Salah satu Badak yang ada di TNWK, SRS Lampung Timur |
Lampung Timur- Guna menjamin
keberlangsungan hidup tujuh ekor badak, termasuk satu ekor yang baru
dikembalikan dari penangkaran Amerika Serikat beberapa waktu lalu, Taman
penangkaran Badak Taman Nasional Way Kambas (TNWK) mulai melakukan perluasan
areal lahan.
keberlangsungan hidup tujuh ekor badak, termasuk satu ekor yang baru
dikembalikan dari penangkaran Amerika Serikat beberapa waktu lalu, Taman
penangkaran Badak Taman Nasional Way Kambas (TNWK) mulai melakukan perluasan
areal lahan.
Untuk sumber dananya, pembangunan
sarana penangkaran badak itu dibiayai sendiri oleh Yayasan Badan Indonesia
(Yabi) yang mendapat kucuran anggaran 10.8 miliar, melalui SRS, dan Non APBD
maupun PBN.
sarana penangkaran badak itu dibiayai sendiri oleh Yayasan Badan Indonesia
(Yabi) yang mendapat kucuran anggaran 10.8 miliar, melalui SRS, dan Non APBD
maupun PBN.
“Lahan yang seharusnya adalah
5000 Hektare, Untuk badak yang ada saat ini baru 100 Hektare, dan akan ditambah
areal 250 Hektare, dengan pembangunan talud, dan gorong-gorong, serta pembatas,
” kata Direktur Ekselutif YABI Widodo, didampingi Kurnia, Kasi Pos Waykambas
Arifin, dan Kepala Taman Nasional Waykambas, Subakir MH dan Staf saat menerima
silahturahmi jajaran Forum Wartawan Online (Fortaline) Lampung, di kantor Pos
SRS Badak Sumatera, Rabu (19/07/2017).
5000 Hektare, Untuk badak yang ada saat ini baru 100 Hektare, dan akan ditambah
areal 250 Hektare, dengan pembangunan talud, dan gorong-gorong, serta pembatas,
” kata Direktur Ekselutif YABI Widodo, didampingi Kurnia, Kasi Pos Waykambas
Arifin, dan Kepala Taman Nasional Waykambas, Subakir MH dan Staf saat menerima
silahturahmi jajaran Forum Wartawan Online (Fortaline) Lampung, di kantor Pos
SRS Badak Sumatera, Rabu (19/07/2017).
Sementara untuk pakan, kata
Widodo, selain disiapkan pakan pada zona lahan konservasi, juga berasal dari
tanaman produksi beli dari masyarakat. “Satu tahun ada anggaran Rp 2 miliar,
termasuk untuk pakan. Ada 250 jenis pohon liar, dan perdu. 80 persen tanaman
itu juga disukai oleh satwa lain, jadi sering kali tanaman itu juga dimakan
satwa lain, tapi kita terus dalam proses pemenuhan stok pakan itu,”
katanya.
Widodo, selain disiapkan pakan pada zona lahan konservasi, juga berasal dari
tanaman produksi beli dari masyarakat. “Satu tahun ada anggaran Rp 2 miliar,
termasuk untuk pakan. Ada 250 jenis pohon liar, dan perdu. 80 persen tanaman
itu juga disukai oleh satwa lain, jadi sering kali tanaman itu juga dimakan
satwa lain, tapi kita terus dalam proses pemenuhan stok pakan itu,”
katanya.
Subaqir menambahkan konservasi
badak di TNWK adalah satu satunya Konservasi badak yang berhasil berkembang
biak di Asia, dan di dunia. TNWK juga kini menjadi sentral pelatihan dokter
hewan di Indonesia.
badak di TNWK adalah satu satunya Konservasi badak yang berhasil berkembang
biak di Asia, dan di dunia. TNWK juga kini menjadi sentral pelatihan dokter
hewan di Indonesia.
“TNWK itu dikelilingi wilayah
yang berbatasan dengan 37 desa 11 kecamatan, dan tanpa perambah. Terdapat mitra
220 orang masyarakat binaan, 223 PNS 60 pawang, 65 gajah jinak. Anggaran untuk
pakan gajah berupa snack, Rp1,3 miliar pertahun, dan itu dikelola pihak ketiga
melalui koperasi untuk meminimalisir korupsi. TNWK hanya pengawasan,” kata
Baqir.
yang berbatasan dengan 37 desa 11 kecamatan, dan tanpa perambah. Terdapat mitra
220 orang masyarakat binaan, 223 PNS 60 pawang, 65 gajah jinak. Anggaran untuk
pakan gajah berupa snack, Rp1,3 miliar pertahun, dan itu dikelola pihak ketiga
melalui koperasi untuk meminimalisir korupsi. TNWK hanya pengawasan,” kata
Baqir.
Menurut Baqir, TNWK kini
dilengkapi rumah sakit Gajah terbesar di Asia Tenggara, terdapat lima mamalia,
yaitu Gajah, Harimau, Badak, Tapir, dan Beruang, selain binatang khas lainnya.
“Persoalan yang menonjol adalah perburuan, dan kita terus tingkatkan pengamanan
mengatasi perburuan. Selama satu tahun ini sudah delapan perkara kita majukan
pengadilan, terkait pelanggaran kawasan hutan dan perburuan satwa liar, ”
katanya. (*)
dilengkapi rumah sakit Gajah terbesar di Asia Tenggara, terdapat lima mamalia,
yaitu Gajah, Harimau, Badak, Tapir, dan Beruang, selain binatang khas lainnya.
“Persoalan yang menonjol adalah perburuan, dan kita terus tingkatkan pengamanan
mengatasi perburuan. Selama satu tahun ini sudah delapan perkara kita majukan
pengadilan, terkait pelanggaran kawasan hutan dan perburuan satwa liar, ”
katanya. (*)