarakat kurang mampu.
dikonfirmasi awak media, Tony mengaku prihatin dan mengecam keras atas insiden
yang terjadi tersebut, menurutnya persoalan ini perlu disikapi secara serius
sehingga tidak terjadi kembali di kemudian hari oleh masyarakat Provinsi
Lampung, khususnya masyarakat kurang mampu.
“Persolan
ini seharusnya tidak perlu terjadi, dan saya selaku Anggota DPRD Provinsi
Lampung mengapresiasi pemberian santunan kepada keluarga korban oleh Pemerintah
Provinsi Lampung, tetapi perlu kami sampaikan bahwa pemberian santunan tersebut
bukan merupakan penyelesaian dari akar permasalahan yang terjadi,” jelas
Tony kepada Awak media, Kamis (21/9) sore.
ini seharusnya tidak perlu terjadi, dan saya selaku Anggota DPRD Provinsi
Lampung mengapresiasi pemberian santunan kepada keluarga korban oleh Pemerintah
Provinsi Lampung, tetapi perlu kami sampaikan bahwa pemberian santunan tersebut
bukan merupakan penyelesaian dari akar permasalahan yang terjadi,” jelas
Tony kepada Awak media, Kamis (21/9) sore.
Dengan
kejadian tersebut, Tony mendesak pihak Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moloek
wajib melakukan Evaluasi secara menyeluruh terhadap kinerja RSUDAM, terkait
dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, Perbaikan Sistem Administrasi,
Perbaikan Sistem Pelayanan, Perbaikan Fasilitas yang layak bagi Pasien
khususnya Pasien yang tidak mampu, penambahan Tenaga Medis, Dokter dan Dokter
Soesialis untuk meningkatkan pelayan kepada Pasien, serta meningkatkan
kesejahteraan bagi Petugas yang ada di RSUDAM.
kejadian tersebut, Tony mendesak pihak Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moloek
wajib melakukan Evaluasi secara menyeluruh terhadap kinerja RSUDAM, terkait
dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada, Perbaikan Sistem Administrasi,
Perbaikan Sistem Pelayanan, Perbaikan Fasilitas yang layak bagi Pasien
khususnya Pasien yang tidak mampu, penambahan Tenaga Medis, Dokter dan Dokter
Soesialis untuk meningkatkan pelayan kepada Pasien, serta meningkatkan
kesejahteraan bagi Petugas yang ada di RSUDAM.
“Meskipun
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moleok statusnya Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD), namun mereka tetap berada dalam pengendalian dan pengawasan Pemerintah
Provinsi Lampung. Akibat kesalahan managemen seperti yang terjadi pada warga
Lampung Utara yang tidak mendapatkan pelayanan Ambulance, persoalan tersebut
merupakan kesalahan dan tanggung jawab pimpinan RSUDAM, dan kesalahanan serta
tanggung jawab tersebut selayaknya tidak dibebankan kepada perawat atau sopir
Ambulance,” tegasnya.
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moleok statusnya Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD), namun mereka tetap berada dalam pengendalian dan pengawasan Pemerintah
Provinsi Lampung. Akibat kesalahan managemen seperti yang terjadi pada warga
Lampung Utara yang tidak mendapatkan pelayanan Ambulance, persoalan tersebut
merupakan kesalahan dan tanggung jawab pimpinan RSUDAM, dan kesalahanan serta
tanggung jawab tersebut selayaknya tidak dibebankan kepada perawat atau sopir
Ambulance,” tegasnya.
Banyak hal
yang harus diperbaiki didalam Managemen RSUDAM, seperti sarana dan prasarana,
sehingga keberadanya dinilai manusiawi didalam melayani pasien rumah sakit
khususnya pasien kurang mampu.
yang harus diperbaiki didalam Managemen RSUDAM, seperti sarana dan prasarana,
sehingga keberadanya dinilai manusiawi didalam melayani pasien rumah sakit
khususnya pasien kurang mampu.
Menurutnya,
Pemerintah Provinsi Lampung tidak perlu malu melihat contoh yang baik dari
Program Pemerintah Kota Bandar Lampung.
Baca: Rektor UIN Raden Intan Lampung Dituding Pembohong
Pemerintah Provinsi Lampung tidak perlu malu melihat contoh yang baik dari
Program Pemerintah Kota Bandar Lampung.
Baca: Rektor UIN Raden Intan Lampung Dituding Pembohong
“Pemerintah
Provinsi Lampung dan RSUDAM bisa mencontoh Program Pemerintah Kota Bandar
Lampung, seperti bagi pasien khususnya pasien kurang mampu, cukup dengan
menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) maka pasien yang bersangkutan segera
mendapatkan pelayan, bila rawat inap maka akan mendapatkan fasilitas ruangan
Kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung,
yang sudah dianggarkan di APBD Kota Bandar Lampung. Begitu pula Program
Ambulance gratis yang diterapkan oleh Pemkot Bandar Lampung, itu hal baik yang
perlu kita contoh untuk kita adopsi agar manfaatnya benar-benar dirasakan
masyarakat Provinsi Lampung,” ucapnya.
Provinsi Lampung dan RSUDAM bisa mencontoh Program Pemerintah Kota Bandar
Lampung, seperti bagi pasien khususnya pasien kurang mampu, cukup dengan
menunjukkan KTP dan Kartu Keluarga (KK) maka pasien yang bersangkutan segera
mendapatkan pelayan, bila rawat inap maka akan mendapatkan fasilitas ruangan
Kelas III di Rumah Sakit Umum Daerah A. Dadi Tjokrodipo Kota Bandar Lampung,
yang sudah dianggarkan di APBD Kota Bandar Lampung. Begitu pula Program
Ambulance gratis yang diterapkan oleh Pemkot Bandar Lampung, itu hal baik yang
perlu kita contoh untuk kita adopsi agar manfaatnya benar-benar dirasakan
masyarakat Provinsi Lampung,” ucapnya.
Dimana ada
kesulitan masyarakat, disitulah Pemerintah wajib hadir, karena sejatinya
anggaran yang ada di dalam APBD, merupakan dana yang dikumpulkan dari
masyarakat, untuk digunakan sebesar besarnya bagi kepentingan, kemakmuran, dan
kesejahteraan masyarakat.
kesulitan masyarakat, disitulah Pemerintah wajib hadir, karena sejatinya
anggaran yang ada di dalam APBD, merupakan dana yang dikumpulkan dari
masyarakat, untuk digunakan sebesar besarnya bagi kepentingan, kemakmuran, dan
kesejahteraan masyarakat.
“Kejadian
seperti ini bukan hanya tanggung jawab RSUDAM, tetapi juga merupakan tanggung
jawab Pemerintah Provinsi Lampung,” ujarnya lagi.
seperti ini bukan hanya tanggung jawab RSUDAM, tetapi juga merupakan tanggung
jawab Pemerintah Provinsi Lampung,” ujarnya lagi.
Sebab itu,
Tony yang saat ini menjabat sebagai Anggota Badan Anggaran (Banang) dan
sekaligus Sekretaris Komisi III DPRD Provinsi Lampung yang membidangi keuangan,
bersama-sama dengan teman-teman di DPRD Provinsi Lampung, akan menganggarkan
minimal 5 (lima) unit Kendaraan Ambulance yang nantinya akan digunakan untuk
keperluan masyarakat kurang mampu secara gratis didalam APBD Murni Tahun
Anggaran 2018.
Baca: Dugaan Setoran Proyek di Dinas PUPR Lampung, Sekdin: Saya Tidak Seperti itu
Tony yang saat ini menjabat sebagai Anggota Badan Anggaran (Banang) dan
sekaligus Sekretaris Komisi III DPRD Provinsi Lampung yang membidangi keuangan,
bersama-sama dengan teman-teman di DPRD Provinsi Lampung, akan menganggarkan
minimal 5 (lima) unit Kendaraan Ambulance yang nantinya akan digunakan untuk
keperluan masyarakat kurang mampu secara gratis didalam APBD Murni Tahun
Anggaran 2018.
Baca: Dugaan Setoran Proyek di Dinas PUPR Lampung, Sekdin: Saya Tidak Seperti itu
“Insya
Allah, teman-teman di Badan Anggaran yang lain akan sependapat dengan saya dan
akan menyetujui pembelian 5 (lima) unit Ambulance tersebut,” imbuhnya
Allah, teman-teman di Badan Anggaran yang lain akan sependapat dengan saya dan
akan menyetujui pembelian 5 (lima) unit Ambulance tersebut,” imbuhnya
Kemudian,
terkait Pengelolaan Ambulance gratis, dapat dikelola oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Lampung atau RSUDAM, namun yang menjadi catatan kegunaan Ambulance
gratis tersebut bukan hanya berlaku bagi pasien RSUDAM saja, tetapi berlaku
bagi seluruh pasien tidak mampu yang berada diseluruh Rumah Sakit di Provinsi
Lampung.
terkait Pengelolaan Ambulance gratis, dapat dikelola oleh Dinas Kesehatan
Provinsi Lampung atau RSUDAM, namun yang menjadi catatan kegunaan Ambulance
gratis tersebut bukan hanya berlaku bagi pasien RSUDAM saja, tetapi berlaku
bagi seluruh pasien tidak mampu yang berada diseluruh Rumah Sakit di Provinsi
Lampung.
Tony juga
menghimbau kepada Pemerintah dan DPRD Kabupaten/Kota, kiranya juga dapat
menganggarkan pembelian kendaraan Ambulance gratis yang diperuntukan bagi
masyarakat kurang mampu diwilayahnya masing-masing.
menghimbau kepada Pemerintah dan DPRD Kabupaten/Kota, kiranya juga dapat
menganggarkan pembelian kendaraan Ambulance gratis yang diperuntukan bagi
masyarakat kurang mampu diwilayahnya masing-masing.
Sebelumnya
diberitakan, Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM)
menyatakan menyediakan satu unit Ambulance untuk mengantar bayi Ny. Delvasari
ke kampung asal Desa Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara, Rabu
(20/9). Karena masalah administrasi yang belum selesai, pihak keluarga tidak
sabar, lalu meninggalkan Ambulance dan memilih naik angkutan umum.
diberitakan, Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM)
menyatakan menyediakan satu unit Ambulance untuk mengantar bayi Ny. Delvasari
ke kampung asal Desa Gedung Nyapah, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara, Rabu
(20/9). Karena masalah administrasi yang belum selesai, pihak keluarga tidak
sabar, lalu meninggalkan Ambulance dan memilih naik angkutan umum.
Namun hal
itu berbanding terbalik dengan penuturan Ardiansyah ayah bayi yang meninggal
dunia. Dengan digendong ibunya, dirinya terpaksa memilih naik angkot jurusan
Tanjungkarang – Rajabasa, sebelum mendapatkan layanan Ambulance gratis dari
Pemkot Bandar Lampung.
itu berbanding terbalik dengan penuturan Ardiansyah ayah bayi yang meninggal
dunia. Dengan digendong ibunya, dirinya terpaksa memilih naik angkot jurusan
Tanjungkarang – Rajabasa, sebelum mendapatkan layanan Ambulance gratis dari
Pemkot Bandar Lampung.
Ardiansyah
menuturkan kisah pilu itu bermula saat dirinya mengurus administrasi kepulangan
jenazah anaknya dengan petugas.
menuturkan kisah pilu itu bermula saat dirinya mengurus administrasi kepulangan
jenazah anaknya dengan petugas.
Saat sedang
mengurus administrasi, namun petugas mengatakan adanya perbedaan nama yang
tercantum, antara kartu BPJS dengan nama yang tertera di bagian formulir
pendaftaran dan harus diurus ulang dan memakan waktu yang lama.
mengurus administrasi, namun petugas mengatakan adanya perbedaan nama yang
tercantum, antara kartu BPJS dengan nama yang tertera di bagian formulir
pendaftaran dan harus diurus ulang dan memakan waktu yang lama.
“Alasannya
perbedaan nama antara nama yang tertera di pendaftaran by Delvasari, dengan
kartu BPJS tertera Berlin Istana,” ujarnya ditemui di rumah duka, Rabu (20/9)
malam.
perbedaan nama antara nama yang tertera di pendaftaran by Delvasari, dengan
kartu BPJS tertera Berlin Istana,” ujarnya ditemui di rumah duka, Rabu (20/9)
malam.
Namun, saat
sedang bernegoisasi dengan petugas, di sela-sela itu ada oknum sopir Ambulance
meminta sejumlah uang dengan nominal Rp 2 juta. Alasannya agar urusannya dapat
diperpendek. Jika tidak memakai uang maka urusannya akan memakan waktu lama.
sedang bernegoisasi dengan petugas, di sela-sela itu ada oknum sopir Ambulance
meminta sejumlah uang dengan nominal Rp 2 juta. Alasannya agar urusannya dapat
diperpendek. Jika tidak memakai uang maka urusannya akan memakan waktu lama.
Karena
kondisi panik dan tidak mempunyai uang sebesar yang diminta oknum sopir
tersebut, akhirnya Ardiansyah beserta istri dan jasad anaknya, pergi
meninggalkan Ambulance dan memutuskan mencari angkot.
kondisi panik dan tidak mempunyai uang sebesar yang diminta oknum sopir
tersebut, akhirnya Ardiansyah beserta istri dan jasad anaknya, pergi
meninggalkan Ambulance dan memutuskan mencari angkot.
“Isteri saya
yang gendong Berlin naik angkot,” ucapnya.
yang gendong Berlin naik angkot,” ucapnya.
Hal senada
juga dikatakan ibu jasad bayi, Delva, saat itu dirinya dan anaknya yang masih
dalam gendongannya sudah berada di dalam Ambulance milik RSUDAM. Karena tidak
memiliki uang sejumlah Rp 2 juta yang diminta petugas tersebut, kemudian
suaminya memintanya turun dari Ambulance.
juga dikatakan ibu jasad bayi, Delva, saat itu dirinya dan anaknya yang masih
dalam gendongannya sudah berada di dalam Ambulance milik RSUDAM. Karena tidak
memiliki uang sejumlah Rp 2 juta yang diminta petugas tersebut, kemudian
suaminya memintanya turun dari Ambulance.
Di saat sedang panik, sedih dan perasaan yang campur
aduk, lantaran melihat anaknya meninggal dunia, dirinya dan suaminya
mendapatkan angkot dan bersedia di tumpanginya.
aduk, lantaran melihat anaknya meninggal dunia, dirinya dan suaminya
mendapatkan angkot dan bersedia di tumpanginya.
Beruntung
didalam angkot ada seorang wanita yang baik hati memberitahu bahwa ada layanan
Ambulance gratis milik Pemkot Bandar Lampung dan sopir angkot langsung menelpon
nomor layanan Ambulance tersebut.
didalam angkot ada seorang wanita yang baik hati memberitahu bahwa ada layanan
Ambulance gratis milik Pemkot Bandar Lampung dan sopir angkot langsung menelpon
nomor layanan Ambulance tersebut.
Berkat
bantuan seorang wanita dan sopir angkot, akhirnya Ardiansyah beserta istri dan
jasad bayinya itu diantar langsung kerumah duka tanpa dipungut biaya
sepeserpun.
bantuan seorang wanita dan sopir angkot, akhirnya Ardiansyah beserta istri dan
jasad bayinya itu diantar langsung kerumah duka tanpa dipungut biaya
sepeserpun.
“Waktu itu
saya sempat menunggu setengah jam menunggu Ambulance datang di Bundaran
Rajabasa,” kata Delva.
saya sempat menunggu setengah jam menunggu Ambulance datang di Bundaran
Rajabasa,” kata Delva.
Delva
menceritakan, bahwa anaknya yang baru lahir pada 17 Agustus 2017 lalu, di RSUD Ryacudu
Kotabumi, diketahui terdapat benjolan di kepalanya. Karena tidak sanggup,
akhirnya sang anak dirujuk ke RSUD Abdoel Moeloek di Bandar Lampung.
menceritakan, bahwa anaknya yang baru lahir pada 17 Agustus 2017 lalu, di RSUD Ryacudu
Kotabumi, diketahui terdapat benjolan di kepalanya. Karena tidak sanggup,
akhirnya sang anak dirujuk ke RSUD Abdoel Moeloek di Bandar Lampung.
Berlin,
sudah dua kali konsultasi ke dokter di RSUDAM. Pertama pada Jumat tanggal 25
Agustus, kedua kalinya pada Senin 18 September 2017. Keberangkatan kedua
kalinya, menggunakan kereta api dan angkot. Saat turun naik angkot itulah,
bayinya (Berlin, red) mengalami kejang.
sudah dua kali konsultasi ke dokter di RSUDAM. Pertama pada Jumat tanggal 25
Agustus, kedua kalinya pada Senin 18 September 2017. Keberangkatan kedua
kalinya, menggunakan kereta api dan angkot. Saat turun naik angkot itulah,
bayinya (Berlin, red) mengalami kejang.
“Anak saya
langsung masuk ruang Alamanda RSUD Abdoel Moeloek,” ungkapnya.(*)
langsung masuk ruang Alamanda RSUD Abdoel Moeloek,” ungkapnya.(*)