Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Lampung Yuntardi |
Bandarlampung-
Mahasiswa Universitas
Islam Negeri(UIN) Raden
Intan menuding Rektorat serampangan dalam mekanisme penerapan subsidi silang Uang Kuliah Tunggal(UKT) di kampus
yang baru saja bertransformasi dari Institut Agama Islam Negeri(IAIN) menjadi UIN.
Sebagai bentuk menolak kebijakan Rektorat, mereka
mendirikan posko ‘Kawal UKT RIN RIL’ dan menggelar aksi di lingkup kampus
mereka.
mendirikan posko ‘Kawal UKT RIN RIL’ dan menggelar aksi di lingkup kampus
mereka.
Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Lampung Yuntardi
mengatakan, pihaknya mempersilahkan mahasiswa yang ingin melaporkan polemik
tersebut ke lembaga yang ia naungi.
mengatakan, pihaknya mempersilahkan mahasiswa yang ingin melaporkan polemik
tersebut ke lembaga yang ia naungi.
“Silahkan mahasiswa UIN mengadu ke kita,” ucapnya, Rabu(24/05/2017).
Jika mahasiswa melaporkan masalah UKT maka Dewan
Pendidikan akan bergerak, turun ke lapangan, melakukan verifikasi berkas
mahasiswa baru kategori UKT.
Pendidikan akan bergerak, turun ke lapangan, melakukan verifikasi berkas
mahasiswa baru kategori UKT.
“Dan kami akan memberikan rekomendasi,” ucapnya.
Ia berujar,
masalah ini sebelumnya juga pernah terjadi di Universitas Lampung(Unila),
karena adanya laporan tim Dewan Pendidikan bergerak dan memberikan rekomendasi.
masalah ini sebelumnya juga pernah terjadi di Universitas Lampung(Unila),
karena adanya laporan tim Dewan Pendidikan bergerak dan memberikan rekomendasi.
‘Semua selesai. Sesuai jalur,” ujarnya.
Sebelumnya mahasiswa UIN Raden Intan Lampung menuding Rektorat
kurang bijak dalam melakukan verifikasi UKT.
kurang bijak dalam melakukan verifikasi UKT.
“UKT di UIN
memang tidak tepat sasaran ,” kata MU.
memang tidak tepat sasaran ,” kata MU.
Ia
menceritakan, dengan membawa berkas banding UKT yang terkumpul dari
menceritakan, dengan membawa berkas banding UKT yang terkumpul dari
posko ‘Kawal
UKT RIL’ yang dibuka mulai Kamis(18/05)
dari calon mahasiswa
baru, MU bersama relawan ‘Kawal UKT UIN RIL’ mengaku telah melakukan
peninjauan terhadap berkas calon mahasiswa baru.
UKT RIL’ yang dibuka mulai Kamis(18/05)
dari calon mahasiswa
baru, MU bersama relawan ‘Kawal UKT UIN RIL’ mengaku telah melakukan
peninjauan terhadap berkas calon mahasiswa baru.
“Kamipun
menemukan salah satu bentuk ketidaktepatan penerapan UKT,” ujarnya.
menemukan salah satu bentuk ketidaktepatan penerapan UKT,” ujarnya.
Ia
menjabarkan, ada 2 orang mahasiswa yang
sama-sama anak tukang ojek pangkalan yang berpenghasilan rendah, untuk biaya makan keluargapun tidak mencukupi dan anehnya kata dia,
2 dua orang tersebut mendapat golongan UKT yang berbeda.
menjabarkan, ada 2 orang mahasiswa yang
sama-sama anak tukang ojek pangkalan yang berpenghasilan rendah, untuk biaya makan keluargapun tidak mencukupi dan anehnya kata dia,
2 dua orang tersebut mendapat golongan UKT yang berbeda.
Ia
mencontohkan, yang 1 mendapat golongan 1
lalu 1 lagi dapat golongan 5.
mencontohkan, yang 1 mendapat golongan 1
lalu 1 lagi dapat golongan 5.
“Padahal
jelas pekerjaan dan penghasilanpun bisa dikatakan sama,”.
jelas pekerjaan dan penghasilanpun bisa dikatakan sama,”.
“Lalu ada
apa dengan mekanisme penerapan dan penggolongan UKT di
apa dengan mekanisme penerapan dan penggolongan UKT di
kampus UIN
RIL ini,” urai MU.
RIL ini,” urai MU.
Ia
mempertanyakan, dalam mediasi MU dan rekan sesama relawan ‘Kawal
mempertanyakan, dalam mediasi MU dan rekan sesama relawan ‘Kawal
UKT UIN RIL’
beberapa hari yang lalu, yang menyampaikan bahwasannya
beberapa hari yang lalu, yang menyampaikan bahwasannya
mereka(Rektorat)
sudah asal.
sudah asal.
“Dan
terindikasi maen tembak terhadap penetapan golongan UKT para
terindikasi maen tembak terhadap penetapan golongan UKT para
calon
mahasiswa baru,” urainya.
mahasiswa baru,” urainya.
Lucunya kata
MU, pihak Rektorat mencioba menghindar saat hendak
MU, pihak Rektorat mencioba menghindar saat hendak
dikonfirmasi
ulang soal UKT di anataranya, Wakil
Rektor 2 berdalih
ulang soal UKT di anataranya, Wakil
Rektor 2 berdalih
hendak
mengantar tamu ke bandara.
mengantar tamu ke bandara.
“Lalu
kondangan dan terakhir pergi ke desa binaan,’ ujarnya.
kondangan dan terakhir pergi ke desa binaan,’ ujarnya.
Kemudian
kata dia, pihak akademik pusat ini mengatakan bahwasanya mereka tidak tahu-menahu dengan
permasalahan ini.
kata dia, pihak akademik pusat ini mengatakan bahwasanya mereka tidak tahu-menahu dengan
permasalahan ini.
“Karena
mereka di sini hanya sebagai eksekutor dan tidak tau apa-apa,” kata dia. (*)
mereka di sini hanya sebagai eksekutor dan tidak tau apa-apa,” kata dia. (*)