Kantor BPS Lampung. Foto Ist |
Bandarlampung- Angka kemiskinan Provinsi Lampung mengalami penurunan pada
September 2016. Berdasarkan hasil survei terbaru angka kemiskinan sebesar
13,86% atau 1.139, 78 ribu jiwa.
September 2016. Berdasarkan hasil survei terbaru angka kemiskinan sebesar
13,86% atau 1.139, 78 ribu jiwa.
Data pada
bulan Maret 2016 angka kemiskinan Lampung masih 14,29% atau 1.169,60 juta jiwa.
Dengan kata lain periode Maret-September 2016 telah terjadi penurunan penduduk
miskin sekitar 29,82 ribu jiwa.
bulan Maret 2016 angka kemiskinan Lampung masih 14,29% atau 1.169,60 juta jiwa.
Dengan kata lain periode Maret-September 2016 telah terjadi penurunan penduduk
miskin sekitar 29,82 ribu jiwa.
Penurunan
tingkat kemiskinan selama periode Maret-September 2016 lebih tinggi terjadi di
perkotaan yaitu turun 3, 55% (5,95 ribu jiwa) sedangkan didaerah pedesaan turun
2,88% (23,87ribu jiwa). Demikian disampaikan oleh Kepala Bidang Statistik
Sosial BPS Prov. Lampung Mas’ud Rifai, pada Selasa (3/01/2016) di Kantor BPS
Prov. Lampung.
tingkat kemiskinan selama periode Maret-September 2016 lebih tinggi terjadi di
perkotaan yaitu turun 3, 55% (5,95 ribu jiwa) sedangkan didaerah pedesaan turun
2,88% (23,87ribu jiwa). Demikian disampaikan oleh Kepala Bidang Statistik
Sosial BPS Prov. Lampung Mas’ud Rifai, pada Selasa (3/01/2016) di Kantor BPS
Prov. Lampung.
Dijelaskan
oleh Mas’ud untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kepampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini
kemiskinan dipandang sebagai ketidak mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur adalah dari sisi
pengeluaran. “Dengan
pendekatan ini dapat dihitung Headcount Index yaitu persentase penduduk miskin
terhadap total penduduk, terangnya.
oleh Mas’ud untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kepampuan
memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini
kemiskinan dipandang sebagai ketidak mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi
kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur adalah dari sisi
pengeluaran. “Dengan
pendekatan ini dapat dihitung Headcount Index yaitu persentase penduduk miskin
terhadap total penduduk, terangnya.
Garis
kemiskinan Provinsi Lampung pada September 2016 sebesar Rp368.592 per kapita
per bulan. Mengalami kenaikan sebesar 1,01% dibandingkan pada Maret 2016. Garis
kemiskinan 74,94% disumbangkan oleh komoditas makanan; penyumbang terbesar dari
konsumsi beras, rokok kretek filter dan telur ayam ras. Sedangkan komoditi non
makanan yang menyumbang 25,06% utamanya dipengaruhi konsumsi perumahan,
listrik, dan bensin. Garis kemiskinan di perkotaan lebih tinggi dibanding perdesaan
yakni Rp. 398.378 berbanding Rp357.792.
kemiskinan Provinsi Lampung pada September 2016 sebesar Rp368.592 per kapita
per bulan. Mengalami kenaikan sebesar 1,01% dibandingkan pada Maret 2016. Garis
kemiskinan 74,94% disumbangkan oleh komoditas makanan; penyumbang terbesar dari
konsumsi beras, rokok kretek filter dan telur ayam ras. Sedangkan komoditi non
makanan yang menyumbang 25,06% utamanya dipengaruhi konsumsi perumahan,
listrik, dan bensin. Garis kemiskinan di perkotaan lebih tinggi dibanding perdesaan
yakni Rp. 398.378 berbanding Rp357.792.
Berdasarkan
daerah tempat tinggal, penduduk miskin terkonsentrasi diperdesaan dengan
tingkat kemiskinan sebesar 15,24% (912,34 ribu) jiwa Sedangkan diperkotaan
tingkat kemiskinan sebesar 10,15% (912,34 ribu) jiwa.
daerah tempat tinggal, penduduk miskin terkonsentrasi diperdesaan dengan
tingkat kemiskinan sebesar 15,24% (912,34 ribu) jiwa Sedangkan diperkotaan
tingkat kemiskinan sebesar 10,15% (912,34 ribu) jiwa.
Penurunan
angka kemiskinan di Provinsi Lampung ini sejalan dengan yang terjadi pada
tingkat nasional; namun penurunan angka kemiskinan Provinsi Lampung lebih
cepat. Dengan demikian gap antara angka kemiskinan nasional dengan Lampung
menjadi semakin sempit. (*).
angka kemiskinan di Provinsi Lampung ini sejalan dengan yang terjadi pada
tingkat nasional; namun penurunan angka kemiskinan Provinsi Lampung lebih
cepat. Dengan demikian gap antara angka kemiskinan nasional dengan Lampung
menjadi semakin sempit. (*).