Rektor UIN Raden Intan Lampung Moh Mukri |
Bandarlampung- Polemik di Universitas Islam
Negeri(UIN) Raden Intan Lampung bak kusut yang belum terurai.
Segudang permasalahan menyangkut anggaran
ditengarai pemicu dugaan Pungli di kampus yang baru saja bertransformasi dari
Institut Agama Islam Negeri(IAIN) menjadi UIN.
ditengarai pemicu dugaan Pungli di kampus yang baru saja bertransformasi dari
Institut Agama Islam Negeri(IAIN) menjadi UIN.
Pihak Rektorat diduga menutup diri soal
anggaran, ada apa?
anggaran, ada apa?
Mahasiswa kampus ‘hijau’ diduga menjadi
target market penjualan buku oleh para dosen di kampus UIN Raden Intan Lampung
untuk meraup keuntungan pribadi dan kelompok.
target market penjualan buku oleh para dosen di kampus UIN Raden Intan Lampung
untuk meraup keuntungan pribadi dan kelompok.
Di UIN Raden Intan Lampung bukan hal baru
soal dosen mewajibkan semua mahasiswa membeli buku karangannya dengan harga Rp
50-75 ribu perbuku, ada yang hanya untuk reverensi dan ada juga yang digunakan
untuk pengganti tugas.
soal dosen mewajibkan semua mahasiswa membeli buku karangannya dengan harga Rp
50-75 ribu perbuku, ada yang hanya untuk reverensi dan ada juga yang digunakan
untuk pengganti tugas.
“Semua wajib beli buku, karangan dosen
itu sendiri. Sayangnya kualitas bukunya sangat buruk, enggak sesuai dengan harganya,” kata salah satu mahasiswa
Pendidikan Fisika Semester 4 UIN Raden Intan Lampung, Rabu(17/05/2017).
itu sendiri. Sayangnya kualitas bukunya sangat buruk, enggak sesuai dengan harganya,” kata salah satu mahasiswa
Pendidikan Fisika Semester 4 UIN Raden Intan Lampung, Rabu(17/05/2017).
Bukan hanya buku mata kuliah yang menjadi
bisnis utama, bisnis jual beli buku panduan praktikum pun sangat memprihatikan.
bisnis utama, bisnis jual beli buku panduan praktikum pun sangat memprihatikan.
Mahasiswa yang tiap semesternya selalu
membayar dana praktikum sebesar Rp 200 ribu, namun tidak pernah ada kejelasan
dan transparasi soal pengelolaannya.
membayar dana praktikum sebesar Rp 200 ribu, namun tidak pernah ada kejelasan
dan transparasi soal pengelolaannya.
Justeru mahasiswa masih membeli modul dengan
harga Rp 30 – Rp 35 ribu per modul, 3 sampai 4 mata kuliah persemester, padahal
buku panduan itu berupa foto copy-an yang
tebalnya kurang dari 20 lembar.
harga Rp 30 – Rp 35 ribu per modul, 3 sampai 4 mata kuliah persemester, padahal
buku panduan itu berupa foto copy-an yang
tebalnya kurang dari 20 lembar.
Tidak hanya modul, bahan dan alat praktikum
mahasiswa masih membawa sendiri, sesuai dengan kebutuhan praktikum. Padahal
mereka sudah membayar uang praktikum di setiap semesternya.
mahasiswa masih membawa sendiri, sesuai dengan kebutuhan praktikum. Padahal
mereka sudah membayar uang praktikum di setiap semesternya.
“Modul dan bahan praktikum enggak disediain di kampus, kami masih
beli sendiri,” ujarnya.
beli sendiri,” ujarnya.
Namun Rektor UIN Raden Intan Lampung Mukri
enggan menjawab saat dikonfirmasi. (R)
enggan menjawab saat dikonfirmasi. (R)