Pembangunan Drainase Desa Griklopomulyo Lampung Timur Disoal, Kades: Sudah Dikondisikan

Wrga Desa Griklopomulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur memperhatikan pembuatan drainase yang bersumber dari Dana Desa.

Lampung Timur- Program
Pembangunan Drainase senilai Rp 874.764.000. bersumber dari Dana Desa (DD) Desa
Griklopomulyo Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur, diprotes warga,
uniknya, salahsatu warga yang memprotes kebijakan perangkat desa tersebut
adalah adik kandung kepala desa.
Hendri warga Ds 1, yang juga merupakan
saudara kandung Kepala Desa Griklopomulyp Wawan Guntur meminta, agar warga desa
pemilik gorong-gorong di depan rumahnya untuk mengeluarkan biaya pribadi
masing-masing warga, baik pembongkaran, pemasangan ataupun fisik
gorong-gorongnya.
Alasannya kata Hendri, dana untuk
pembangunan desa ini tersebut dari pemerintah pusat, jadi ia ingin
pelaksanaanya transparan, Hendri mengaku, awalnya kaget setelah ada pekerja
yang mengerjakan pembuatan drainase.
“Agar kami yang ada gorong-gorong
membayar dan beli sendiri gorong-gorongnya, kalau kita hitung kan paling juga
cuma berapa sih, tapi caranya,” tegas Hendri pada awak media Sabtu (22/7/17)
siang.
Belakangan diketahui, kebijakan
tersebut ternyata juga telah diterapkan sejak tahun 2016 lalu, sehingga tampak
hampir keseluruhan gorong-gorong yang ada di Dusun 1 Desa Girikelopomulyo tidak
berubah dan mengikuti drainase baru, sehingga 
aliran air tidak lancar kerena gorong-gorong milik warga tebih tinggi
dari lubang drainase.
Sumarno warga lain juga menyayangkan
cara dan hasil pengerjaan drainasi tahun 2016, sebab kebanyakan drainase diduga
dikerjakan asalan, bahkan bagian atas dan dasar drainase tidak dihaluskan,
bukan hanya itu, warga juga mengecam sistem adukan yang digunakan diduga hanya
5-7 angkong(lori) pasir dengan 1 sak semen.
Kepada awak media, pekerja
mengaku kebijakan atas tanggung jawab pembongkaran dan  pembuatan drainase itu dibebankan pada dana
pribadi warga tersebut atas  perintah
kepala desa, kerenanya, bagi warga yang tidak mengikuti maka kondisi
gorong-tetap seperti semula, menurut para pekerja, drainase yang dibangun saat
ini berukuran tinggi dengan kedalaman 60 cm, dadarnya 40 cm dan lebar atas 50
centi meter, sedangkan gorong-gorong lama milik warga hanya sedalam 40 centi.
Sumarno mengaku pengerjaan saat
ini ebih baik dari pengerjaan sebelumnya, dikarenakan para pekerjanya masih memakai
tenaga warga desa setempat.
“Tapi untuk tahun 2016 amburadul
pokoknya, drainase tidak dipondasi, cuma ditempel dengan batu, lubang antara
batu ditutup dengan tanah, itu kita sering liat,” urai Sumarno.
Mengingat buruknya hasil
pengerjaan tahun sebelumnya, warga berharap agar tahun ini lebih baik, dan
kepala desa dapat tegas kepada para pelaksana proyek.
Kepala Desa Giriklopomulyo, Wawan
 saat dikonfirmasi di kediamannya enggan
menjelaskan lebih jauh.
“Semuanya sudah dikondisikan
dan dikordinir kepada Ketua Forum Kepala Desa Pak Dodo Kepala Desa Sumbergede
Kecamatan Sekampung Kabupaten Lampung Timur. (FR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *